Mohon tunggu...
aleandramnurmazati
aleandramnurmazati Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Airlangga

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Stabilitas Emosional: Kunci Kehidupan Bahagia

6 Desember 2024   20:38 Diperbarui: 6 Desember 2024   20:41 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Stabilitas emosional merupakan kemampuan seseorang mengendalikan emosinya dalam situasi apapun. Stabilitas emosional merupakan hal penting yang perlu ditaklukan semua orang. Seseorang dengan emosi yang tidak stabil rawan mengalami overthinking ataupun rasa insecure. Jika stabilitas emosional seseorang tidak baik, maka dampaknya akan buruk bagi kesehatan mental individu tersebut. Stabilitas emosional akan berpengaruh langsung pada hubungan sosial dan produktivitas seseorang. Ketika kita mempunyai emosi yang stabil, kita akan cenderung lebih tenang dan fokus. Memiliki stabilitas emosional dapat membantu meningkatkan rasa percaya dan kebahagiaan. Seseorang akan lebih rentan terkena stress, kecemasan, atau bahkan depresi jika tidak memiliki emosi yang stabil.

Dari sisi sosial, memelihara stabilitas emosional merupakan hal krusial. Ketika seseorang dapat mengendalikan emosinya dengan baik, maka ia akan lebih mudah membangun hubungan dengan individu atau kelompok lain. Tidak hanya itu, ia dapat menciptakan lingkungan yang sehat dan harmonis. Stabilitas emosional seseorang berpengaruh pada kemampuannya menunjukan empati dan menjadi pendengar yang baik. Emosi yang tidak stabil dapat menyebabkan konflik dan merusak hubungan, baik dalam konteks pertemanan, keluarga, dan lainnya.

Stabilitas emosional juga berpengaruh pada produktivitas. Saat menghadapi tekanan, seseorang yang mempunyai stabilitas emosional dapat menghadapi situasi dengan tenang sehingga tidak terjadi kepanikan berlebihan yang dapat membuat situasi semakin kacau. Seseorang dengan stabilitas emosional yang rendah cenderung tidak dapat menjalani keseharian dengan lancar karena kecemasan yang sering dirasai. Dengan itu produktivitas mereka menjadi tidak efektif. 

Kesehatan fisik pun dapat terancam jika seseorang tidak dapat mengendalikan emosi mereka. Emosi yang tidak stabil dapat berakhir dalam depresi. Ketika seseorang sudah di tahap ini, mereka mulai merasakan ketidakpedulian terhadap kehidupan di luar emosi mereka, alhasil kesehatan fisik mereka menjadi korban. Rasa khawatir yang berlebihan akan menyebabkan seseorang untuk menelantarkan kesehatan fisik mereka, lantaran kepala mereka sudah terisi penuh dengan hal - hal yang membuat mereka cemas sehingga muncul perasaan tidak memiliki waktu untuk menjaga kesehatan fisik.

Perlu kita ketahui bahwa orang yang memiliki emosi yang tidak stabil, tidak melakukan hal tersebut dengan sengaja. Sebagian besar ketidakstabilan emosi dipengaruhi oleh lingkungan, mau itu lingkungan tempat seseorang dibesarkan ataupun lingkungan baru yang baru saja dialami. Saat menghadapi orang dengan emosi yang tidak stabil, kita perlu menanganinya dengan sabar dan berusaha untuk memahami situasi mereka dengan baik. Kita harus menunjukan kepedulian dan simpati, karena memiliki emosi yang tidak stabil merupakan hal yang tidak mereka inginkan juga. Hal terbaik yang bisa kita lakukan adalah untuk memberi dukungan dan kesempatan untuk menjelaskan apa yang mereka rasai. Sesama manusia kita perlu saling mendukung dan berempati.  Jika stabilitas emosional sudah dikuasi, seseorang dapat menjalankan hidup dengan bahagia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun