Kebijakan belajar di rumah menggunakan daring akibat pandemi wabah Corona sangat menyita perhatian banyak orang, kebijakan dari pemerintah yang dirasa belum maksimal ini malah membuat tekanan bagi setiap pelajar di rumah (11/4).
Kebijakan untuk belajar di rumah ini sudah mulai diterapkan sejak 16/4/2020 di Tangerang, tanggapan para pelajar pun sangat beragam, ada yang pro dan kontra. Namun banyak para pelajar yang mengeluhkan tentang sistem ini malah membuat para pelajar kewalahan.
“Menurut saya sih adanya kebijakan ini memang bagus karna menghindari penyebaran virus corona, namun menurut saya kebijakan ini belum matang dari segi sosialisasinya,” tutur wahyu salah satu pelajar di Tangerag.
“ya kan harusnya kebijakan ini cuma penggati kegiatan belajar mengajar di sekolah aja, harusnya belajarnya pun sama hanya agar kita tidak tertinggal pelajaran, tapi justru malah tugas terus-terusan yang di berikan, absen pun kadang harus mengerjakan tugas,” tutupnya.
Pasalnya sistem ini dirasa belum terlalu matang di persiapkan oleh pemerintah sendiri, dimana kurangnya sosialisasi terhadap tenaga pelajar sehingga terlihat seperti salah mengartikan kebijakan belajar di rumah ini.
Kebijakan ini seharusnya hanya penggati kegiatan belajar mengajar yang semula di sekolah / kampus agar tidak tertinggal pelajaran, justru kebijakan ini malah membuat para pelajar kewalahan dikarenakan banyaknya tugas tugas yang di berikan kepada pelajar.
Hal ini lah yang membuat kebijakan ini malah membuat para pelajar menggaungkan keluhannya di media sosial, mulai dari kuota untuk belajar melalui daring ini dan tugas-tugas yang menumpuk akibat kurang matangnya pemberlakuan kebijakan ini.
窗体顶端
Kebijakan ini pun diharap kedepannya semakinbaik dan ada perhatian khusus dari pemerintah Indonesia dan Kemendikbud terkait permasalahn ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H