Mohon tunggu...
Alena Friday Madusha
Alena Friday Madusha Mohon Tunggu... Mahasiswa - -

Kesehatan dan Teknologi

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Academic Anxiety, Gangguan Kecemasan yang Marak Dialami oleh Mahasiswa

29 Juni 2022   13:05 Diperbarui: 29 Juni 2022   14:51 3442
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Source: pixabay.com

Di era modern ini kerap kali kita menemukan topik yang membahas tentang masalah kesehatan mental, salah satunya adalah gangguan kecemasan. Ada banyak jenis gangguan kecemasan yang kita temukan dalam kehidupan sehari-hari seperti Academic anxiety. Apa itu Academic anxiety?

Topik Academic anxienty menjadi isu Kesehatan mental yang umum dibicarakan di kalangan mahasiswa. Suarti (2020) mendefinisikan Academic anxiety atau kecemasan akademik adalah suatu perasaan berbahaya, khawatir, takut dan tegang yang didapatkan karena adanya tekanan di tempat seseorang melaksanakan Pendidikan.

Kecemasan bisa dialami oleh siapa saja karena rasa cemas dan khawatir dalam batas wajar menjadi bagian yang tidak dapat dipisahkan dari manusia. Maka dari itu, setiap manusia pasti mengalaminya, termasuk kalangan mahasiswa.

WHO (2017) menyatakan bahwa prevalensi kecemasan di dunia pada tahun 2015 mengalami peningkatan sebanyak 14,9% atau sebanyak 264 juta jiwa selama 10 tahun terakhir. Sedangkan di Indonesia, menurut data Riskesdas tahun 2013 didapatkan bahwa prevalensi kecemasan di indonesia mencapai angka 11,6% dan diperkirakan 8-22% nya adalah remaja atau mahasiswa. Hasil penelitian lain juga mengungkapkan bahwa mahasiswa yang mengalami kecemasan masih berada diatas 70% dan memiliki keterkaitan antara kecemasan dan prestasi akademik mahasiswa.

Tingkat kecemasan akademik paling tinggi umumnya pada mahasiswa tahun pertama dan tingkat akhir yang sedang menjalani tugas akhir sebagai syarat kelulusan. Tahun pertama perkuliahan, mahasiswa semester satu mengalami kecemasan akademik karena perubahan lingkungan dari masa SMA ke jenjang perguruan tinggi. Jenjang perguruan tinggi tentunya membuat banyak perubahan bagi mahasiswa baru yang mengharuskan mereka beradaptasi dan menyesuaikan diri dengan lingkungannya sehingga mahasiswa pada tahun pertama perkuliahan umumnya mengalami kecemasan akademik yang relatif tinggi.

Academic anxiety atau kecemasan akademik yang dialami oleh mahasiswa dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti usia, jenis kelamin, status kesehatan, dan juga pengalaman. Perasaan cemas yang banyak dan sering ditemukan di dalam kampus adalah pada pengejaan tugas maupun ujian.

Melalui beberapa penelitian juga menjelaskan faktor yang dapat memicu tingkat kecemasan akademik pada mahasiswa, antara lain beban keuangan, bekerja sambil belajar, bergaul dengan teman, gangguan waktu tidur dan bangun, beban belajar yang berlebihan, ketidakhadiran pelayanan konseling, pelaksanaan tugas, pemenuhan harapan keluarga, dan kepedulian untuk mencari pekerjaan atau untuk pendidikan tinggi setelah lulus.

Gangguan kecemasan akademik atau Academic anxiety yang berlebihan dapat dikendalikan dengan metode terapi baik secara farmakologis ataupun non farmakologis. Melalui beberapa riset jurnal menyebutkan bahwa meskipun terapi secara farmakologis seperti serotonin selektif reuptake inhibitor (SSRI) telah secara tradisional digunakan dalam pengobatan kecemasan, beberapa tidak dapat menggunakan obat ini karena adanya efek samping atau indikasi. Sedangkan, terapi secara non farmakologis untuk menurunkan kecemasan dapat dilakukan dengan metode aromaterapi, terapi pijat, teknik relaksasi, terapi spiritual dan music terapi.

Sumber Referensi:

Gerliandi, G. B., Maniatunufus, Pratiwi, R. D. N., & Agustina, H. S. (2021). Intervensi Non-farmakologis untuk Mengurangi Kecemasan pada Mahasiswa: Sebuah Narrative Review. Jurnal Keperawatan, 9(2), 234-245.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun