Mohon tunggu...
Aleq Dinillah
Aleq Dinillah Mohon Tunggu... Seniman - Hanya sebatas hamba amatir

اخرج من اوصاف بشريتك عن كل وصف مناقض لعبوديتك لتكون لنداء الحق مجيبا، ومن حضرته قريبا

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Konsep Cinta Ilahiyah dalam Kisah Layla Majnun

27 Desember 2022   09:49 Diperbarui: 27 Desember 2022   09:52 509
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Syekh Nizami Ganjavi merupakan seorang penyair yang memiliki nama asli Nezami-ye Ganjavi yang mana lengkapnya adalah Nizam ad-Din Abu Muhammad ilyas ibn-Yusuf ibn-Zaki ibn-Mu'ayyid. Nizami merupakan penyair yang lahir di wilayah Ganja, Azerbaijan. Nizami merupakan seorang Sufi dan penyair epik romantik terbesar dalam literatur sejarah persia yang membawa gaya penulisan realis yang mana ia merupakan penyair yang menulis kisah tentang Layla-Majnun

Layla Majnun merupakan sebuah kisah dari timur tengah yang bernuansa romantisme cinta antara pemuda dan pemudi yaitu pemuda bernama Qays dan Wanita bernama Layla. Dalam kisah romantik ini sang Pemuda (Qays) lebih populer dengan sebutan "majnun" sehingga kisah ini diceritakan dengan nama Layla-Majnun. Kata Majnun berasal dari bahasa Arab yang berarti gila, dalam kisah ini diceritakan bahwa Qays Gila karena Rasa cintanya yang teramat mendalam kepada Layla sehingga membuat ia kehilangan akal dan dianggap gila oleh kebanyakan orang. Kegilaan Qays ini dikisahkan karena tidak tersampainya cinta Qays untuk bersatu dalam pernikahan dengan Layla.

Kisah tentang Layla Majnun ini sudah menjadi kisah yang populer di negeri timur tengah yang pada akhirnya ditulislah kisah ini oleh Syekh Nizami Ganjavi dengan bumbu romantis dan sastra yang tinggi.

Dalam kisah layla-Majnun ini dikisahkan bahwa Qays merupakan Pemuda keturunan Bangsawan yang teramat tampan begitupun dengan Layla ia merupakan puti dari kepala suku dan juga teramat cantik. Keduanya jatuh cinta ketika mereka sedang menempuh pendidikan di guru yang sama. Namun karena ayah dari layla tidak suka akan percintaan mereka akhirnya layla dipulangkan kerumah dan dilarang untuk bertemu dengan qays.

Qays dikisahkan sangat mencintai Layla dan Layla juga sangat mencintai Qays, tetapi karena tradisi dan budaya, cinta mereka tidak bisa bersatu, bahkan Layla justru dipaksa oleh orang tuanya untuk menikah dengan orang lain yang tidak ia cintai. Mendengar Layla menikah dengan laki-laki lain inilah, Qays akhirnya pingsan dan setelah sadar, dirinya mengembara tanpa arah membawa beban cintanya seperti orang gila. Dirinya mengarungi hamparan padang pasir yang luas, mendaki gunung-gunung dan hutan belukar, hidup bersama binatang untuk menangis dan merindu

Dimasa kegilaannya inilah majnun semakin menjadi manusia yang tak melakukan apapun selain membuat syiir dan puisi tentang laila menyebut nama layla dan dimulai dari sinilah banyak kisa-kisah yang mengandung makna tasawuf dan makna yang tersirat didalamnya yang ditulis oleh syekh  Nizami Ganjavi.

Kisah Layla Majnun ini merupakan sebuah kisah cinta antara Qais ibn Al-Mulawah dan Layla yang terjadi pada abad ke-7. Qays dan Layla saling jatuh cinta ketika mereka masih muda, tapi setelah mereka tumbuh dewasa, Ayah Layla tidak mengizinkan mereka untuk bersatu. Namun semakin dilarang, cinta keduanya semakin besar dan Qays semakin terobsesi dengannya, hingga masyarakat memberinya julukan Majnun. Jauh sebelum Syekh Nizami mengabadikan kisah mereka, legenda tersebut beredar dalam bentuk anekdot di berbagai penjuru Iran.[1] Kisah Layla-Majnun ini kisah yang populer sejak zaman dinasti Umayyah sekitar tahun 661-750 M.  

(Bersambung...)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun