Sekolah Orang Tua Hebat (SOTH) Batch 2
Kecamatan Tambaksari, Surabaya.
Senin, 26 Agustus 2024, Merupakan puncak dari kegiatan Sekolah Orang Tua Hebat atau sering di kenal dengan SOTH Batch 2 tahun 2024. Kegiatan Inovasi dan Teknologi ini berlangsung di kantor Kecamatan Tambaksari kota Surabaya dengan dihadiri oleh seluruh fasilitator Sekolah Orang Tua Hebat (SOTH) Batch 2 di Kecamatan Tambaksari, Sekertaris Kecamatan Tambaksari, Dosen Pembimbingan Lapangan (DPL), dan 47 peserta.
Kegiatan ini dibuka oleh Cinta Aulia selaku pembawa acara, sebelum acara inti dimulai, ada beberapa sambutan yang disampaikan oleh ibu Maya Thosuly, SH, M.PSDM selaku Sekertaris Camat dan juga oleh bapak Ricky Alejandro Martin, M.Psi.,Psikolog selaku Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Kecamatan Tambaksari. Setelah itu, penyampaian materi oleh seluruh fasilitator secara bergantian.
“Secara total, ada 33,44% anak usia dini di Indonesia yang menggunakan handphone atau gadget. Sementara anak usia dini yang bisa mengakses internet mencapai 24,96%. Persentase yang menggunakan gadget pada anak usia 0-4 tahun atau balita hanya 25,5%. Sementara usia 5-6 tahun 52,76%. Pola yang sama juga terlihat pada anak-anak yang mengakses internet. Usia balita sebesar 18,79%, sedangkan anak usia 5-6 tahun sebesar 39,97%.” Ujar Aldy Dwi Prasetiyo selaku pemateri dengan tema “Aktivitas Positif Untuk Melindungi Anak dari Gadget”. Data yang disampaikan bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2022.
Kegiatan ini dilakukan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman kepada orang tua tentang dampak negatif penggunaan gadget yang berlebihan pada anak-anak serta memberikan pelatihan untuk meningkatkan kegiatan yang positif. Selain penyampaian materi atau psikoedukasi, kami juga memberikan pelatihan kepada orang tua untuk meningkatkan aktivitas positif yang dapat dilakukan bersama anak untuk melindungi anak dari pengaruh gadget. Kami membawakan alat peraga edukasi (APE) berupa buku pop up dengan kombinasi cerita anak-anak, dari APE tersebut anak dapat meningkatkan keterampilan motorik halus dan koordinasi tangan-mata, membuat anak-anak lebih tertarik dan termotivasi untuk membaca, serta anak-anak mungkin lebih mudah memahami dan mengingat konten cerita.
“Apakah gadget lebih banyak mendatangkan manfaat atau justru masalah bagi anak-anak?” Pertanyaan yang dilontarkan kepada peserta. Ada beberapa peserta yang setuju kalau gadget mendatangkan banyak manfaat ada juga peserta yang tidak setuju apabila gadget mendatangkan manfaat melainkan mendatangkan masalah bagi anak-anak. Dari situ, kami menjelaskan bahwa “Gadget pasti memiliki sisi positif dan sisi negatif, tergantung pada penggunaannya” ujar Aldy Dwi Prasetiyo.
Hasil yang diharapkan setelah kegiatan ini adalah orang tua lebih banyak meluangkan waktu bersama anak-anak dan lebih memperhatikan serta mengontrol apa saja yang dilakukan anak-anak dengan gadgetnya. “Kalau orang tua sudah berani memberikan gadget kepada anak usia dini maka, orang tua wajib bertanggungjawab/mengawasi apa saja yang dilakukan anak-anak dengan gadgetnya.” Ujar Aldy Dwi Prasetiyo untuk menutup kegiatan tersebut.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H