Mohon tunggu...
Aldy Santo Hegiarto
Aldy Santo Hegiarto Mohon Tunggu... Dosen - Lecture and Enterpreneur

Hobi yang saya tekuni adalah mengajar, menulis dan membaca saya adalah orang yg fleksibel dan mudah bergaul dan berkomunikasi dengan banyak orang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Peran Gaya Kepemimpinan dan Budaya Organisasi dengan Kinerja Karyawan

18 Mei 2024   18:25 Diperbarui: 18 Mei 2024   18:36 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

  • Gaya Kepemimpinan 

Menurut Arif dan Wahyuningsih (2024:19 ), pemimpin juga merupakan seseorang yang mempunyai kemampuan dalam memberikan inspirasi mengenai bagaimana suatu program atau kegiatan dapat dikerjakan dengan cara yang lebih baik. Konsep kepemimpinan (leadership) telah didefinisikan dengan berbagai cara yang berbeda oleh para ahli, antara lain sebagai berikut:

Stoner et al. Mengatakan bahwa kepemimpinan adalah proses mengarahkan dan mempengaruhi aktifitas yang berkaitan dengan pekerjaan dari anggota kelompok. Dari definisi ini terdapat empat implikasi penting, yaitu:

  • Kepemimpinan melibatkan orang lain, bawahan, atau pengikut. Kesediaan mereka untuk menerima pengarahan dari pemimpin, akan membantu dalam menentukan status atau kedudukan pemimpin dan membuat proses kepemimpinan dapat berjalan dengan baik. Karena itu, tanpa adanya bawahan, maka semua mutu atau kualitas kepemimpinan dari seorang manajer menjadi tidak relevan;
  • Kepemimpinan melibatkan distribusi kekuasaan yang tidak merata antara pemimpin dan anggota kelompok. Pemimpin biasanya mempunyai kekuasaan yang lebih besar dan mempunyai wewenang untuk mengarahkan berbagai kegiatan dari anggota organisasi;
  • Kepemimpinan adalah kemampuan menggunakan berbagai bentuk kekuasaan untuk mempengaruhi tingkah laku pengikut dengan berbagai cara. Pemimpin tidak hanya dapat memerintah bawahan mengenai apa-apa yang harus dilakukan, tetapi juga dapat mempengaruhi bagaimana bawahan akan melaksanakan perintah/ arahannya; dan
  • Kepemimpinan berkaitan dengan nilai (value).

Menurut Rivai dalam ( Arif dan Wahyuningsih et al., 2024: 21) mengatakan bahwa kepemimpinan juga dikatakan sebagai proses mengarahkan dan mempengaruhi aktivitas- aktivitas yang ada hubungannya dengan pekerjaan para anggota kelompok. Tiga implikasi penting yang terkandung dalam hal ini yaitu:

(1) Kepemimpinan itu melibatkan orang lain, baik itu bawahan maupun pengikut,

(2) Kepemimpinan melibatkan pendistribusian kekuasaan antara pemimpin dan anggota kelompok secara proporsional, karena anggota kelompok atau bawahan bukanlah objek penderita yang tanpa daya, dan

(3) Adanya kemampuan untuk menggunakan bentuk kekuasaan yang berbeda untuk mempengaruhi tingkah laku pengikutnya melalui berbagai cara.

Menurut Hasibuan dalam (Iswahyudi et al.,2023:2) kepemimpinan adalah cara seorang pemimpin mempengaruhi perilaku bawahan, agar mau bekerja secara produktif untuk mencapai tujuan organisasi.

Dari pengertian diatas yang dikemukakan para ahli dapat di simpulkan bahwa pemimpin adalah sesseorang yang mengarahkan, memotivasi, dan mengatur strategi atau memerintah bawahan nya dan saling bekerjasama untuk mencapai tujuan dari suatu perusahaan atau organisasi terkait.

  • Budaya Organisasi 

Menurut Schein, dalam Pakpahan (2022:34) Budaya organisasi adalah sebagai suatu sistem makna bersama yang dianut oleh anggota-anggota yang membedakan organisasi itu dengan organisasi-organisasi lain. Dengan demikian, dalam suatu budaya organisasi yang kuat, nilai inti organisasi itu dipegang secara intensif dan dianut bersama secara meluas. Makin banyak anggota menerima nilai-nilai inti makin besar komitmen mereka pada nilai itu, dan akan makin kuat budaya tersebut. 

Hal yang sama juga diungkapkan Robbins, budaya organisasi adalah sebagai sebuah sistim makna bersama yang dianut oleh para anggota yang membedakan suatu organisasi dari organisasi lainnya. Sistem pemaknaan bersama dibentuk oleh warganya yang sekaligus menjadi pembeda dengan organisasi lain. Sistem pemaknaan bersama ini merupakan seperangkat karakter kunci dari nilai-nilai organisasi.

Menurut Winardi, dalam Pakpahan (2022:35) budaya organisasi merupakan sebuah perekat sosial yang mengikat para anggota suatu organisasi melalui nilai-nilai yang dijungjung tinggi bersama, alat simbolik dan ideal-ideal sosial. Budaya menjadi pengikat anggota organisasi menjadi satu kesatuan pandangan yang menciptakan keseragaman berperilaku atau bertindak. 

Jones, juga mendefinisikan bahwa kultur organisasi merupakan kumpulan nilai dan norma yang mengendalikan interaksi anggota organisasi satu sama lain dan orang di luar organisasi." Budaya organisasi sebagai perekat anggota organisasi juga sebagai pengendali anggota organisasi dalam berinteraksi baik di dalam maupun diluar organisasi. 

Menurut Greenberg dan Baron, dalam Pakpahan (2022:35) budaya organisasi sebagai kerangka kerja kognitif yang terdiri dari sikap, nilai-nilai, norma perilaku dan harapan yang diterima bersama oleh anggota organisasi.

Menurut Sutrisno (2019:1) Penggunaan istilah budaya organisasi dengan mengacu pada budaya yang berlaku dalam perusahaan, karena pada umumnya perusahaan itu dalam bentuk organisasi, yaitu kerja sama antara beberapa orang yang membentuk kelompok atau satuan kerja sama tersendiri. Studi yang dilakukan ini mengenai budaya organisasi yang berlaku pada perusahaan. Dalam pembicaraan selanjutnya yang disebut budaya organisasi, diartikan atau sinonim dengan budaya perusahaan. Jika disebut budaya perusahaan, diartikan pula budaya yang berlaku dalam organisasi yang melakukan kegiatan perusahaan. Jadi, istilah budaya organisasi dan istilah budaya perusahaan dalam studi ini juga seperti yang digunakan para pengripta saling mengganti.

Budaya organisasi dapat didefinisikan sebagai perangkat sistem nilai-nilai (values), keyakinan-keyakinan (beliefs), asumsi-asumsi (assumptions), atau norma-norma yang telah lama berlaku, disepakati dan di- ikuti oleh para anggota suatu organisasi sebagai pedoman perilaku dan pemecahan masalah-masalah organisasinya. Budaya organisasi juga di- sebut budaya perusahaan, yaitu seperangkat nilai-nilai atau norma-nor- ma yang telah relatif lama berlakunya, dianut bersama oleh para anggota organisasi (karyawan) sebagai norma perilaku dalam menyelesaikan masalah-masalah organisasi (perusahaan). Dalam budaya organisasi, terjadi sosialisasi nilai-nilai dan menginternalisasi dalam diri para anggota menjiwai orang per orang di dalam organisasi. Dengan demikian, maka budaya organisasi merupakan jiwa organisasi dan jiwa para anggota organisasi (Kilmann dkk.,).

Budaya organisasi merupakan suatu kekuatan sosial yang tidak tampak, yang dapat menggerakkan orang-orang dalam suatu organisasi untuk melakukan aktivitas kerja. Secara tidak sadar, tiap-tiap orang di dalam suatu organisasi mempelajari budaya yang berlaku di dalam or- ganisasinya. (Sutrisno 2019:4 ).

Dari beberapa pengertian yang dikeukakan oleh para ahli diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa budaya organisasi adalah pola pemikiran dasar yang diajarkan kepada anggota baru sebagai alternatif untuk merasakan, berpikir dan bertindak dari hari ke hari.

  • Kinerja Karyawan 

Menurut Pranogyo et al (2022:4) Kinerja merupakan hal yang terpenting menjadi perhatian semua organisasi, baik organisasi pemerintah maupun swasta, karena kinerja baik dapat meningkatkan kepuasan, baik shareholder maupun stakeholder organisasi tersebut. Kinerja merupakan suatu pencapaian persyaratan pekerjaan tertentu yang akhirnya secara langsung dapat tercermin dari keluaran yang dihasilkan. Kinerja sebagai 'prestasi, pelaksanaan, melaksanakan, bekerja apa pun memerintahkan atau dilakukan' (Armstrong, dalam Pranogyo et al (2022:4) dan bagaimana proses pekerjaan berlangsung (Wibowo, dalam Pranogyo et al (2022:4) serta nilai serangkaian perilaku pekerja yang memberikan kontribusi, baik secara positif maupun negatif, pada penyelesaian tujuan organisasi (Colquitt dalam Pranogyo et al (2022:4). 

Kinerja sebagai efektivitas manajer lini dalam menerapkan praktik HRM di lantai kerja, dan diukur dalam hal kepuasan karyawan mengenai implementasi ini {Bos-Nehles dalam Pranogyo et al (2022:4). Kinerja karyawan pada dasarnya adalah hasil yang dicapai dan pencapaian yang dilakukan di tempat kerja (J., dalam Pranogyo et al (2022:4). Kinerja dapat juga dikatakan sebagai satu set pengukuran dan nilai hasil yang dicapai serta integritas perilaku yang digunakan untuk melakukan pekerjaan (Hale, dalam Pranogyo et al (2022:4). Kinerja pegawai yang ebih tinggi terkait dengan sistem SDM (Muhammad Aleem, dalam Pranogyo et al (2022:4).

***Penulis : Nur Apriyani , Mahasiswi Universitas Teknologi Digital / Digitech University

DAFTAR PUSTAKA

Wahyuningsih. S., Sunarsi. D., Susanti. E.,dkk. 2024. Gaya Kepemimpinan. CV. Rey Media Grafika.

Pakpahan, Betty Arli Sonti. 2022. Budaya Organisasi, Manajemen Konflik, Keadilan Prosedural Dan Kepuasan Pada Pekerjaan. Publica Indonesia Utama.

Sutrisno, Edy. 2019. Budaya Organisasi. Prenada Media.

Pranogyo, A. B., Hamidah, Suyatno. T. 2022. Kinerja Karyawan. Feniks Muda Sejahtera.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun