Rumor “Sprint Race” ini sebenarnya sudah di bahas di pertengahan tahun kemarin. Tetapi memasuki tahun 2023 “Sprint Race” mulai dibahas lagi. Alasan utama hadirnya “Sprint race” ke Motogp adalah untuk menarik lebih banyak penonton.
Sebagaimana diketahui, MotoGP mengalami penurunan jumlah penonton setiap tahunnya. Dikarenakan banyaknya legenda atau ikon Motogp yang pensiun contohnya Valentino Rossi yang pensiun di akhir 2021 kemarin.
Hal tersebut membuat Dorna Sport terus mencari cara untuk membuat MotoGP kembali disaksikan oleh banyak penggemarnya. Konsep Race ini bisa dibilang membawa kabar positif dan negatif di dunia balap Motogp.
Sisi positifnya pasti tidak lepas karena Uang. Makin banyak balapan, penonton punya banyak tontonan. yang artinya, keuntungan yang datang juga makin banyak. Sedangkan sisi negatif nya adalah biaya dan tenaga yang harus dikeluarkan sebuah tim dan pembalap akan lebih banyak dari biasanya.
Hadirnya “Sprint race” ini terinspirasi dari kesuksesan F1 dan WSBK. Dimana dua seri balap tersebut juga menggelar event balap “Sprint Race” selain race utama. Bedanya, F1 dari 23 sirkuit hanya 3 sirkuit saja yang digelar balap “Sprint Race”. Sedangkan di WSBK digelar satu season beserta Race utama.
Di WSBK sendiri dalam satu Season hanya menggelar balapan di 12 sirkuit saja, lebih sedikit dari Motogp. Perlu diingat WSBK dan Motogp memilik jenis motor yang berbeda. WSBK menggunakan motor modifikasi yang diproduksi massal. Sedangkan Motogp adalah balap motor Prototype atau motor balap khusus yang tidak diproduksi massal. Biaya untuk satu motor Motogp saja sudah sangat mahal.
Akan lebih parah semisal di satu balapan terjadi insiden kecelakaan, biaya perbaiki motor lebih mahal dari motor biasanya. Tim juga butuh waktu untuk memperbaiki motor dan mencari Settingan yang tepat untuk balapan di hari Minggu dan itu sungguh melelahkan.
Managing Director Yamaha Motor Racing Lin Jarvis memberi tanggapan terkait “Sprint Race” dalam balapan MotoGP 2023. Jarvis menilai bahwa “Sprint Race” mampu meningkatkan risiko cedera bagi rider. Pasalnya para pembalap akan memaksa motor melampaui batasnya.
Meskipun disambut negatif oleh beberapa pembalap dan kru tim, “Sprint Race” sendiri juga disambut positif oleh beberapa pembalap, Francesco Bagnaia contohnya.
Menurut Bagnaia, keberadaan “Sprint Race” merupakan solusi yang dibutuhkan MotoGP. Dia menilai “Sprint Race” dapat memberikan hal baru untuk balap motor kasta teratas tersebut. Tidak hanya Bagnaia, pembalap Red Bull KTM Factory Racing, Brad Binder, juga ikut memberi komentar.
Menurut Binder, “Sprint Race” bisa berjalan seru karena pembalap tidak perlu mengkhawatirkan degradasi ban, sehingga pembalap akan mengerahkan segalanya sejak start sampai finis. Namun, hal ini juga memperbesar risiko adanya pertarungan yang sangat sengit, sehingga insiden kecelakaan bisa saja terjadi.