Mohon tunggu...
Aleksandr I
Aleksandr I Mohon Tunggu... Mahasiswa -

"Para penyambung lidah bernubuat palsu dan para wakil mengajar dengan sewenang - wenang, serta yang diajar menyukai yang demikian! Tapi apa yang akan mereka perbuat, apabila datang endingnya?"

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Ada Apa dengan 'Kiri'?

17 Mei 2016   15:20 Diperbarui: 17 Mei 2016   17:41 226
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Waktu terasa cepat, saat sekarang kita sedang merayakan hari buku nasional, yang diselenggarakan tepat 17 Mei di Indonesia ini. Hari Buku ini, katanya diadakan sebagai inspirasi agar masyarakat menambah minat bacanya dengan serius. Apalagi, mengingat bahwa di Indonesia, minat baca penduduknya sangatlah rendah, hanya sekitar 0.049%. Namun pada saat ini, penulis tidak sedang ingin membahas tentang minat baca ataupu ketertarikan terhadap buku, melainkan sesuatu yang lain.

Baru saja penulis baca dan dengar di berita, dikatakan perpustakaan nasional Indonesia ini sekarang mendukung upaya pemberangusan buku-buku kiri. Ternyata tidak hanya diberangus, namun juga hendak dimusnahkan. Dan alasannya sendiri, penulis menemukan, tergolong cukuplah tidak memuaskan.

Jawaban pertama yang dikatakan, adalah karena itu meresahkan. Menurut pendapat penulis, hal yang dikatakan meresahkan ini sesungguhnya tidaklah terlalu tepat. 

Jawaban yang kedua, yaitu untuk melindungi anak-anak generasi penerus dari bahaya laten. Menurut penulis, hal ini tidaklah bisa dijadikan alasan untuk melakukan pemusnahan, dikarenakan Indonesia bisa saja mengulangi sejarah kelamnya dalam bersinggungan dengan hal yang berbau sosialisme. Seperti kata orang bijak, "Those who do not remember the past shall be condemned to repeat it", yang berarti "Siapapun yang tidak mengingat(red. mempelajari dna memahami) masa lalu akan mengulanginya lagi". Menurut penulis, ada 3 hal yang seharusnya dilakukan.

1. Mengedukasi generasi penerus dengan cara yang tepat dan benar

Mengedukasi saja tidaklah cukup. Cara yang tepat juga haruslah diberikan agar seseorang mampu menanggapi permasalahan suatu hal tidak hanya dengan respon/jawaban yang benar, namun dengan sikap yang tepat pula.

2. Menelisik lebih dalam ke akar inti (U Theory)

Selama umur pendidikan kita, kita cenderung disetir untuk memahami bahwa sosialisme adalah musuh, dan bila kita sendiri bertanya mengapa hal itu terjadi, bila tidak diceramahi, cenderung kita dimarahi begitu saja tanpa penjelasan lebih lanjut. Disini, ada baiknya bila kita memahami suatu ajaran sampai ke dasar(core) dari suatu ajaran itu sendiri, lalu difilter(disaring) sesuai dengan keperluan, tanpa sedikitpun sifat prejudice.

3. Penghilangan stigma miring

Salah satu penyebab mengapa sosialisme(red. komunisme) sulit dipahami adalah banyaknya stigma yang beredar di masyarakat mengenai isu tersebut. Maka, tidaklah heran bila masalah ini terus saja tak terselesaikan. Penghilangan stigma akan membantu setidaknya mereka yang ingin memahami, agar dapat paham apa yang sebetulnya ada, tidak hanya menggores permukaannya saja, apalagi bila topik yang dibahas termasuk topik 'Hot Durian'.

- Enlight your mind to enlight more. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun