Mohon tunggu...
Rezaldy Fahmi Arifin
Rezaldy Fahmi Arifin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga

semangat semangat oke oke

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Angkringan Anggajaya, Spot Nongkrong Asik setelah Pandemi

6 Juni 2022   22:07 Diperbarui: 6 Juni 2022   22:15 2374
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada Desember 2019 dunia digemparkan wabah baru yang muncul di Tiongkok tepatnya di Wuhan. Virus tersebut biasa kita kenal dengan sebutan covid-19 atau SARS-CoV-2. Tercatat per 28 Mei 2022 kasus terjangkit virus bertambah 254 ribu kasus baru dan kasus meninggal mencapai 1.296 jiwa. Total virus ini telah menjangkit 532 juta jiwa dan menyebabkan kematian hingga 6,3 juta jiwa di seluruh dunia. 

Jika kita telusuri lebih dalam, ada beberapa teori yang menyebutkan tentang tempat pertama kali virus covid-19 muncul. Salah satunya ada yang mengungkapkan virus ini adalah virus yang lolos dari fasilitas riset biologi yang terletak relatif dekat dengan pasar, yaitu Institut Virologi Wuhan (WIV). Para Ilmuwan menyebutkan bahwa virus covid-19 menyebar melalui hewan yang terinfeksi dan menular ke manusia atau biasa disebut "zoonotic spillover". 

Ada juga teori yang membahas tentang hewan yang menjadi asal muasal covid-19, hewan yang dimaksud disini adalah kelelawar dimana masyarakat cina kerap mengunjungi habitat kelelawar guna mengumpulkan guano sebagai pupuk bagi tanaman mereka. Maka dari itu, Ilmuwan menyimpulkan bahwa patogen yang dibawa oleh kelelawar menular kepada manusia. 

Pandemi di Indonesia sendiri mulai masuk pada bulan Maret 2020 di Depok, Jawa Barat. Kasus penularan pertama ini terungkap setelah pasien 01 melakukan kontak dekat WN Jepang yang ternyata positif COVID-19 saat diperiksa di Malaysia pada malam Valentine, 14 Februari 2020.

Pandemi covid-19 sendiri menjadi momok karena para penggiat industri khususnya industri kuliner dan wisata terkena dampak buruk yang cukup signifikan. Pembatasan Sosial Berskala Besar atau biasa disebut PSBB membuat warga terkungkung dirumah masing-masing dan tak bisa melaksanakan kegiatan di luar.

Mereka merasa langkah yang diambil pemerintah ini kurang tepat karena hanya mengurangi dampak pandemi tapi disisi lain merusak sektor ekonomi. Para pedagang dan pengurus wisata merasa dirugikan karena mereka tidak bisa mendapat penghasilan karena tidak adanya pengunjung ke tempat mereka. 

Mereka harus memutar otak agar tetap berpenghasilan dengan cara menjajakan barang mereka secara online ataupun mengubah mata pencaharian yang tidak terpengaruh oleh PSBB.

Dokpri
Dokpri

Namun perlahan pada 2022 ini Indonesia mulai bangkit dari keterpurukan akibat covid-19. Hal ini dibuktikan dengan mulai dibukanya tempat-tempat umum dan tidak diberlakukannya lagi pemnbatasan aktivitas warga. Ini menjadi peluang bagi orang-orang yang bekerja di sektor pariwisata dan kuliner untuk meningkatkan usaha mereka yang sebelumnya hancur akibat pandemi. 

Di Yogyakarta sendiri tempat wisata-wisata ikonik seperti candi prambanan, malioboro, dan pantai-pantai mulai ramai dikunjungi wisatawan baik lokal maupun internasional. Tak luput juga kodisi industri kuliner perlahan mulai membaik karena rumah makan, angkringan, restoran, caf ataupun "burjo" yang menjadi tempat makan andalan mahasiswa sudah bisa melayani dine in. 

Pada kesempatan kali ini saya akan mengangkat salah satu angkringan di Yogyakarta yang bangkit dari situasi pandemi yaitu Angkringan Anggajaya. Tempat ini menjadi salah satu tempat nongkrong favorit kalangan anak muda seperti anak SMA, mahasiswa, maupun yang sudah bekerja.  Lokasi angkringan tersebut tidak jauh dari kota hanya memerlukan waktu 15 menit saja. Alamat nya berada di Jl. Anggajaya, Condongcatur, Depok, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun