Mohon tunggu...
alex darsono
alex darsono Mohon Tunggu... -

Karyawan biasa

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

"Perbedaan Jadi Air Mata Hati" Part 1

16 Oktober 2013   23:11 Diperbarui: 24 Juni 2015   06:27 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Setelah sekian lama sibuk dengan aktivitas yang hasilnya tidak begitu membuatku tersenyum bangga,pahitnya hidup semakin terlihat ketika tersandar disebuah tempat yang tak perduli tempat itu layak atau tidak sambil meneguk minuman cup seharga Rp1000,
Bermodalkan kejujuran dan ihklas sepertinya berat untuk diterapkan. hah!sesekali batin ini berontak untuk ingin menjadi orang seperti ditelevisi bude warung makan sebelah pinggir jalan yang biasa disinggahi para karyawan pusat belanja ibu kota,aku sering berbagi dengan para pengunjung warung bude walau hanya berbagi tempat duduk bergantian agar menjadi akrab,sesekali aku bertanya tentang pekerjaan,situasi,bahkan sampai hal hal diluar jangkauan,,hehe seru tapi penuh harapan,tak terasa waktu kerja kembali,para pengunjung warung bude pun sontak sepi hanya tinggal sopir taxi yang tertinggal sedang mengaduk secangkir kopi dia menyapaku"ngopi mas...?!" Iya pak silahkan lanjut ?jawabku",tak terasa aku duduk diwarung bude sudah hampir dua jam berat rasanya untuk melangkah karena jalanan masih terlihat penuh dengan kenderaan dari roda dua sampai para pemulung gerobak pun ikut mewarnai jalanan ibu kota.melihat keramain itu otakku sontak bertanya"sedang apa saya ini"...saya hanya duduk seperti pemantau jalanan sementara orang-orang sibuk dengan keringat lelahnya,tak terasa sore pun tiba saat mengangkat kaki kebali ke gubuk bulanan ibu kota...beberapa jam dijalanan akhirnya sampai.
Pukul 22:00 kembali rebahan sambil merenungi keseharian ngelontang lantung untuk sesuatu yang belum pasti sampai tertidur untuk esok pagi yang arahnya belum terencana...bersambung

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun