Mohon tunggu...
alessandra acristie
alessandra acristie Mohon Tunggu... Jurnalis - trying my best to write something here.

i hope my writings could be useful.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Awas Berita Hoaks! Kenali Cara Menangkal Hoaks

8 Oktober 2019   00:52 Diperbarui: 8 Oktober 2019   01:25 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Berita hoaks dan portal berita nonkredibel banyak bertebaran di media online Indonesia. Salah satu cara menangkalnya adalah dengan digencarkannya literasi media pada semua kalangan. 

Apa itu jurnalisme multimedia?

Sebelum kita masuk lebih dalam mengenai topik awal kali ini, akan lebih baik jika kita mengetahui terlebih dahulu pengertian dari jurnalisme multimedia.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), jurnalisme adalah pekerajaan mengumpulkan, menulis, mengedit dan menerbitkan berita di surat kabar dan lainnya, atau dapat juga disebut sebagai kewarawanan. 

Jurnalisme dan jurnalistik adalah dua kata yang memiliki arti berbeda. Jurnalistik sendiri menurut KBBI dapat diartikan sebagai yang menyangkut kewartaan dan suratkabaran.

Menurut Wisnu Prasetya Utomo yang merupakan seorang peneliti media di Remotivi, jurnalistik sendiri lebih cenderung kepada hal-hal teknis yan gberkaitan dengan teknik reportase, misalnya teknik menulis, wawancara, dan lain sebagainya. 

Menurutnya, kedua istilah tadi memiliki makna yang relatif sama yaitu, tentang laku kegiatan mengumpulkan, menulis dan menerbitkan sebuah berita sehingga penggunanya bisa dipertukarkan.

Sedangkan menurut MacDougall (1972), jurnalisme adalah kegiatan menghimpun berita, mencari fakta dan melaporkan peristiwa. 

Jadi, dapat disimpulkan bahwa jurnalisme merupakan kegiatan mengumpulkan dan menghimpun serta mengedit dan menerbitkan berita melalui media, baik cetak maupun online.

Sumber : Kajianpustaka.com
Sumber : Kajianpustaka.com
Seiring berkembangnya zaman, Jurnalisme online sendiri dapat didefinisikan sebagai jurnalisme yang dalam prosesnya memanfaatkan internet sebagai media untuk diakses secara global. 

Media online sendiri memiliki kelebihan serta kekurangan. Salah satu kelebihannya adalah jurnalis dapat menerbitkan beritanya lebih cepat, tak perlu keesokan harinya untuk dicetak dan diedarkan. 

Selain itu, masyarakat dapat mengakses berita dengan lebih mudah kapanpun dimanapun.
Sedangkan kekurangan dari media online sendiri, mudahnya berita hoaks tersebar luas. 

Hal ini dikarenakan terdapat banyak portal berita yang memfasilitasi orang awam untuk juga menuliskan dan mempublikasi berita.

Portal berita online di Indonesia

Republika.co.id merupakan media online pertama yang lahir di Indonesia. Media ini lahir pada tahun 1994 tepatnya pada tanggal 17 Agustus. 

Situs ini muncul setahun setelah media cetak miliknya terbit.

Media online di Indonesia terus berkembang pesat mengikuti perkembangan zaman. 

Kemudahan mengakses internet mempengaruhi munculnya banyak portal berita online di Indonesia.

Berikut beberapa portal berita online di Indonesia :

Dan masih banyak lagi portal berita yang ada di Indonesia. Beberapa portal berita di atas termasuk portal berita yang kredibel. 

Menurut Dirjen Aplikasi Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika Semuel Abrijani Pangerapan pada Februari 2017 lalu, mengungkapkan bahwa terdapat 43 ribu situs yang mengaku sebagai produk jurnalistika atau dengan kata lainnya media abal-abal. 

Sedangkan berita yang terverifikasi sebagai situs resmi hanya ada kurang lebih 200-an.

Dengan demikian, tentu produk jurnalistik berupa berita yang diterbitkan oleh media semacam ini tidak dapat dipertanggung jawabkan kredibilitasnya. Oleh sebab itu, kita perlu berhati-hati terhadap berita hoaks yang banyak beredar di media online.

Sumber : Liputan6.com
Sumber : Liputan6.com

Sejak 9 Februari 2017, bertepatan dengan Hari Pers Nasional, Dewan Pers memutuskan untuk memberikan tanda berupa logo dan QR Code untuk situs yang telah terverifikasi sebagai situs berita resmi. 

Dengan begitu, kita dapat mengecek kredibilitas suatu berita. Apabila informasinya setelah memindai dengan QR Code masih kosong, berarti portal berita tersebut abal-abal. 

Hal ini disampaikan oleh Ketua Dewan Pers Yosep Stanley Adi Prasetyo dalam diskusi News or Hoax di Media Center DPR RI pada 10 Januari 2017 lalu. Kita harus dapat membedakan apakah suatu berita itu dapat dipercaya atau tidak.

Berita Hoaks


Dalam kamus Oxford English Dictionary, "hoax" didefinisikan sebagai "malicious deception" atau dapat diartikan dengan "kebohongan yang dibuat dengan tujuan jahat". 

"Hoax" atau "fake news" telah banyak beredar sejak Johannes Gutenbeg menciptakan mesin cetak pada tahun 1439. Menurut KBBI, Hoaks adalah berita bohong.

Sumber : Liputan Islam

Terdapat 3 jenis hoaks menurut Rappler.com yaitu :

  1. Hoax proper : berita yang sengaja dibuat tidak sesuai fakta untuk menipu orang. 
  2. Judul heboh tapi berbeda dengan isi berita : terdapat banyak artikel yang beredar dnegan judul heboh dan provokatif namun tidak sesuai dengan isinya.
  3. Berita benar dalam konteks menyesatkan : memberi kesan bahwa berita tersebut baru terjadi dan bisa menyesatkan orang yang tidak memvervikasi tanggalnya.

Ketua Masyarakat Indonesia Anti Hoax Septiaji Eko Nugroho menjelaskan lima langkah sederhana yang dapat membantu mengidentifikasi berita hoaks, yaitu :

  1. Hati-hati dengan judul provokatif
  2. Cermati alamat situs
  3. Periksa fakta
  4. Cek keaslian foto
  5. Ikut serta grup diskusi anti-hoaks

Literasi Media


Hasil survey menunjukkan bahwa terdapat 97% anak muda dengan rentang usia 16-22 tahun membaca berita melalui media online. 

Sebanyak 60,6% di antaranya mengaku pernah tertipu dengan berita hoaks yang ada di media online. 

Dilihat dari hasil survey, sebanyak 69,7% mengaku dapat membedakan portal berita kredibel dan nonkredibel, namun pada bagian uraian, jawaban mereka hanya sekedar melihat secara kasat mata tanpa mengecek portal berita tersebut apakah sudah terverifikasi atau belum. 

Sebanyak 100% responden juga setuju dengan adanya literasi media untuk meminimalisir kita mempercayai berita hoaks.

Apasih sebenarnya literasi media itu? 

Menurut Sonia Livingstone yang merupakan seorang professor di departemen Media dan Komunikasi London School of Economics and Political Science (LSE), literasi media adalah kemampuan untuk mengakses, menganalisis, mengevaluasi dan mengkomunikasikan pesan dalam berbagai bentuk medium.

Mengapa literasi media menjadi penting? 

Korporasi media industry memiliki posisi yang penting ketika tumbuh bersama masyarakat dalam menyebarkan gagasan, ideology dan berbagai pengetahuan baik dan buruk. 

Industri media ini dapat memanipulasi kesadaran dan pikiran masyarakat, itulah sebabnya penting untuk mendapatkan literasi media guna mengetahui baik-buruknya suatu konten yang disebarkan dalam media online.

Mirisnya, ditengah tingginya hoaks yang tersebar di Indonesia, Indonesia memiliki tingkat literasi media yang paling rendah karena budaya malas membacanya. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan UNESCO pada tahun 2016, Indonesia berada di peringkat 60 dari 61 negara di dunia.

Cara membedakan berita kredibel dan nonkredibel

Berikut cara membedakan apakah suatu berita/ portal berita kredibel dan tidak dapat dicek dengan situs:

  1. Pengecekan berita hoaks : Cekfakta.com
  2. Identifikasi situs abal-abal: Domainbigdata.com , Whois.com , Pandi.id 
  3. Identifikasi gambar hoaks : Image.google.com , Tineye.com  
  4. Identifikasi waktu upload gambar : amnestyusa.org
  5. Menelusuri akun facebook : peoplefindthor.dk
  6. Mengecek lokasi dari gambar : bing.com/maps , wikimapia/org

Anda dapat mengecek kredibilitas suatu portal berita, maupun beritanya sendiri melalui website di atas.

Semoga setelah membaca artikel ini, kita semua dapat lebih peka terhadap berita hoaks.  Apabila kita telah menemukan judul yang mengandung unsur provokatif, kita harus segera mengecek kebenarannya. 

Dengan demikian, kita dapat terhindar dari hoaks. Selain itu, diharapkan juga ketika membaca suatu berita, kita tidak mudah percaya dan tersulut emosi. Karena itulah tujuan dari disebarkannya hoaks. 

Diharapkan Indonesia terus gencar mengadakan literasi media pada masyarakatnya untuk menghindari hoaks-hoaks tadi. Selain itu, diharapkan juga netizen Indonesia dapat menggunakan media online dengan lebih bijak. 

Sumber : inibenar.com
Sumber : inibenar.com

Sumber Tulisan : 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, dan 9.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun