Sampah organik daun kering telah menjadi masalah sejak lama bagi Fakultas Sains dan Matematika Universitas Diponegoro. Universitas Diponegoro (Undip) melalui Peraturan Rektor Nomor 5 Tahun 2023 bertekad untuk mengolah sampah dari fakultas atau unit kerja masing-masing, terutama sampah daun dan sampah organik lainnya. Fakultas Sains dan Matematika (FSM) Undip sendiri telah memulai langkah-langkah yang diperlukan untuk mengolah sampah organiknya secara mandiri. FSM Undip telah mencoba membuat kompos dari sampah daun kering menggunakan media compost bag.
Melalui program kuliah kerja nyata, beberapa mahasiswa mencoba membantu dalam hal optimalisasi pengolahan sampah tersebut. Upaya ini dilakukan di bawah program Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKN-T) dengan tema "Optimalisasi Pengolahan Sampah Organik di Universitas Diponegoro". Dalam salah satu program kerjanya, mahasiswa KKN Undip mengolah sampah organik dengan metode pupuk bokashi.
Pupuk Bokashi adalah pupuk yang dihasilkan dari fermentasi bahan-bahan organik seperti sekam, serbuk gergaji, jerami, dan kotoran hewan. Proses fermentasinya melibatkan penggunaan mikroorganisme efektif (EM4) yang membuat pupuk Bokashi tidak panas, tidak berbau busuk, dan tidak mengandung hama dan penyakit bagi tanaman. Pupuk Bokashi berbeda dari pupuk kompos karena proses fermentasinya menggunakan mikroorganisme khusus, sementara pupuk kompos umumnya terfermentasi secara alami oleh mikroorganisme maupun makroorganisme. Manfaat pupuk Bokashi antara lain memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah, serta meningkatkan kuantitas dan kualitas hasil pertanian.
Pembuatan pupuk bokashi sendiri membutuhkan alat atau wadah fermentasinya. Disini, digunakan tong plastik bekas yang diberi kran pada bagian bawah. Kran ini berfungsi sebagai jalur keluar pupuk cair yang mungkin terbentuk. Pastikan juga tong memiliki tutup, karena fermentasi yang digunakan pada pembuatan pupuk bokashi merupakan fermentasi anaerob.
Sampah organik dicampur dengan sekam, serbuk gergaji, atau yang lainnya. Kemudian, ditambahkan campuran EM4 dan larutan gula. Semua bahan dicampurkan dan dimasukkan ke dalam wadah yang sebelumnya disiapkan. Campuran kemudian dibiarkan terfermentasi selama beberapa minggu hingga menjadi pupuk bokashi yang siap digunakan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H