Berita adalah sebuah jendela dunia yang memungkinkan masyarakat memahami bagaimana peristiwa-peristiwa besar terjadi di berbagai belahan dunia.Dalam konteks konflik global,pemberitaan memainkan peran utama dalam membingkai narasi,mempengaruhi opini publik,dan bahkan membentuk persepsi tentang kebenaran.Banyak sekali media berita yang penyampaiannya banyak mengandung perbedaan pandangan terhadap objek yang diinformasikan.
Seperti  Al-Quds dan Al-Khaleej adalah dua media yang cukup berpengaruh di dunia Arab, dengan latar belakang dan pendekatan pemberitaan yang berbeda. Al-Quds Al-Arabi, yang berbasis di London, dikenal sebagai media yang progresif dan sering mengkritik kebijakan pemerintah-pemerintah di dunia Arab. Media ini cenderung berpihak pada narasi oposisi, menyoroti isu-isu hak asasi manusia, dan menyuarakan pandangan kritis terhadap rezim-rezim otoriter di Timur Tengah.Sementara itu, Al-Khaleej, surat kabar berbasis di Uni Emirat Arab, lebih merefleksikan pandangan arus utama negara-negara Teluk dan pemberitaan Al-Khaleej sering mencerminkan fokus pada stabilitas kawasan, kepentingan geopolitik Teluk, dan keseimbangan kekuatan regional.
Dari uraian diatas sudah sangat jelas perbedaan pandangan dari kedua media berita tersebut yaitu bahwa al quds lebih menonjolkan kritikan atau kontra terhadap pemerintah dalam berita yang diinformasikan, cenderung bersikap kritis terhadap kebijakan Israel dan negara-negara yang dianggap tidak mendukung perjuangan Palestina,dan memberikan perhatian besar pada permasalahan rakyat Palestina, pengungsi, dan hak asasi manusia di kawasan itu. Sedangkan al kholij dipandang lebih umum dalam memberitakan suatu informasi dan bisa dianggap pro atau kontra secara sekaligus tergantung apa yang diberitakan. Mengusung pandangan yang lebih pro-pemerintah negara-negara Teluk, terutama dalam konteks kebijakan domestik dan regional.Sering kali menekankan isu pembangunan ekonomi, diplomasi, dan modernisasi di negara-negara Teluk.
Dalam pemberitaanya al-quds lebih cenderung kontra terhadap konflik rezim bani al-asad di suriah dikarenakan banyak adanya pelanggaran hak asasi manusia yang dilakukan.Sedangkan Al-khalij cenderung netral dan berhati-hati dalam memberitakan informasi yang disampaikan.Contoh narasinya yaitu adanya dukungan dari PBB terhadap kekosongan pemerintahan di suriah akibat lengsernya rezim bani al-asad.Dukungannya itu berupa keikutsertaan negara-negara arab dan eropa dalam memusyawarahkan kelangsungan pemerintahan di negara suriah.
Keimpulannya adalah  Al-Quds ini lebih kritis terhadap rezim-rezim otoriter di Timur Tengah, termasuk rezim Bani al-Asad di Suriah. Pemberitaan Al-Quds menonjolkan pelanggaran hak asasi manusia dan memberikan perhatian besar pada penderitaan rakyat Palestina serta pengungsi di kawasan Timur Tengah. Media ini cenderung berpihak pada narasi oposisi, dengan sudut pandang yang progresif dan sering mengkritik pemerintah yang dianggap otoriter atau tidak adil. Sebaliknya, media al-khalij  ini lebih mencerminkan pandangan arus utama negara-negara Teluk yang pro-pemerintah. Al-Khaleej cenderung netral atau berhati-hati dalam memberitakan isu-isu yang sensitif, termasuk konflik Suriah. Fokusnya lebih pada stabilitas kawasan, pembangunan ekonomi, dan diplomasi, dengan pemberitaan yang menekankan pentingnya keseimbangan kekuatan regional.
REFERENSI :
https://www.alquds.com/ar/posts/144771Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H