Teknologi Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence / AI) menjadi sebuah topik hangat yang mengerikan di kalangan masyarakat yang membutuhkan sebuah pekerjaan. Dengan kemajuan pesat dalam perkembangan mesin dan pemrosesan bahasa ilmiah AI tidak lagi menjadi konsep futuristik yang hanya ada dalam film-film fiksi ilmiah.Â
Melainkan saat ini, AI telah memasuki kedalam berbagai aspek kehidupan kita, mulai dari ponsel pintar hingga sistem pemgenalan wajah yang tedapat di bandara. Namun, Dengan kelebihan dan manfaat yang dihadirkan oleh AI ini ada juga kekhawatiran yang signifikan, terutama terkait dengan dampaknya terhadap pekerjaan di masa depan. Banyak orang yang mempertanyakan apakah AI akan menggantikan manusia di tempat kerja ataupun teknologi ini dapat menciptakan peluang yang baru dimana belum pernah ada sebelumnya.
Dampak dari AI terhadap Pekerjaan di berbagai sektor sangatlah bervariasi. Di industri perbankan, AI digunakan untuk mendeteksi penipuan serta digunakan sebagai pemberi layanan pelanggan yang lebih baik lagi dengan melalu chatbots. Di sektor kesehatan, AI digunakan untuk membantu dalam mendiagnosis seuah penyakit dari pasien serta dapat digunakan dalam merancang dan memprediksi hasil klinis.Â
Namun, tidak hanyak memiliki dampak positif. AI juga berisiko menggantikan banyak pekerjaan, terutama pekerjaan yang melibatkan tugas-tugas rutin dan dapat diprediksi. Menurut sebuah laporan dari Mckinsey, sekitar 60% dari semua pekerjaan memiliki setidaknya 30% aktivitas yang dapat diotomatisasi dengan teknologi yang sudah ada saat ini. Pekerjaan seperti kasir, operator pabrik, dan pegawai administrasi yang kerap menjadi contoh pekerjaan yang rentan terhadap otomatisasi.
Selain itu ada masalah etika yang perlu dipertimbangkan, seperti dalam hal algoritma AI dan privasi data. Algoritma yang digunakan oleh AI bisa saja memiliki dampak yang tidak disengaja, yang dapat menyebabkan diskriminasi. Misalnya, sistem rekrutmen berbasis AI yang dilatih dengan data historis mungkin mengabaikan calon pekerja dengan latar belakang tertentu.Â
Oleh karena itu, penting bagi pengembang AI untuk memastikan bahwa teknologi yang mereka ciptakan dapat berkembang seara adil dan transparan agar kedepannya teknologi ini dapat menjadi teknologi yang bermanfaat secara baik dan benar tanpa adanya penyalahgunaan dalam menggunakan teknolog ini.
Melihat ke masa depan, AI tidak hanya akan menggantikan beberpa pekerjaan tetapi juga menciptakan jenispekerjaan baru yang belum pernah ada sebelumnya. Pekerjaan seperti pengembangan algoritma AI, spesialis etika AI, dan analis data besar (big data analyst) adalah contoh dari profesi yang muncul karena kemajuan teknologi AI ini.
Untuk mempersiapkan masa depan ini, pentingnya pemerintah, perusahaan, dan institusi pendidikan untuk bekerja sama dalam mencitakan kurikulum dan program pelatihan yang relevan. Pendidikan STEM (Sains, Teknologi, Teknik, dan Matematika) menjadi sangat penting, tetapi demikiian juga keterampilan soft skill seperti kreativitas, pemecahan masalah, dan komunikasi juga perlu dikembangkan dengan bagus juga.Â
AI memiliki potensi untuk revolusi dunia kerja dengan cara yang belum pernahkita bayangkan sebelumnya. sementara teknologi ini membawa banyak manfaat dalam hal efisiensi dan produktivitas, kita juga harus berhati-hati dalam mengelola dampaknya terhadap tenaga kerja manusia.Â
Dengan pendekatan yang tepat, kita dapat memanfaatkan AI untuk menciptakan masa depansuatu pekerjaan yang lebih baik dan lebih inklusif. Ini memerlukan upaya kolaboratif dari berbagai pihak untuk memastikan bahwa semua orang dapat beradaptasi dengan perubahan AI ini dan mendapatkan manfaat dari teknologi AI yang berkembang pesat ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H