Universitas Diponegoro merupakan sebuah universitas dengan 11 fakultas dan 2 sekolah. Setiap fakultas dan sekolah memiliki kantin untuk seluruh civitas akademika. Hampir setiap kantin menggunakan minyak sebagai bahan baku untuk memasak. Limbah sisa minyak inilah yang berbahaya bagi lingkungan dan makhluk hidup.
Minyak jelantah adalah minyak sisa penggorengan yang dihasilkan dari proses menggoreng. Limbah minyak jelantah, jika dibuang sembarangan, dapat menyebabkan pencemaran lingkungan karena sulit diurai oleh mikroorganisme tanah. Bahaya minyak jelantah bagi kesehatan tubuh terkait dengan kandungan asam lemak jenuh yang tinggi, yang dapat memicu berbagai penyakit seperti kolesterol dan penyakit jantung. Selain itu, kandungan lemak tidak jenuh dan berbagai vitamin dalam minyak jelantah juga dapat menjadi berbahaya bagi kesehatan.
Minyak jelantah, yang merupakan minyak sisa penggorengan, mengandung asam lemak jenuh yang tinggi dan dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan seperti risiko kanker, obesitas, dan infeksi bakteri. Oleh karena itu, penggunaan minyak jelantah dalam menggoreng dan pembuangan limbahnya secara sembarangan dapat berbahaya bagi kesehatan tubuh dan lingkungan.
Pemanfaatan minyak jelantah menjadi sabun padat merupakan upaya daur ulang yang bermanfaat, mengurangi limbah minyak jelantah yang berbahaya bagi lingkungan dan kesehatan. Sabun padat yang dihasilkan dari minyak jelantah dapat digunakan sebagai alternatif sabun mandi yang ramah lingkungan, sehingga membantu mengurangi pencemaran lingkungan akibat pembuangan limbah minyak jelantah secara sembarangan. Selain itu, penggunaan sabun padat dari minyak jelantah juga dapat membantu mengurangi risiko iritasi kulit dan masalah kesehatan terkait dengan limbah minyak jelantah.
Mahasiswa KKN Tematik Undip dengan tema “Optimalisasi Pengolahan Sampah Organik di Universitas Diponegoro” mencoba mengolah limbah minyak jelantah menjadi sabun padat. Pembuatan sabun hanya menggunakan 3 bahan utama, yakni minyak jelantah, NaOH (soda api), dan air. Sedangkan, dapat digunakan juga bahan tambahan berupa minyak esensial untuk menambah aroma dan pewarna untuk memberi warna pada sabun. Pembuatan sabun juga terdiri dari 3 langkah saja. Pertama, buatlah larutan NaOH dengan memasukkan padatan NaOH ke air. Kedua, campurkan larutan NaOH tersebut ke dalam minyak jelantah. Aduk hingga mengental. Pada tahap ini, dapat ditambahkan essential oil dan pewarna. Ketiga, kita masukkan pada cetakan dan tunggu hingga mengeras selama kurang lebih 24 jam. Selanjutnya sabun diangin-anginkan selama 4 minggu untuk melewati proses curing. Setelah itu, sabun siap digunakan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H