Setelah sekian lama sibuk dengan aktivitas yang hasilnya tidak begitu membuatku tersenyum bangga,pahitnya hidup semakin terlihat ketika tersandar disebuah tempat yang tak perduli tempat itu layak atau tidak sambil meneguk minuman cup seharga Rp1000,
Bermodalkan kejujuran dan ihklas sepertinya berat untuk diterapkan. hah!sesekali batin ini berontak untuk ingin menjadi orang seperti ditelevisi bude warung makan sebelah pinggir jalan yang biasa disinggahi para karyawan pusat belanja ibu kota,aku sering berbagi dengan para pengunjung warung bude walau hanya berbagi tempat duduk bergantian agar menjadi akrab,sesekali aku bertanya tentang pekerjaan,situasi,bahkan sampai hal hal diluar jangkauan,,hehe seru tapi penuh harapan,tak terasa waktu kerja kembali,para pengunjung warung bude pun sontak sepi hanya tinggal sopir taxi yang tertinggal sedang mengaduk secangkir kopi dia menyapaku"ngopi mas...?!" Iya pak silahkan lanjut ?jawabku",tak terasa aku duduk diwarung bude sudah hampir dua jam berat rasanya untuk melangkah karena jalanan masih terlihat penuh dengan kenderaan dari roda dua sampai para pemulung gerobak pun ikut mewarnai jalanan ibu kota.melihat keramain itu otakku sontak bertanya"sedang apa saya ini"...saya hanya duduk seperti pemantau jalanan sementara orang-orang sibuk dengan keringat lelahnya,tak terasa sore pun tiba saat mengangkat kaki kebali ke gubuk bulanan ibu kota...beberapa jam dijalanan akhirnya sampai.
Pukul 22:00 kembali rebahan sambil merenungi keseharian ngelontang lantung untuk sesuatu yang belum pasti sampai tertidur untuk esok pagi yang arahnya belum terencana...bersambung
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H