Mohon tunggu...
suara netizen
suara netizen Mohon Tunggu... Jurnalis - frelancer

smart netizen yang mempunyai basis komunitas

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih

Hoaks Marak di Pilwakot Surabaya, Aldy Lazuardy Bongkar Gaji Buzzer

11 November 2020   22:30 Diperbarui: 11 November 2020   22:44 159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

surabaya - Banyaknya Hoax di Surabaya membuat warganet resah , keresahan ini tidak lain karena banyaknya akun akun baru yang memposting poltik terkait Pilkada dan kebanyakan adalah Hoax dan hate Speech . Buzzer Politik tentunya menjadi hal yang paling di sorot ahir ahir ini . Buzzer menjadi sebuah pekkerjaan  yang menggiurkan bagi sebagian orang karena gosipnya gajinya bisa puluhan juta setiap bulan . berapa gaji seorang buzzer ?  Aldy Lazuardy ketua Surabaya digital city komunitas warganet terbesar di Surabaya menjelaskan bahwasanya seorang Buzzer handal bisa meraup puluhan bahkan sampai ratusan juta per projek .

Menjadi seorang Buzzer ya gampang gampang susah , sebenarnya tidak hanya bermodalkan akun2 medoso saja tapi penguasaan tehnik viralisasi dan kontra narasi juga disertai opini target politik .  Gaji seorang buzzer sangat di tentukan beberapa hal,  misal nya t tema politiknya apa , luas wilatah (teritorial ) yang harus di serang itu berapa , waktu atau deadline politik itu jjuga pengaruh di Harga , 

dokpri
dokpri
" misalkan saya terima pesanan seharga 50 juta maka saya akan membagikan ke tim saya biasanya ada 10 orang dan satu orang buzzer bisa punya 100 akun medsos bayangan ,   tiap orang dapat bayaran  antara 3 - 5 juta . nah ini yang bikin menggiurkan para warganet " ujar aldy

" Buzzer itu juga ada kelasnya , dari kelas ecek ecek yang bisanya cuma share tanpa mikir , sampai ada buzzer yang pinter menjadi seorang Snipper , nah Snipper inilah yang pintar menganalisis media , kapan waktu posting , karakter orang/netizen  sampai dengan membuat opini dan menggiring opini publik sesuai dengan target atau harapan si pemesan .kendala masyarakat kita yang belum dewasa dalam tehnologi menjadi peluang bagi para buzzer untuk mengubah pola pikir warganet " pungkas aldy . ( thg 876 )

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun