Data pada Bank Indonesia menunjukkan kredit perorangan tumbuh 8,4% secara tahunan. Pada Juni 2022, survey BI menunjukkan IKK (Indeks Keyakinan Konsumen) sebesar 128,2 yang berarti dalam kondisi growth indeks >100.
Meskipun IKK tidak menunjukkan daya beli, namun tetap saja IKK bisa menjadi acuan peningkatan daya beli masyarakat.
Perlu diketahui juga bahwa pergerakan ekonomi kita masih dominan pada sektor komsumsi, yang artinya ekonomi yang digerakkan untuk kebutuhan konsumtif. Sedangkan sektor lainnya masih tergolong rendah.
Oleh karenanya, penting bagi pegiat UMKM menyiapkan rumus dan strategi untuk menghadapi ancaman resesi global agar ekonomi terus bergerak dan betumbuh.
1. Menjaga Faktor Permintaan Konsumen.
Menjaga faktor permintaan konsumen menjadi salah satu faktor untuk menjaga ketahanan bisnis UMKM. Dengan adanya kenaikan harga bahan bakar dan komoditas lainnya dapat mengundang terjadinya inflasi, hal itu dikarenakan kemungkinan terjadinya penurunan daya beli.
2. Digitalisasi pasar
Jika pasar terjadi stagnasi, pelaku UMKM domestik perlu meningkatkan literasi digital, dinilai pasar domestik kita masih sangat rendah oleh karenanya perlu digitalisasi pasar. Beberapa study membuktikan bahwa literasi digital menjadi kunci sukses untuk kegiatan ekonomi pasar. Sangat disayangkan, kenyataanya literasi digital di domestik masih tergolong rendah, oleh karenanya pelaku UMKM tergolong yang paling membutuhkan literasi pasar digital. Saat ini adalah waktu yang tepat bagi pegiat UMKM untuk memulai digitalisasi pasar untuk menghadapi ancaman resesi global.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H