Kearifan lokal merupakan pandangan hidup, ilmu pengetahuan, dan kehidupan masyarakat yang berwujud aktivitas yang dilakukan untuk pemenuhan kebutuhan mereka. Di samping itu, kearifan lokal juga bermakna sebagai sebuah tatanan kehidupan sosial, budaya, dan lingkungan yang hidup di dalam masyarakat lokal. Dan sebaik-baiknya manusia, ialah dia yang tidak melupakan kearifan lokal budayanya sendiri.
       Kearifan lokal masih sangat penting untuk melandasi pendidikan karena di era modernisasi ini banyak budaya luar negeri yang masuk ke sistem pendidikan kita hingga mengakibatkan hilangnya budaya negara kita sendiri bila tidak dihadapi dengan sungguh-sungguh. Kearifan lokal sendiri merupakan ajaran kebatinan yang sangat memperhatikan aspek-aspek humanitis sehingga pendidikan dengan kearifan lokal harus terus dikembangkan di era modernisasi ini karena dapat dipahami sebagai gagasan gagasan, nilai nilai, pandangan pandangan yang bersifat bijaksana, penuh kearifan, dan bernilai baik yang tertanam kepada masyarakat.
 Kearifan lokal sendiri juga berarti sebagai salah satu kekayaan asli yang dimiliki oleh suatu daerah. Nilai-nilai kearifan lokal terbukti memajukan masyarakat. Adapun semboyan pendidikan yang Ki Hajar Dewantara buat melambangkan kearifan lokal Indonesia dengan arti yang sangat dalam. Semboyan itu terdiri dari 3 kalimat yaitu Ing ngarso sung tulodo, Ing madyo mangun karso, Tut wuri handayani. Ketiga semboyan tersebut bermakna selain menjadi sosok pemimpin yang baik dan panutan, kita juga harus mampu membangkitkan semangat dan mendorong seseorang agar termotivasi untuk menjadi lebih baik.
      Pendidikan berbasis kearifan lokal kita lihat dari landasan ildiil pancasila sebagai dasar negara yang digunakan sebagai ideologi bangsa. Perwujudan kearifan lokal dalam wujud bhinneka tunggal ika yang dijadikan simbol pada lambang negara Indonesia, dapat dikatakan bahwa pendidikan berbasis kearifan lokal untuk membangun keberadapan bangsa, keanekaragaman nilai, dan budaya kehidupan masyarakat. Jadi dapat disimpulkan pendidikan berbasis kearifan lokal merupakan pembelajaran pandangan hidup dan ilmu pengetahuan yang keberadaannya dapat menjadikan bangsa lebih maju. Meskipun banyak budaya luar negeri yang masuk di negara indonesia, budaya kita tidak akan kalah dan hilang. Oleh karena itu, pendidikan berbasis kearifan lokal harus tetap kita lestarikan sebagai salah satu wujud eksistensi budaya kita.
      Contoh pendidikan berbasis kearifan lokal yang bisa kita temui yaitu:
1. Memakai pakaian batik di hari tertentu
Para guru dan siswa mengenakan pakaian batik pada hari tertentu biasanya pada hari kamis atau jumat. ini bukan hanya tentang mengenalkan batik sebagai warisan budaya, tetapi juga mengajarkan siswa untuk mengenal bahwa batik merupakan salah satu budaya kita.
2. Pembelajaran seni dan budaya indonesia
Ini bisa berupa musik, kerajinan tangan, tari tradisional, atau bahasa daerah. Pembelajaran ini bukan hanya dapat melestarikan dan mempertahankan budaya lokal tetapi juga mampu memperluas pengetahuan siswa tentang keberagaman budaya indonesia mengenai berbagai jenis seni & budaya kita.
3. Gotong royong dalam kegiatan sekolah
Kegiatan gotong royong sering kali kita jumpai didalam sistem pendidikan kita seperti membersihkan lalu mengecat kelas, menyiapkan acara jalan sehat, atau kegiatan sekolah lainnya. Kegiatan ini mengajarkan betapa pentingnya kerjasama dan kebersamaan.