Lebanon menghadapi tantangan berat dalam mengelola jumlah besar pengungsi Suriah yang memasuki wilayahnya akibat perang sejak 2011. Dalam sebuah seminar politik di Roma, Perdana Menteri sementara Lebanon, Najib Mikati, menyerukan kepada komunitas internasional dan negara-negara Eropa untuk membantu memulangkan pengungsi Suriah ke wilayah-wilayah aman di negara asal mereka. Mikati mengungkapkan bahwa Lebanon, dengan populasi sekitar 5,8 juta, kini menampung dua juta pengungsi Suriah, sebuah angka yang membebani sumber daya dan layanan sosial negara tersebut.
Situasi ini tidak hanya menekan ekonomi Lebanon yang sudah rentan, tetapi juga menciptakan persaingan ketat di pasar tenaga kerja dan layanan publik. Mikati menyebutkan bahwa para pengungsi Suriah mencakup sepertiga dari total populasi Lebanon, menjadikan negara ini sebagai tuan rumah pengungsi terbesar secara proporsi penduduk di dunia. Krisis pengungsi ini diperparah oleh dampak ekonomi internal Lebanon, termasuk inflasi tinggi dan kesenjangan sosial yang semakin meningkat.
Di sisi lain, pemulangan pengungsi ke Suriah menghadapi tantangan tersendiri. Wilayah-wilayah yang disebut aman di Suriah sering kali masih berada dalam kondisi yang tidak stabil akibat dampak perang dan kurangnya jaminan keselamatan. Para pengungsi juga khawatir terhadap potensi represi politik dan kondisi hidup yang buruk di sana. Hal ini menuntut pendekatan holistik dari komunitas internasional untuk memastikan proses pemulangan yang aman, bermartabat, dan sukarela.
Lebanon sendiri telah lama menjadi negara yang menampung pengungsi dari konflik regional. Namun, keterbatasan sumber daya dan ketidakstabilan internal menjadikannya sulit untuk terus memikul beban ini tanpa dukungan internasional yang signifikan. Menurut laporan PBB, meskipun ada upaya bantuan kemanusiaan, kebutuhan pengungsi di Lebanon masih jauh dari terpenuhi. Selain itu, ketegangan sosial antara pengungsi dan masyarakat lokal juga meningkat, memerlukan solusi berkelanjutan yang tidak hanya berbasis bantuan, tetapi juga pengembangan ekonomi.
Dalam pandangan ini, seruan Mikati harus dilihat sebagai upaya untuk menggalang perhatian dunia terhadap krisis yang dialami Lebanon. Komunitas internasional perlu meningkatkan dukungan dalam bentuk bantuan langsung maupun mediasi politik untuk menciptakan stabilitas di Suriah. Hanya dengan sinergi antara negara-negara donor dan pemerintah regional, tantangan ini dapat diatasi. Kesimpulannya, solusi jangka panjang memerlukan kombinasi antara diplomasi, bantuan kemanusiaan, dan pembangunan infrastruktur yang mampu mendukung pemulangan pengungsi secara berkelanjutan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H