Malam itu (14/10) di Kota Surakarta nampak tak seperti biasanya. Terhitung banyak yang mengunjungi Rumah Kebudayaan nDalem Joyokusuman, Gajahan, Surakarta yang juga pada sisi-sisinya dijaga ketat oleh petugas polisi keamanan. Malam itu hujan gerimis dan gamelan pun berbunyi mengalun indah. Tak lama kemudian masuklah tari-tarian seperti Srimpi Sangupati dan Golek Mugirahayu yang membuka acara wayang orang malam itu.
Pertunjukan wayang orang tersebut laksana obat yang meredakan rasa rindu bagi masyarakat kota Surakarta yang lama tak menggelar perhelatan pertunjukan. Seluruh pemain wayang orang pun nampak amat energik dalam melakukan tariannya. Suara dan nyanyian yang terlantun dari pemain serta pemusik gamelan sama-sama mengalun indah dicampur dengan hujan gerimis Kota Solo. Kepulan asap, sorot lampu pertunjukan, dan gemerlapnya busana penari menambah indahnya pertunjukan itu.Penonton pun banyak yang terbawa oleh suasana pertunjukan. Kadang mereka terdiam dan terkadang tertawa terbahak-bahak. Tokoh Punakawan Semar, Gareng, Petruk, dan  Bagong pun hadir memecah suasana.Â
Tawa riang dan sendau gurau dari pemain wayang orang seakan menghanyutkan penonton ditemani alunan melodi gamelan yang berbunyi indah. Namun seluruh tawa riang tersebut tidak memudarkan esensi cerita wayang orang pada malam hari itu.
Cerita dengan judul Pusaka Praja Murca mengisahkan tentang seorang bernama Mustakaweni yang hendak mencuri Jimat Kalimasada, pusaka negara Ngamarta. Siasat licik dengan menyerupakan wujud menjadi Raden Gathutkaca adalah yang ia tempuh, supaya tidak diketahui oleh seluruh punggawa Ngamarta. Jimat Kalimasada mampu dibawa oleh Mustakaweni.Â
Srikandi yang tidak terima akan hal itu langsung mengejar Mustakaweni. Pertempuran hebat antara kedua satria wanita ini tidak dapat dihindarkan.Â
Semua sama-sama kuat dan sakti. Hingga akhirnya muncul penyelamat yang mampu merebut Jimat Kalimasada. Ia bernama Bambang Priyambada. Satria putra Arjuna itu dengan gagah berani merebut Jimat Kalimasada dan mampu menyadarkan Mustakaweni.Â
Mustakaweni yang tertarik dengan Bambang Priyambada ini agaknya juga menaruh hati. Akhirnya Mustakaweni pun menjadi istri Bambang Irawan.
Perhelatan wayang orang tersebut dipersembahkan oleh Lembaga Dewan Adat Kraton Surakarta dengan Yayasan Pawiyatan Kabudayan Karaton Surakarta. Acara tersebut juga bekerjasama dengan Dinas Kebudayaan Surakarta. Perhelatan berlangsung dengan sangat meriah dan sukses ditutup dengan sesi berfoto dari para pemain wayang orang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H