beauty, Â dimana menggambarkan suatu aktivitas industri kecantikan yang memprioritaskan kecepatan dalam produksi dan distribusi produk. Singkatnya, fast beauty merujuk pada siklus produksi produk-produk kecantikan yang kelewat cepat demi memenuhi permintaan pasar. Tren ini marak terjadi sebab industri kecantikan melihat adanya peluang yang besar dari sifat tidak cepat puas yang kebanyakan dimiliki oleh para konsumen, khususnya wanita. Konsumen dibuat memilih dari banyaknya varian produk kecantikan yang dipromosikan secara ugal-ugalan.
Kita tau bahwa produk kecantikan seperti skincare dan make up sudah menjadi bagian hidup terpenting bagi kaum wanita. Berbagai produk mereka coba untuk mengetahui jenis seperti apa yang cocok untuk kulit mereka. Apalagi, di masa kini standar kecantikan semakin naik, entah mengikuti aturan dari pihak siapa. Kaum hawa berlomba-lomba demi terlihat yang paling 'menonjol' dengan kecantikannya. Hal ini menimbulkan suatu tren yang bernama fastSalah satu faktor yang membuat fenomena fast beauty ini naik ke daratan adalah semakin cepatnya perkembangan media sosial seperti Instagram dan Tiktok yang memunculkan banyak influencer untuk mempromosikan produk industri kecantikan. Pengaruh para influencer kecantikan terhadap tren fast beauty sangatlah signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Dengan followers yang besar serta kemampuan menyampaikan informasi secara visual dan menarik, serta algoritma media sosial yang mempromosikan konten yang relevan dan cepat berkembang, tidak heran membuat konsumen menjadi mudah terbuai. Hal ini mendorong merek-merek untuk mempercepat siklus produksi dan menciptakan lebih banyak variasi produk dengan mengesampingkan tujuan untuk berkembang serta evaluasi secara perlahan. Akibatnya, tingkat konsumtif masyarakat semakin tinggi sebab merek-merek tersebut menyesuaikan dengan gaya hidup konsumen yang sibuk dan selalu mencari solusi praktis.
Fenomena ini bukan hanya karangan, tetapi benar-benar terjadi di sekitar kita. Belakangan ini, beredar di media sosial X dan Tiktok yang tengah memperbincangkan merek kecantikan yang sedang gencar-gencarnya memproduksi banyak produk baru dengan cepat. Netizen beranggapan bahwa tindakan tersebut dapat melemahkan dan menekan merek kecantikan lokal yang seharusnya tetap memiliki eksistensi. Namun, karena besarnya nama merek dan pengaruh influencer media sosial yang mempromosikan merek tersebut, mereka tetap menang sehingga banyak masyarakat yang tertarik untuk tetap membelinya.
Lalu, apa yang harus kita lakukan? Tentunya, kita hanya bisa mengatur nafsu diri kita sendiri. Langkah paling tepat yang bisa kita lakukan adalah dengan berfokus pada konsep 'beauty minimalism', yaitu konsep dimana kita hanya membutuhkan beberapa produk dasar saja yang benar-benar sesuai dengan kebutuhan kulit kita. Ini akan mengurangi dorongan diri kita untuk terus membeli produk baru yang hanya sekedar mengikuti tren. Ketika kita sudah merasa cocok dan mengetahui jenis perawatan kulit seperti apa yang kita butuhkan, kita tidak akan merasa tergoda untuk mencoba produk jenis lain yang belum tentu cocok di kulit kita.
Selain itu, kita harus bisa mengendalikan diri kita dalam merespons iklan atau diskon yang sering dipromosikan oleh suatu merek. Jangan mudah terpengaruh oleh produk yang hanya sedang tren. Dengan melakukan hal-hal tersebut, kita dapat menekan atau mengurangi tren fast beauty tanpa perlu perubahan yang besar. Hanya dengan tindakan-tindakan yang berfokus pada kesadaran dan kebijakan diri kita dalam memilih dan menggunakan produk kecantikan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H