Mohon tunggu...
Alexa Liu Dwi Sandra
Alexa Liu Dwi Sandra Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswi

saya suka membuat kreativitas, mencari pengalaman, mencoba hal baru, dan saya suka sekali dengan fashion

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengenal Arti Seni dalam Kehidupan Seorang Pengamen Jalanan

11 Juni 2024   23:20 Diperbarui: 11 Juni 2024   23:44 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Seni adalah suatu karya manusia menjadi bentuk audio, visual, sastra, dan lain sebagainya. Banyak manusia menerapkan seni sebagai letak mereka dalam mengekspresikan dan mengungkapkan diri mereka, bahkan dalam kehidupan sehari-hari. Perasaan, ide, dan pengalaman para seniman diungkapkan dalam berbagai bentuk medium seperti lukisan, musik, tarian, teater, dan lain-lain yang akan dinikmati bersama secara estetika. Hasil ekspresi kreatif inilah yang akan dihargai keindahan atau kekuatan emosinya. Keahlian mereka dalam mengolah seni bisa menjadi hiburan, kritik sosial, sarana spiritual, dan refleksi budaya.

Secara tidak sadar, setiap hari kita selalu dijumpai dan hidup berdampingan dengan seni disertai definisi dan fungsi yang berbeda-beda. Sebab seni memiliki berbagai jenis dan memiliki beberapa aliran seperti seni rupa (lukisan, patung, fotografi), seni pertunjukan (musik, tari, teater), seni sastra (puisi, drama), dan seni digital (film, animasi, video).

Jika kita mengenal seni musik lebih dalam, seni musik telah menjadi bagian integral dalam kehidupan sehari-hari manusia. Musik biasanya digunakan sebagai media hiburan yang dapat menghidupkan suasana menjadi lebih ceria dan menyenangkan. Selain itu tidak hanya berfungsi sebagai hiburan, tetapi juga memiliki berbagai manfaat dan fungsi yang signifikan dalam berbagai aspek kehidupan.

Kita sudah tidak asing lagi jika mendengar kata pengamen. Pengamen atau seniman jalanan adalah salah satu seniman musik yang menggunakan alat musik dalam menciptakan karya musiknya. Bagi pengamen, musik bukan hanya sekedar hobi, melainkan juga cara mereka dalam mendapatkan pendapatan. Sebagai seniman, kualitas seni yang mereka miliki ditunjukkan sebagai modal untuk mendapatkan sesuap nasi. Sering kali kita menemui pengamen di tepi jalan maupun di sudut-sudut kota.

Panas terik matahari, hujan, dan rasa lelah pasti mereka hadapi ketika pengamen sedang mencari nafkah. Namun, cinta mereka terhadap musik membuat mereka tetap bertahan. Lalu pandangan masyarakat mengenai kehadiran pengamen adalah merekalah yang juga turut memperkaya suasana kota. Suara petikan gitar yang dihasilkan sesuai nada lagu yang indah membuat pendengar merasa terhibur dan menikmatinya.

"Aku udah hampir 8 tahun jadi pengamen" ujar pak Yo, seorang pengamen gitar di kota Jember.

Mario safario atau sering dipanggil dengan panggilan akrab "pak Yo" lelaki kelahiran  1963 yang lahir di Surabaya hidup menjadi seorang pengamen jalanan dan seorang petugas warker. Tetapi kini ia tinggal di kota Jember dalam sebuah Gardu Kecil. Padahal di daerah tersebut pak Yo masih memiliki keluarga dan saudara dekat yang rumahnya pun tidak jauh dari tempat tinggal pak Yo. Keputusan pak Yo lebih memilih menjadi seorang pengamen jalanan dan mencukupi kehidupan sehari-harinya secara mandiri. Meskipun menjadi pengamen menghasilkan pendapatan yang tidak seberapa, namun pak Yo masih teguh pendiriannya dan sangat mencintai profesinya tersebut sebagai pengamen jalanan. Di balik itu, pak Yo sering mendapatakan makanan dari saudara bahkan warga sekitar.

Pak Yo sudah menjadi pengamen jalanan selama 8 dan pastinya sangat ahli dalam bermain gitarnya. Sebab, setap hari ia mengasah keterampilannya tersebut dengan berlatih dan pratik langsung ke jalanan. Ia mampu mencukupi rasa bahagia dalam hidupnya meskipun ia adalah seorang pengamen jalanan. Menjadi pengamen jalanan mengajarkan banyak arti seni dalam hidup bagi pak Yo.

"Saya jalani hidup ini dengan apa adanya dan selalu bersyukur" ujar pak Yo ketika sedang di wawancarai.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun