Kasus kekerasan yang terjadi di kalangan remaja akhir-akhir ini, khususnya yang melibatkan para pendekar silat sungguh memprihatinkan. Betapa tidak, mereka lebih -lebih para pendekar silat seharusnya menjadi pelopor bersatunya para remaja untuk hal-hal yang positif. Namun justru mereka menunjukkan keangkuhannya dengan mengeroyok anggota perguruan silat lain, bahkan polisi juga menjadi sasaran amuk.
"Mereka sudah kehilangan rasa persaudaraan, rasa persatuan yang menjadi ciri khas bangsa Indonesia," ujar anggota Fraksi Partai NasDem DPRD Jember David Handoko Seto saat menjadi narasumber dalam Sosialisasi Raperda Pendidikan Pancasila dan Wawasan Kebangsaan di Kelurahan/Kecamatan Sumbersari Kabupaten Jember, Rabu (24/7/2024).
Menururt David, salah satu penyebab berkurangmya rasa persaudaraan dan dan menipisnya rasa persatuan adalah tidak adanya pemahaman sekaligus pengamalan Pancasila. Mereka juga tidak mempunyai wawasan kebangsaan sehingga cenderung benar sendiri dan menang sendiri.
"Apa yang terjadi di Jember dalam beberapa hari ini, seharusnya bisa dicegah jika generasi muda kita dibekali wawasan kebangsaan yang kuat, dan pemahaman yang komplit tentang Pancasila," tambahnya.
Oleh karena itu, anggota Komisi B DPRD Jember tersebut  memandang perlunya nilai-nilai Pancasila dan wawasan kebangsaan ditanamkan sejak dini di hati generasi penerus bangsa. Ia menginginkan pola pengajaran sekaligus pemahaman Pancasila  dikembalikan seperti dulu lagi. Dulu, Pancasila begitu ketat diajarkan kepada masyarakat melalui sekolah. Sehingga generasi muda paham betul apa itu Pancasila dan tata pergaulannya juga terjaga dengan baik.
"Dulu kita sewaktu sekolah, mau masuk SMP, ada Penataran P4 (Pedoman Penghayatan Pengamalan Pancasila), saat sekolah juga ada materi Pendidikan Moral Pancasila. Namun saat ini, materi tersebut sudah tidak kita temukan lagi di sekolah-sekolah. Jadi Pancasila urgen dikembalikan ke Sekolah lagi," Â jelasnya.
Seyogyanya, lanjut David, Â nilai-nilai Pancasila perlu ditanamkan kepada generasi muda sejak usia dini, bahkan bisa dimulai ketika anak-anak memasuki PAUD, lalu ke SD, SMP, dan sesudahnya. Sehingga mereka paham bagaimana tata krama bergaul dan menjalani kehidupan sehari-hari.
"Tidak perlu kaku dalam menanamkan nilai-nilai Pancasila, bisa disesuaikan dengan umurnya. Nilai-nilai  agama juga perlu ditanamkan, sehingga mereka tumbuh sebagai remaja yang takwa dan moderat," pungkasnya
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H