Walaupun demikian, Kompas tetap mengutamakan berita yang mendidik dan memberi solusi, bukan mencari sensasi. Menurut beliau, jika ingin menerapkan sistem subscribe tadi untuk pendapatan, maka kita harus diimbangi dengan konten berita yang berkualitas pula.Â
Bagaimana Usaha Kompas.id untuk Menjadi Seperti NewYorkTimes?
Tantangan terbesar yang Kompas.id hadapi adalah dari sumber daya manusianya itu sendiri. Kompas.id ingin memiliki konten yang bervariasi seperti New York Times, namun waktu penulisannya juga pasti harus lebih lama.
New York Times mengedepankan kualitas penulisan, itulah sebabnya mereka memiliki kurang lebih 1600 wartawan. Setiap wartawan hanya boleh menghasilkan satu berita yang benar-benar berkualitas dan merupakan hasil endapan pula.Saat ini Kompas baru memiliki 250 wartawan, itulah sebabnya mereka belum bisa benar-benar menerapkan sistem seperti di New York Times.
Disaat ada wartawan di Indonesia yang diminta untuk membuat satu hingga sepuluh berita perhari, Kompas mengambil jalan tengah. Setiap wartawan Kompas hanya boleh mengahasilkan satu hingga dua berita per-harinya.
Jika mereka memiliki waktu luang setelah membuat dua berita, mereka diminta untuk menggodok kembali hasil berita tersebut.
Kompas.id telah hadir sebagai platform digital pelengkap Harian Kompas. Dengan konten yang semakin diasah kualitasnya, semoga Kompas.id tetap menjadi sumber berita digital terpercaya dan faktual.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H