Mohon tunggu...
Aldric Raynaldo Latulariuw
Aldric Raynaldo Latulariuw Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Seorang Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Analisis Produksi, Distribusi, dan Konsumsi Film Animasi

16 Oktober 2024   08:18 Diperbarui: 16 Oktober 2024   08:25 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Film animasi merupakan karya yang memiliki banyak tujuan, selain hiburan semata juga dapat memberikan sebuah pesan moral kepada penonton (Alfatra dalam Setiarko, 2022:5). Setiap film animasi yang dibuat pasti memiliki makna dan arti di baliknya. Film animasi sendiri terbagi menjadi 2 kategori yaitu film animasi 2D dan 3D. Contoh film  animasi 2D sendiri adalah Lion King, Snow White dan Adventure Time. Contoh film 3D adalah Inside Out, Elemental: Forces of Nature, dan Raya and The Last Dragon. Film animasi sudah banyak sekali ditemui dengan berbagai genre yang ada di dalamnya. 

Film animasi tentu diproduksi sesuai dengan tujuannya di mana film ini akan bergenre apa, memiliki kekhasan seperti apa, karakter yang bagaimana, dan pesan apa yang dimuat dalam film animasi tersebut. Film animasi tidak melulu tentang dialog atau percakapan yang dilakukan dan dihasilkan dari karakter tersebut. Namun film animasi juga bisa menghasilkan karya hanya dalam bentuk animasi atau gerakan (nonverbal) tanpa adanya dialog ataupun percakapan sehingga hasil dari film animasi tersebut hanya berfokus pada animasi yang ada di film tersebut (apa yang dilakukan dan dimaksud). 

Terkait dengan proses produksi, distribusi dan konsumsi yang memiliki genre berbeda pada tiap filmnya, maka sebagai contoh, film yang diambil adalah Elemental : Forces of Nature, Inside Out 2, dan If Anything Happens I Love You. Berdasarkan ketiga film ini, genre yang dimiliki semuanya berbeda. Dimana film elemental bergenre animasi, petualangan, dan romansa. Inside Out 2 bergenre animasi, komedi, dan coming-of-age. Lalu film terakhir yaitu Adult Animation dan Social Issue Drama. 

Perbedaan yang terlihat melalui 3 film animasi dari sisi produksi adalah bagaimana alur cerita yang dibuat. Di mana alur cerita yang dibuat tiap animasi tentu berbeda, namun terdapat keunikan dan ciri khas yang dibuat oleh tiap film animasi yaitu visual atau gaya dari penggambaran karakter, latar, konsistensi dan sebagainya. Film Inside Out 2 akan berfokus pada kelanjutan dari cerita yang telah dibuat pada film Inside Out sebelumnya dan adanya penambahan karakter baru yang membuat cerita semakin kompleks dari sebelumnya. Hal tersebut dapat dibandingkan pada film sebelumnya apakah visual yang digunakan dan ditunjukkan masih tergolong konsisten atau tidak. Selain itu pada film animasi If Anything Happens I Love You, produksi dalam animasi hanya menggunakan sketsa yang digambar sesuai dengan urutan gerakan yang nanti dapat bergerak dan makna yang ada dalam animasi ini tentu lebih dalam artinya dan berbeda dengan film animasi yang biasanya tayang. 

Pada sisi distribusi konten juga pastinya berbeda, di mana film animasi dari Elemental dan Inside Out 2 berbeda dengan film animasi If Anything Happens I Love You karena Elemental dan Inside Out 2 memang diproduksi untuk memenuhi kebutuhan pasar dan memang di set untuk ditayangkan pada layar lebar. berbeda dengan animasi yang satu ini, If Anything Happens I Love You merupakan animasi yang dibuat untuk siapa saja dan memang tidak ditayangkan pada layar lebar. Sehingga hal ini juga memberikan pengaruh dan dampak yang berbeda, di mana hasil output dari film yang didapat tentu berbeda. If Anything Happens I Love You lebih menekankan pada makna yang ada melalui animasi.

Sisi konsumsi, ini pada tahap bagaimana penonton dapat mengakses film animasi tersebut. Seperti contohnya 2 animasi yang telah di set untuk tayang di bioskop maka penonton harus menonton film tersebut di bioskop namun seiring berjalannya waktu kemungkinan 2 film ini yaitu Elemental dan Inside Out 2 bisa saja keluar dan tayang pada layanan OTT agar semua orang dapat mengakses walau belum atau bahkan tidak melihat 2 film ini ketika tayang di bioskop dan akhirnya harus tergantikan oleh film lain. Selain itu film animasi seperti If Anything Happens I Love You memang tidak ditayangkan pada layar lebar dan lebih memilih untuk ditayangkan pada layanan OTT secara langsung. Hal ini juga memungkinkan bahwa animasi tersebut hanya memiliki pemutaran film yang pendek, hanya sekitar 11 sampai 12 menit sehingga membuat film ini lebih baik tayang pada layanan OTT. Mengingat bahwa If Anything Happens I Love You juga tergolong dalam animasi yang dewasa dan bukan untuk anak-anak sehingga fokus dari animasi ini ada pada makna yang ada film tersebut. 

#filmanimasi

Daftar Pustaka  

Setiarko, N. A. (2022). TA: Penyutradaraan Film Animasi 3D Ilmiah Bertema Kehidupan Habitat Ikan yang Berbeda (Doctoral dissertation, Universitas Dinamika).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun