Suatu hari saat tiba-tiba hujan mengguyur kota Meganville, Vienna Mielka mengeluh kedinginan. "huh kenapa harus hujan sekarang si!" keluh Vienna. Vienna adalah anak dari seorang Percy Mielka dan Norad Mielka yang sangat terkenal karena memiliki perusahaan yang sangat sukses. Tidak ada satupun yang tidak mengenal keluarga Mielka. Vienna memang terkenal di sekolah karena orangtuanya. Vienna memiliki apapun yang ia mau, mulai dari kendaraan yang ia mau, barang-barang branded dan lain-lain. Tetapi dibalik semua kebaikan ini, Vienna merasa hampa karena orangtuanya yang tidak pernah ada untuknya. Mama, Papanya tentu sangat sibuk mengurus bisnis mereka. Besok Vienna akan pindah dari kota Meganville ke kota Velarfields, kenapa? Karena orangtuanya yang memaksanya. Norad Mielka adalah seorang yang tegas, begitupun Percy. Vienna bukan anak yang mudah bergaul. Ia susah mencari teman. Di sekolahnya ia hanya memiliki satu teman dekat, bukannya Vienna tidak mau memperluas pergaulannya tetapi, orang lain atau teman-temanya mengangap kalau Vienna adalah anak yang pilih-pilih teman. Padahal ia hanya malu untuk berbicara ataupun mengajak orang lain untuk berteman dengannya.
"Venka, aku  bakal kangen kamu" ucap Vienna saat berada dirumah sahabatnya itu. Namanya Ivenkara Vellicia. "iya aku  juga Vie, jangan lupa mampir-mampir kesini ya! aku bakal disini nunggu lo" Balas Venka sambil memeluk sahabatnya itu. "eh udah jam 21:30 lo! Kok ga pulang? Kan besok kamu berangkat!" tanya Venka setelah memeluk sahabatnya "males  pulang" jawab Vienna sedih "jan sedih mulu napa! Kan masi bisa vidcallan, chattingan, telponan, dan lain-lain deh!" bujuk Venka "iya iya aku pulang besok kamu anter aku ke bandara kan?" tanya Vienna sambil memasang muka memelasnya "iya, gausah melas melas gitu mukanya jijik liatnya" jawab Venka "yaudah aku pulang ya! Bye!" kata Vienna sambil melambaikan tanganya "iya bye!"
Vienna melangkah kedalam rumahnya diam-diam karena ini sudah melewati jam malamnya. Ayahnya Vienna membuat peraturan dimana ia harus pulang kurang dari jam 21:00. Sekarang bahkan sudah jam 22:00. Rumah nya sangat sepi. Mungkin ayahnya sudah tidur. Saat sampai di kamar Vienna langsung tidur.
Jam 5 pagi Vienna terbangun karena mamanya berteriak menyuruhnya untuk bangun dan siap-siap untuk sekolah barunya. Vienna sudah sampai di kota Vellarfields subuh tadi.
"Vie! Cepet siap-siapnya!" teriak mamanya dari dapur, "iya ma" sahut Vienna dari kamar. Saat Vienna sudah sampai di dapur untuk makan bersama... "Vie, hari ini mama sama papa bakal sibuk dikantor karena baru pindah, jadi mungkin kita 1 minggu ini gak pulang ya" kata mamanya santai, Vienna yang mendegarkanya pun seketika emosi karea ucapan mamanya "Ha? 1 minggu, nggak sekaian 1 bulan ma?, aku ini baru pindah sekolah dan mama sama papa langsung ninggalin aku? Mending aku di Meganvile ma!" sahut Vienna tidak mau terima. "kenapa sih kamu selalu ngebantah mama? Nggak bisa apa turutin keinginan mama 1 kali aja?" balas mama "1 keinginan mama? Mama mah punya banyak keinginan! Coba mama pikir, aku disini, di Vellarfields ngapain kalo nggak gara-gara mama!" Vienna mulai berapi-api "CUKUP!" papa Vienna melerai keduanya, eh bukan melerai tapi membela mamanya "Kamu ini, ga sopan sama orangtua! Ga mengahargai kita yang sudah kerja keras buat kamu!" bentak papa Vienna "ok aku minta maaf kalo ga sopan, aku hargai selalu kerja keras kalian.
Tapi aku mau jadi kayak anak anak normal yang lain, yang diperhatiin sama orangtuanya. Mama sama papa sibuk, yaudah aku berangkat" kata Vienna yang akhirnya melembut.
Vienna akhirnya mengambil kunci mobilnya lalu pergi ke sekolahnya. Vienna buka Google maps karena belum tahu lokasi sekolahnya. Sekolah barunya bernama Hougghtan Vellarfields School. Saat sudah sampai Vienna turun dari mobilnya dan langsung mencari ruang kepala sekolah. Karena Vienna kebingunggan Vienna pun bertanya pada 1 orang yang ada didekatnya. "hai, permisi kalo ruangan kepsek dimana ya?" tanya Vienna "oh ada di pojok sana!" kata gadis itu sambil menunjuk nunjuk lorong disebelah kanan, "anak baru ya?" tanya gadis itu "iya, salam kenal ya, aku Vienna Mielka" kata Vienna sambil menyodorkan tangan nya, gadis yang diajak berbicara pun kaget "hah? Vienna Mielka?" gadis itu pun kaget "iya" Vienna menjawabnya dengan santai, kejadian ini sudah biasa bagi Vienna saat berkenalan dengan orang baru. Mereka pasti kaget karena 'Mielka' di nama belakangnya. "oh! Hai salam kenal nama ku Rivelra Imari, panggil aja Velra!" kata gadis yang bernama Velra itu dengan bersemangat. Velra langsung ke mengantar Venka ke ruang kepsek. "ini ruangan nya aku tunggu di luar ya" Vienna pun masuk ke ruangan kepsek.
Setelah dapat pemberitahuan bahwa Vienna ada di kelas 8C ia langsung keluar. Ternyata Velra masih menunggunya di luar. "Gimana kamu kelas berapa?" tanya Velra "aku kelas 8C. Kamu?" tanya Vienna balik "wah! Kita sekelas dong!" ucap Velra semangat. Setelah itu mereka pun kekelas. Perkenalan pada hari pertama Vienna pun berjalan dengan lancar, begitupu pada hari hari berikutnya. Tidak ada yang special. 1 minggu kemudian.
"Hai Vie!" sapa Yeara pada Vienna. Yeara Arley adalah teman sekelas Vienna di sekolah barunya ini. Yeara cukup terkenal karena sikapanya yang buruk atau biasa orang bilang bad girl. Selama ini Vienna tidak pernah berkomunikasi dengan Yeara karena Vienna dengar dari Velra kalau Yeara sering mencari masalah dengan murid-murid di sini. Bukan hanya Velra yang bilang begitu, tetapi Carl dan Evivany (teman dekat Velra) juga berkata demikian.
"Ada apa ya?" tanya Vienna to the point "aku cuman mau nanya, emang bener ya yang digisopin anak-anak kalau kamu tu Cuma ngaku-ngaku jadi anaknya keluarga Mielka, padahal kamu sendiri bisa sekolah didsini karena beasiswa?" tanya Yeara langsung, sontak Vienna pun kaget dengan apa yang dikatakan Yeara. Jelas semua yang dikatakan Yeara itu bohong, Vienna sekolah disini karena mamanya yang memaksanya bukan karena beasiswa dan soal ngaku-ngaku keluarga Mielka? What apa apaan ini? "denger dari siapa?" tanya Vienna "dari Velra" whaatttt Velra? Seolah semua ini tidak mungkin. "aku gak bohong sumpah Vie" terlihat jelas di muka Yeara ada sebuah kejujuran yang amat sangat.
Bell tanda istirahat pun berbunyi. Sejak tadi, Vienna tidak berbicara ke Velra sedikit pun, hal itu pun menjadi tanda tanya bagi Velra "Viee plis kalo aku ada salah ngomong!" kata Velra ngegas "gausah pura pura sok gak tau deh" jawab Vienna ketus "Plis deh Vie aku pusing liat kamu gini terus, jawab yang bener kenapa kamu gini" tanya Velra melembut "kata Yeara kamu bilang kalo aku ngaku ngaku jadi keluarga Mielka doang trus aku kesini karena beasiswa, apa coba maksud mu? Kamu main belakang?" kata Vienna sambil berkaca-kaca "kata siapa? Yeara? Kamu percaya aja gitu sama dia? Lagi pula aku ngak ngomong kaya gitu sumpah Vie!" kata Velra sambil berusaha menenangkan temannya yang hampir nangis "bukan kamu jadinya?" tanya Vienna berharap "bukan Vieee percaya deh, udah ah jangan sedi-sedi mulu, yuk kekantin!" ajak Velra "yaudah yuk. Eh tapi maafin aku ya tadi udah ga percaya sama kamu" "iyaaa" jawab Velra tulus.