Mohon tunggu...
Aldy Rasyid Abe
Aldy Rasyid Abe Mohon Tunggu... Lainnya - Panelist at YouGov Asia Pacific

I love learning new things and finding ways to implement them in all aspects of my life.

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Simbiosis Mutualisme antara Big Data dan Ilmu Jurnalistik

26 Juni 2023   10:30 Diperbarui: 26 Juni 2023   10:32 172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: Unsplash

> Big Data
Big Data adalah "istilah yang menggambarkan volume besar data - baik terstruktur maupun tidak terstruktur - yang membanjiri bisnis sehari-hari." ~ SAS Insights on Big Data.

Di zaman terhiperkoneksi seperti saat ini, interaksi dengan informasi (e.g., faktual ataupun hoaks) di lingkup digital  melalui uploading, liking, dan sharing akan berakumulasi menjadi Big Data. Akumulasi ini, setelah melalui pelbagai proses analisa, akan digunakan untuk mempengaruhi weltanschauung (atau pandangan dunia) dari user-user terkait di dalam ekosistem terhiperkoneksi ini. Pemanfaatan teknologi di balik layar dari pemanfaatan Big Data pun selalu menjadi sorotan bagi khalayak.

Namun pernahkah kita, sebagai penggemar Big Data, bertanya
[1] Apakah hasil dari analisa menggunakan bahasa yang mudah dipahami oleh orang awam? 
[2] Apakah hasil dari analisa akan dimanfaatkan orang awam secara bijak? 

Contoh pertanyaan di atas tentunya sudah terbayang di benak pengolah Big Data, namun janganlah kita menjadi lengah dalam upaya kita untuk menyampaikan informasi yang bersumber dari analisa Big Data. Karena kelengahan inilah yang akan menjadi penyebab maraknya konten negatif yang menggangu ketentraman lingkup digital dan berpotensi untuk menggangu ketentraman lingkup fisik juga.

> Mitigasi
Jabar Digital Service dan Kognisi paham akan bahaya yang ditimbulkan oleh fenomena ini. Maka muncullah program Jurnalisme Berkebangsaan yang dilakukan secara daring dan luring. Sebagai salah satu peserta program ini, Jurnalisme Berkebangsaan adalah upaya untuk mengenalkan best practice (i.e., praktik terbaik) dalam berinteraksi dengan informasi yang dijelaskan di atas di dalam ekosistem terhiperkoneksi ini. Salah satunya adalah mempromosikan pola pikir berbasis ilmu jurnalistik.

Secara sederhana, pola pikir berbasis ilmu jurnalistik ini dapat diartikan:
[1] Sebagai pengguna, kita memiliki tanggung jawab untuk memverifikasi informasi yang kita dengar, lihat, atau baca sebelum menyebarkan informasi terkait.
[2] Sebagai pembuat, kita memiliki etika, akuntabilitas, dan independensi dalam mengelaborasi ide tulisan yang faktual untuk kepentingan publik sebelum kita terbitkan tulisan tersebut. 

Kognisi menyediakan beberapa kelas yang dapat membantu kita untuk mengembangkan pola pikir tersebut. Selama mengikuti program ini, saya mengambil dua kursus yaitu:
[a] Bagaimana caranya menulis seperti wartawan dan
[b] Membuat storytelling sesuai kaidah jurnalistik untuk konten kreator.

> Review program
Kemunculan pelbagai platform publikasi baru memudahkan khalayak untuk mempublikasikan tulisan mereka sendiri. Namun tidak semua orang memahami dasar-dasar kemampuan menulis. Praktik yang dilakukan dalam dunia jurnalistik mempunyai potensi untuk memperbaiki kekurangan ini.

Konten dari kedua kursus di atas cukup identik, yakni
[1] memperkenalkan komponen yang membentuk berita,
[2] memberikan pemahaman tentang teknik-teknik dasar dalam menulis berdasarkan tipe media publikasi, dan
[3] bagaimana mencari serta mengelaborasi ide tulisan.

Mengetahui cara menulis merupakan setengah bagian dari perjalanan dalam tulisan berbasis data. Kitapun, baik pengguna dan pembuat, harus juga paham tentang
[a] di mana kita bisa mencari data pendukung ide tulisan,
[b] bagaimana menginterpretasikan data, dan
[c] bagaimana merepresentasikan data tersebut dalam visual yang efektif, menarik, dan berdampak.

Program Jurnalisme Berkebangsaan memberikan kesempatan untuk berdiskusi dengan mentor yang ahli di bidang data untuk menjawab 3 pertanyaan di atas. Dengan cara memfasilitasi peserta lewat mentoring dan kunjungan ke Jabar Digital Service (JDS) untuk belajar langsung dari pengalaman ahli-ahli di tempat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun