Mohon tunggu...
Alex Pratama M
Alex Pratama M Mohon Tunggu... Wiraswasta - Life Sharing to the world

Menulis Blog pertama kali ketika menduduki sekolah menengah Hingga sekarang masih tertarik mengisi waktu dengan baris ide.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Covid-19 dan Makna Tahun Baru

6 Januari 2022   22:10 Diperbarui: 6 Januari 2022   22:43 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Berbagai kebiasaan telah dijalankan masyarakat untuk sekadar menghiasi tahun baru.
well guys, sobat kompasianer, tahun baru seakan menjadi ladang bagi para penjual petasan, mercon, lilin untuk meraup rejeki bahkan tidak lupa juga ini adalah kesempatan bagi produk sirup yang mengunggah kepuasan dahaga bagi para penikmatnya. 

Segala jenis kue pun ditebar kemana-mana, tidak heran setelah tahun baru ada saja yang merasa dietnya gagal karena telah bobolnya timbangan berat badan ideal. 

Ada yang berfoto bersama keluarga disertai dengan kartu ucapan selamat tahun baru bahkan tidak jarang kaum milenial langsung update status di sosmed miliknya disertai caption yang tidak jauh jauh juga, mengenai resolusi dan rekonsiliasi (maap-maapan, red).

Tradisi resolusi dan rekonsiliasi ini menempatkan orangtua diatas sementara anggota keluarga yang lain haruslah tunduk tentunya sambil berharap berkat tercurah untuk tahun depan.

Di wilayah rural seringkali ada tradisi berbagi kue, sehingga kedekatan terhadap lingkungan sosial erat kembali setelah hampir setahun telah dilewati baik berisi kenangan baik maupun buruk. Ini menjadi cara terbaik untuk membangun kehidupan sosial lebih baik khususnya tetangga yang berdekatan rumahnya. 

Ini sekaligus pengamalan pancasila yang saling mempersatukan diantaranya sila ke tiga persatuan indonesia selain itu sila ke dua kemanusiaan yang adil dan beradab, tidak dipungkiri hari hari besar tahun kalender seperti ini ikut membangun peradaban manusia hingga sekarang yang disertai kebiasaan berkumpul bahkan saling mendoakan, tak jarang kebaktian singkat pun masuk agenda.

Penulis tidak lagi melihat itu hal hal seperti itu sekarang. Alih alih mengunjungi tetangga malah kecenderungan mengamankan diri atas potensi virus lebih diutamakan.

Makna tahun baru sendiri adalah makna kebersamaan. Entah kebiasaan apa yang terjadi selanjutnya, kita tidak tahu.
hampir 3 tahun sudah, pandemi menjadi topik hangat . Mungkin saja tradisi berbagi masker juga akan muncul menjadi prioritas.
Alih alih berbagi sirup bergeser menjadi berbagi vaksin dan obat-obatan

Sayang sekali kalau di tahun baru ini kita tidak mengisinya dengan hal-hal positif sambil berharap badai pasti berlalu, dorongan mental sangat diperlukan bagi masyarakat sekarang sehingga cita cita negara bersatu, adil, dan makmur bisa tercapai. Begitu juga kesehatan jiwa rohani dan mental harus dibangun kembali diatas berbagai protokol kesehatan yang membawa sifat stress atau pressure terhadap lingkungan masyarakat.

Demikian kita harus tetap berdoa kepada Tuhan agar kita dapat menjalani era new normal dengan semangat kreatifitas baru. Alih alih sobat kompasiana merasa jenuh lebih baik kita saling mendukung untuk lingkungan kemanusiaan yang lebih baik.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun