Mohon tunggu...
Alex Raharjo
Alex Raharjo Mohon Tunggu... Freelancer - Laki-Laki

Freelancer, Followback, Comment back.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Fahri Hamzah: Pelaku Teror Jangan Disembunyikan

15 November 2019   14:58 Diperbarui: 16 November 2019   10:01 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mantan Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah meminta ke Mahfud MD untuk membuka masalah teroris di Tanah Air, dibuka ke publik supaya Masyarakat tau sebenarnya apa yang terjadi.

Fahri Hamzah memberikan contoh untuk gelar masalah mulai dari tersangka penusukan yang terjadi terhadap mantan Menko Polhukam Wiranto. Tersangka penyerangan diminta untuk diwawancara oleh media, dibuka untuk umum dan disaksikan publik agar semuanya bisa tau dan menjadikan pelajaran. Bukan disembunyikan atau dibunuh.

Hal tersebut disampaikan di akun Twitter miliknya @FahriHamzah https://twitter.com/Fahrihamzah/status/1194670474371796992?s=20

ss-tweet-fahfri-hamzah-5dce6009097f365e345463a5.jpg
ss-tweet-fahfri-hamzah-5dce6009097f365e345463a5.jpg
Kali ini saya mencoba terbuka untuk cuitan Mantan Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah, Seketika saya terbesit mengapa kasus penyerangan terhadap Wiranto sama sekali belum dibuka ke Publik, yang dijadikan tersangka hanya pelakunya saja yakni Syahrial Alamsyah alias Abu Rara dan Fitri Diana. lantas dibalik otak penyerangan ini siapa? "Apakah murni inisiatif Abu Rara saja tanpa ada dalang dibalik penyerangan Wiranto?" Jujur Sampai saat ini saya masih meragukan penanganan kasus yang menimpa Wiranto.

Karo Penmas Divisi Humas Mabes Polri Dedi Prasetyo kepada wartawan di Jakarta menjelaskan bahwa Abu Rara terdeteksi sebagai bagian dari jaringan Jamaah Ansharut Daulah (JAD), yang pimpinannya -- Abu Zee -- sudah lebih dulu ditangkap. Zee ditangkap 23 September lalu bersama delapan pelaku lainnya, termasuk satu orang di Jakarta Utara. (em) 

Pertanyaan saya sampai saat ini masih belum terjawab, setelah beberapa kejadian aksi teror yang terjadi mengapa dalang dibalik otak teror di Tanah Air ini belum diungkap juga. "Terus dari beberapa anggota JAD siapa saja yang sudah ditangkap, Ada berapa totalnya anggota JAD, Pemilik dan pendana jaringan JAD juga siapa? Bagaimana JAD bergerak kalau ketuanya sudah lebih dulu ditangkap? Anggta/Jamaah JAD juga manusia biasa, darimana mereka bisa bertahan hidup, kan tidak mungkin hanya mengaji tiba-tiba dapat uang jatuh dari atas langit turun ke pengajian"

Menurutku harus diusut tuntas sampai akar-akarnya dan saya sependapat dengan Fahri Hamzah bahwa kasus aksi teror ini harus dibuka ke publik jangan disembunyikan sehingga tidak terjadi fitnah dan bertanya-tanya dengan kejanggalan ini. 

Terlebih atas dugaan terbaru dari kasus bom bunuh diri di Medan, Pelaku diduga terpengaruh istri dan guru ngajinya yang menganut paham radikal. Dan ternyata temuan barunya Tim Densus 88 Antiteror mendapatkan informasi bahwa Dewi Anggraini, istri terduga pelaku bom bunuh diri di Mapolrestabes Medan Rabbial Muslim Nasution sering menemui narapidana di Lembaga Pemasyarakatan kelas 2 Wanita di Medan.

Himbauan untuk mengusut tuntas kasus-kasus aksi teror di Tanah Air ini seakan isap jempol belaka, Sehingga tidak sedikit cuitan-cuitan di twitter menduga settingan, pengalihan isu, gimmick atau hal lainya. Itu karena rakyat geram menunggu lama, ingin tau apa yang terjadi dibalik semua kejadian ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun