Apakah jaringan listrik di rumah Anda kerap tidak stabil? Hal ini biasanya ditandai dengan sering mati listrik, lampu di rumah suka berkedip, atau frekuensi sambaran petir terjadi cukup sering saat cuaca buruk. Jika kejadian ini sering dialami, tampaknya kamu harus lebih berhati-hati mulai saat ini.
Pasalnya, jaringan listrik yang tidak stabil akan memengaruhi performa perangkat elektronik yang ada di rumah sehingga tidak dapat bekerja secara maksimal. Hal ini juga berpotensi menyebabkan kerusakan dan mempersingkat umur peralatan elektronik.
Untuk mengantisipasi permasalahan tersebut, Anda bisa memanfaatkan perangkat uninterruptible power supply (UPS) sebagai cadangan daya listrik atau stabilizer. UPS akan memberikan cadangan daya secara otomatis ketika terjadi pemadaman sehingga Anda memiliki waktu yang cukup untuk menyimpan data-data pekerjaan atau pelajaran.
Selain itu, stop kontak anti-petir juga diperlukan. Sebab, alat ini berfungsi melindungi perangkat elektronik dari tegangan listrik yang tidak stabil. Stop kontak anti-petir juga biasanya memiliki fitur surge protection yang dapat mendeteksi gangguan tegangan listrik akibat sambaran petir atau penyebab lainnya dan secara otomatis menghentikan arus listrik ke peralatan elektronik dan mencegah terjadinya kerusakan.
Namun, memilih perangkat UPS dan stop kontak anti-petir untuk digunakan di rumah tak boleh asal. Ada beberapa tips yang harus Anda perhatikan agar sesuai dengan kebutuhan dan memberikan perlindungan maksimal terhadap perangkat elektronik di rumah. Bersumber dari rilis Schneider Electric, berikut tips-tipsnya.
1. Hitung jumlah daya yang dibutuhkan
Pastikan UPS yang Anda beli memiliki daya yang sesuai dengan kebutuhan. Jika perangkat yang tersambung memerlukan daya lebih dari yang dapat dihasilkan UPS, perangkat tidak akan dapat beroperasi, terlepas dari baterai UPS memiliki sisa energi dalam jumlah besar.
Harus diingat bahwa daya (watt) yang dapat digunakan dari sebuah UPS adalah sekitar 50-100 persen dari nilai volt-ampere (VA) tergantung power factor yang tertera di UPS.
Misalnya, UPS dengan kapasitas 1.000 VA dengan power factor 0,6, maka daya yang dapat digunakan adalah sekitar 600 watt. Untuk itu, selalu perhatikan hal ini.
2. Pertimbangkan daya tahan baterai