Mohon tunggu...
Alessandro Akbar
Alessandro Akbar Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Menulis

Selanjutnya

Tutup

Music

Heavy Metal Lebih Dari Sekedar Musik

1 Januari 2025   13:00 Diperbarui: 1 Januari 2025   13:00 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Will Ramos vokalis Lorna Shore (Sumber : Pinterest)

Heavy metal adalah salah satu genre musik yang sangat sering menuai kontroversi. Dikenal dengan suara  distorsi gitar yang berat dan bagi banyak orang terasa menyeramkan, vokal yang sering terdengar agresif, dan lirik yang membahas tema tema gelap. Banyak orang juga beranggapan bahwa musik heavy metal terhubung atau terafiliasi dengan setan, atau disebut dengan ‘musik setan’

Sejak kelahirannya pada akhir 1960-an, heavy metal terus berevolusi dan memunculkan banyak subgenre.Subgenre seperti death metal, black metal, hingga progressive metal muncul sebagai bukti kreativitas dan fleksibilitas genre ini. Band-band seperti Opeth dan Spiritbox menggabungkan elemen-elemen progresif, sementara Gojira membawa isu lingkungan ke garis depan lirik mereka. Subgenre seperti thall, deathcore juga sedang booming akhir-akhir ini. Seperti band Lorna Shore yang membawakan ciri khas mereka sendiri dalam genre deathcore, dan seperti band Mirar yang membawakan instrument bergenre thall.

Salah satu aspek paling menonjol dari heavy metal adalah kebebasan berekspresi yang diusungnya. Musik ini sering menjadi media bagi para musisi dan penggemarnya untuk menyuarakan ketidakpuasan terhadap norma sosial, ketidakadilan, atau bahkan isu-isu eksistensial. Band-band seperti Avenged Sevenfold, Lnkin Park,  hingga Slipknot menggunakan musik mereka untuk menggugah kesadaran tentang isu-isu global, mulai dari perang hingga kerusakan lingkungan.

Lirik dalam heavy metal sering kali ditulis dengan kedalaman dan metafora yang kuat, menjadikannya lebih dari sekadar teriakan emosional. Misalnya, lagu "Criticcal Acclaim" dari Avenged Sevenfold menggambarkan kritik terhadap para pemimpin di Amerika Serikat. Contoh lain adalah “Euclid” dari Sleep Token menggambarkan emosi seseorang yang merelakan seseorang yang dicintainya. Ini menunjukkan bahwa heavy metal tidak hanya bicara tentang kemarahan, tetapi juga refleksi intelektual terhadap dunia dan perasaan seseorang terhadap sesutau yang dicintainya.

Sleep Token (Sumber : Pinterest)
Sleep Token (Sumber : Pinterest)
Heavy metal juga memiliki daya tarik dalam menciptakan komunitas yang erat. Konser-konser heavy metal sering kali menjadi ruang di mana orang-orang dari latar belakang berbeda berkumpul untuk merayakan musik dan kebersamaan. Headbanging, mosh pit, merupakan hal yang normal dilakukan pada konser band band metal.

Para penggemar musik metal biasa disebut sebagai “metalhead”. Stereotipe tentang metalhead sebagai orang yang agresif atau pemberontak tidak selalu benar. Apalagi pada zaman milenial ini, penggemar musik metal saja bisa disebut sebagai metalhead. Musik heavy metal seringkali menjadi cara bagi metalhead untuk mengekspresikan emosi yang kuat, seperti kemarahan, kesedihan, atau kegembiraan.

Di sisi lain, heavy metal juga menunjukkan daya tahannya melawan perubahan zaman. Meski sering dianggap musik "pinggiran," genre ini tetap bertahan dan bahkan berkembang di era digital. Bahkan di platform seperti YouTube dan Spotify, tidak jarang musik heavy metal meduduki top charts pada kedua platform tersebut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun