Mohon tunggu...
Hamzah Saifullah
Hamzah Saifullah Mohon Tunggu... -

suka jalan-jalan

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

BELITONG - Sepotong Surga Di Negeri Pelangi

29 September 2014   20:51 Diperbarui: 17 Juni 2015   23:03 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Danau Kaolin photo DanauKaolin_resize.jpg

text dan Photo : Alexamzah

Matahari semakin terasa sangat hangat pagi itu sempurna sekali, laut bening biru tosca, berpadu dengan langit yang biru yang menghampar bersih , sesekali terlihat awan mengapung putih bergulung seperti gumpalan-gumpalan kapas yang akan dipintal menjadi benang. Sepanjang perjalanan kami dari Pulau Burong menuju Pulau Lengkuas dihiasi oleh pulau batu granit kecil yang tersebar sepanjang laut seakan menjadi accecories sendiri untuk keindahan laut Belitung

Setelah delay sekitar 30 menit akhirnya pesawat yang membawa saya ke Belitung berangkat juga. Perjalanan udara dari Jakarta ke Belitung memakan waktu sekitar 45 menit, cuaca hari itu cukup mendung. Benar saja sesaat sebelum pesawat mendarat di Bandar Udara H.A.S. Hanandjoeddin, Tj Pandan – Belitong hujan sudah mulai turun, tetapi ada pemandangan yang cukup menarik terlihat dari dalam jendela pesawat. Kontur bukit yang terlihat berwarna putih-coklat berlubang dengan jumlah yang sangat banyak.Rasa penasaran saya akhirnya terjawab juga, cerukan-cerukan yang terlihat dari window seat pesawat adalah bekas tambang-tambang timah yang sudah tidak berproduksi dan ditinggalkan. Hujan semakin deras ketika pesawat mendarat, tapi untung saja mobil penjemput segera tiba dan siap siap mengantar untuk mnikmati keindahan pulau ini.

Sepanjang perjalanan dari bandara H.A.S. Hanandjoeddin menuju kota Tanjung Pandan sangat sepi, mungkin hanya mobil rombongan kami saja yang melaju diatas jalan aspal yang di sebalah kiri-kanannya merupakan perkebunan kelapa sawit. Perlu diketahui, tidak ada angkutan umum dari Bandara ke kota, jadi yang harus anda lakukan adalah menyewa mobil dari bandara secara patungan atau sebelum berangkat anda menghubungi profider wisata yang ada di Belitung ini.Lokasi persinggahan sementara sebelum Check In di hotel adalah Pantai Tj. Kelayang. Di tempat ini jika cuaca sedang cerah cocok sekali untuk menikmati matahari tenggelam, dan kalau beruntung (saat bulan purnama) anda bisa menikmati MoonRises dan sundown secara bersama dari sisi yang berlawanan ditempat anda berdiri, It’s a Blessing. Beberapa penyelam juga terlihat meyiapkan alat-alat selamnya dari mobil dan akan melakukan kegiatan diving advanture dimalam hari.

Tidak terasa sudah cukup lama di Tanjung Kelayang, tapi kami merancanakan kembali kesini keesokan pagi buta untuk memulai menjelajah pulau-pulau di Belitung.Perut terasa lapar, ketika menyisir kota Tj. Pandan saya melihat restoran yang tidak terlalu besar tapi cukup ramai di bilangan jalan siliwangi, di Restoran Diva ini saya memesan Nasi Goreng Singapore atas rekomendasi pemilik restoran dan untuk minumannya Es Jeruk Kunciyang rasanya sangat khas sekali, sedikit asam, manis tapi segar sekali ini adalah minuman khas Belitung. Atau anda bisa mencoba Mie Atep (masih jalan yang sama),tapi anda harus menyegerakan datang kesini kalau tidak anda kehabisan porsi. Karena selain Mie Khas Belitung yang jadi kuliner wajib, Mie Atep ini sangat laris dan tersohor terbukti dengan terpampang  foto Tukul Arwana, Dorce Gamalama, dan artis pendukung film Laskar Pelangi, di resto mie kecil ini. Setelah kenyang kami memutuskan untuk kembali ke hotel, merecharge tenaga untuk beraksi keesokan paginya.

Alarm waker berbunyi tepat pukul 04.00 wib, setelah menyegarkan diri dan mengambil peralatan fotografi yang sudah disiapkan sejak semalam, saya menuju loby hotel untuk bertemu dengan teman-teman seperjalanan dan Tour Driver tentunya untuk menuju pantai Tanjung Kelayang sebagai starting point petualangan kami. Benar saja pagi itu rombongan kami sudah ditunggu oleh tukang perahu yang sudah kami sewa sebelumnya untuk mengantar berkeliling pulau kecil di Belitung mulai dari Pulau Burong , Pulau Lengkuas, Pulau Kepayang. Persinggahan kami yang pertama adalah Pulau Burong, mengapa disebut Pulau Burong/Burung? Di pulau ini terdapat tumpukan batu-batu granit besar yang tersebar di lautan dan salah satunya menyerupai bentuk burung lengkap dengan paruhnya. Sebentar saja kami singgah disini, kegiatan yang kami lakungan hanya memanjat batu granit super jumbo itu sampai puncaknya, dan disana terlihat menara mercusuar klasik berdiri kokoh ditengah laut. Matahari semakin terasa sangat hangat pagi itu sempurna sekali, laut bening biru tosca, berpadu dengan langit yang biru yang menghampar bersih , sesekali terlihat awan mengapung putih bergulung seperti gumpalan-gumpalan kapas yang akan dipintal menjadi benang. Sepanjang perjalanan kami dari Pulau Burong menuju Pulau Lengkuas dihiasi oleh pulau batu granit kecil yang tersebar sepanjang laut seakan menjadi accecories sendiri untuk keindahan laut Belitung. Pulau Lengkuas sudah cukup dekat terlihat, menara mercusuar tinggi kokoh berdiri diatas pasir putih, merupakan spot favorit para fotografer, ribuan frame sudah dibuat untuk mengabadikan pulau lengkuas ini, dan memang Menara Mercusuar Pulau Lengkuas adalah salah satu icon wisata Belitung. Belumlah sah ketika anda di Belitung kalau tidak menapakkan kaki di pulau ini. Ada aturan sendiri ketika anda masuk untuk kedalam Menara Mercusuar buatan Belanda tahun 1882 ini, lepas alas kaki, cuci bersih pada bak air yang tersedia di depan pintu masuk, tinggalkan makanan dan minuman didepan pintu. Aturan ini diterapkan untuk menjaga kebersihan bagian dalam menara 18 tingkat ini. Coba anda bayangkan jika setiap hari petugas membersikan butiran pasir yang anda bawa di kaki ketika anda tidak membasuh kaki anda sebelum masuk menara, dan petugas disini sangat tegas memberlakukan aturan ini. Sampai sekarang Menara Mercusuar ini masih aktif beroperasi yang dijaga oleh 2 orang petugas dari Dinas Perhubungan Laut.Ketika mulai masuk bangunan putih ini dan mulai menaiki setiap lantainya, pemandangannya sangat eksotis, hamparan laut biru tosca, pantai pasir putih, dan awan biru, seakan dibingkai sempurna oleh jendela-jendela klasik di Mercusuar ini.

Setelah puas berkeliling pulau lengkuas perjalanan kami lanjutkan menuju Pulau Kepayang, apa yang istimewa disini? Tidak seperti pulau lengkuas yang sulit mendapatkan air tawar bersih, di pulau Kepayang ini cukup mudah mendapatkannya. Di Pulau Kepayang ini sudah dibangun falitas resort dan cottage, anda cukup membayar 200-300 ribu rupiah jika ingin menyewa salah satu kamar-nya. Fasilitas wisata dan olah raga air juga lengkap tersedia disini, mulai kano, Snorkling, sampai diving, atau hanya cukup berenang dan terjun dari atas batu granit dengan kedalaman air yang rata-rata se-dada orang dewasa, cukup menyenangkan menghabiskan waktu disini. Di Pulau Kelayang ini juga ada penangkaran penyu sisik dalam kolam-kolam penampungan ada beragam ukuran anak penyu yang nantinya akan dilepas ke laut, pada bulan-bulan tertentu penyu yang ukurannya relatif besar akan singgah ke pulau ini untuk bertelur. Mendung pekat terlihat menggelayut dikejauhan, ini tanda untuk kami harus kembali ke pulau induk, sesaat kami dalam perjalanan pulang, hujan sudah mulai turun cukup deras dan gelombang laut mulai menggoyang perahu kecil yang kami tumpangi, bukannya takut tapi malah menimbulkan sensasi keasyikan tersendiri. Setelah kurang lebih 30 menit perahu sudah bersandar lagi di Tj. Kelayang, dengan perasaan penuh kegembiraan atas petualangan kecil yang kami lakukan hari ini. Kami pun kembali ke hotel dan membasuh badan ini dengan air panas, dan beristirahat untuk destinasi petualangan selanjutnya. Terasa sempurna sekali hari ini.

Atas saran dari Bapak Sukirman (Driver Tour) untuk menyaksikan terbitnya matahari yang terbaik adalah dari danaubekas Tambang Kaolin yang merupakanpesona tersendiri di Belitung ini, maka sejak subuh mobil yang kami tumpangi melaju menuju tambang ini.Kombinasi bebatuan kaolin putih dan air danau yang berwarna biru merupakan pemandangan exotic sangatlah layak untuk dimasukkan dalam list kunjungan kalau anda kesini.Ketika matahari sudah menampakkan diri dibalik bukit kaolin, danau yang awalnya didominasi oleh warna-warna dingin berubah menjadi kemerahan dan hangat. Merah, kuning, orange pada bagian langit sangat sempurna ketika dikombinasi dengan warna danau yang putih kebiru-biruan. Tidak ada salahnya juga kalau anda mengabadikan foto-foto disini atau hanya memotret dengan kamera Hp anda untuk picture profile di blog social media J. Setelah matahari cukup tinggi kami metuskan untuk jalan ke destinasi selanjutnya.

Mungkin anda masih ingat dengan Scene-scene yang ada dalam film Laskar Pelangi.Film tentang anak-anak Belitung yang menjadikan alam sebagai tempat bermainnya, disalah satu scene-nya diceritakan sekumpulan anak-anak bermain bermain berloncatan dengan cerianya di sebuah pantai dengan latar belakangbatu-batu granit yang supermasiv? Tentu saja masih ingat, scene film tersebut diambil di Pantai Tanjung Tinggi. Dan memang layak sekiranya dinobatkan sebagai pantai terbaik didunia, selain indah juga terjaga kebersihannya, sangat bersih bahkan untuk ukuran pamntai di Indonesia. Untuk urusan kuliner, jangan kuatir, tidak jauh dari kawasan pantai banyak terdapat warung-warung makan khas melayu seperti aneka macam olahan ikan laut yang dipadukan dengan kesegaran Es kelapa muda. Seperti di Pulau Kepayang, sarana wisata laut di sini terbilang cukup lengkap mulai dari boat yang siap mengantar anda berkeliling pantai, snorkeling, diving, atau memancing ikan laut. Seharian di pantai Tinggi ini juga tidak pernah terasa bosan.

Sayang dihari kedua ini kunjungan kami dibatasi oleh waktu yang tidak sampai sore, karena pesawat yang membawa kami ke Jakarta harus take off sekitar pukul 16.00. tapi sebelum kembali ke aktivitas rutin, lidah ini juga harus dimanjakan. Kali ini kami memilih restoran sari laut yang searah dengan airport, menu wajibnya adalah Soup Bandeng dan lagi-lagi sebagai pelengkapnya adalah Es Jeruk Kunci.Rasa lelah seolah tertutupi oleh kegembiraan, dan kebahagiaan bersama teman-teman seperjalanan selama trip ini. “Happiness only real when shared” (into the wild).


Penerbangan:

-Sriwijaya Air (Jakarta, Soekarno Hatta – Tj. Pandan, H.A.S. Hanandjoeddin)

Tour:

-Bp. Sukirman (Driver Tour - 08163266374)

-Belitong Adventure – diving, outbound, etc.. (Dita Damayanti 0871925519)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun