Mohon tunggu...
Aleng
Aleng Mohon Tunggu... Guru - SDN 02 BUMBUNG

saya adalah seorang guru SD, dan memiliki hoby olahraraga, membaca, mencoba mencapai level tertentu untuk membangun karir saya

Selanjutnya

Tutup

Nature

Petani Ladang di Bengkayang Gagal Panen akibat Serangan Tikus dan Belalang

8 Desember 2022   11:36 Diperbarui: 8 Desember 2022   11:43 264
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

BENGKAYANG, (AL). Para petani di Desa Tangguh , Kecamatan Siding , Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat, hanya bisa pasrah dengan hasil panenen ladang mereka,  banyak ladang yang gagal panen karena disebabkan oleh serangan hama belalang. Musim berladang  dua tahun terakhir ini merupakan yang terberat bagi petani ladang. Serangan hama belalang ini terjadi bahkan ketika petani baru masuk musim tanam. Belalang biasanya memang menyerang tanaman semua umur, sekalipun itu yang sudah siap dipanen.

Tidak hanya di desa tangguh saja yang mengalami serangan hama tikus dan belalang ini, di Desa Tamong  juga mengalami hal serupa, bahkan banyak petani yang mengeluhkan hanya bisa panen setengah dari ladang mereka.

Petani di Desa Tamong, Mandel mengatakan, serangan terjadi sejak tanaman akan berbuah. Akibat dari serangan hama tersebut, daun padi menjadi berlubang-lubang hingga pada akhir nya mengering.

."Karena daun yang berlubang-lubang dan akhirnya mengering, akibatnya tanaman yang harusnya berbuah dan berisi ternyata ikut kering dan tidak bisa dipanen sama sekali," ungkap Mandel.

Ketika serangan muncul, para petani sebetulnya berupaya menyemprot tanaman namun tidak membuahkan hasil. Kondisi tersebut kemungkinan akibat lambat melakukan penyemprotan dan juga populasi belalang yang kian membanyak. "Serangan belalang ini sangat cepat, satu rumpun padi, belalang  bisa mencapai 7 bahkan lebih," kata Mandel.

Sementara itu di Desa Sahan, banyak petani yang tidak memanen ladangnya sama sekali akibat habis diserang tikus dan belalang. Marselus misalnya, ketika orang lain panen mereka malah berusaha menggarap ladangnya dan membabat tanaman yang masih tumbuh.

Tikus menyerang batang padi hingga gundul. Sebagian tanaman yang batangnya hanya digigit tumbuh menguning kemudian mengering. Batang padi nampak berserakan dibawah setelah dipotong tikus, sebagian menutupi lubang-lubang yang menjadi sarang tikus. Akibat hal tersebut petani menderita kerugian yang tidak sedikit.

"Sekarang kami sama sekali tidak panen, kalau yang lain masih bisa panen karena serangannya sedikit serta ketika diserang tikus usia tanaman masih kecil sehingga batang padi bisa tumbuh kembali, kalau ladang kami diserang setelah usia tanaman besar jadi tanaman lagsung mati," kata Samsudi.

Serangan tikus di wilayah Desa Sahan ini hampir terjadi setiap tahun, namun serangannya berpindah-pindah. Tahun lalu serangan terjadi di kampung Bengkawan sekarang bergeser ke kampung Nibung. Berbeda dengan Alex, ladang yang ditanami padi merah hasilnya paling bagus. Walaupun ada serangan tikus masih bisa dipanen.

"Karena dianggap bagus serangan hamanya hanya sedikit di bandingkan belalang, kini banyak petani yang berusaha kerja harian untuk bibit. " ungkap Alex.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun