Mohon tunggu...
Aldric Raynaldo Latulariuw
Aldric Raynaldo Latulariuw Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Seorang Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Urgensi dalam Media Kelompok

2 Oktober 2024   17:48 Diperbarui: 2 Oktober 2024   17:49 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Apakah ada dari kalian yang pernah mendengar istilah Media Kelompok? Apa sih media kelompok? Media kelompok sendiri merupakan sebuah media yang memfokuskan kontennya pada isu-isu sosial yang terpinggirkan. Di mana dalam media kelompok sendiri, isu sosial yang jarang bahkan tidak pernah dibahas oleh media utama atau media korporasi dibahas di dalam media kelompok ini. Sehingga suara masyarakat dapat didengar bahkan membuka perspektif masyarakat lainnya untuk dapat lebih aware mengenai isu sosial yang dapat berdampak bagi kehidupan bersama kedepannya.

Untuk dapat dikatakan sebagai media kelompok maka terdapat beberapa ciri-ciri atau pembeda dari media korporasi yakni media kelompok harus dapat menjalankan fungsi ekonomi dan sosial, lalu media kelompok juga memiliki ruang lingkup yang lebih sempit dan memfokuskan kontennya pada isu yang terjadi di masyarakat atau lingkungan sekitar (lokal) daripada media korporasi yang memiliki ruang lingkup lebih luas, pengembangan bisnis media kelompok cenderung lebih sempit bahkan tidak melakukannya karena modal yang terbatas. Pada struktur organisasi, sudah jelas bahwa media kelompok memiliki bagan yang lebih sederhana daripada media korporasi, dan media kelompok dalam mengikuti teknologi atau konvergensi tidak secepat media korporasi. 

Salah satu contoh dari media kelompok adalah Project Multatuli. Project Multatuli adalah sebuah gerakan jurnalisme publik yang melayani yang dipinggirkan demi mengawasi kekuasaan agar tidak ugal-ugalan. Melalui program membership adalah cara Project Multatuli dalam mengundang warga yang peduli untuk ikut berpartisipasi dalam satu kepentingan bersama ini. Project Multatuli merupakan jurnalisme nonprofit, menyajikan laporan mendalam berbasis riset dan data, dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. 

Project Multatuli lebih menekankan kolaborasi antar media atau organisasi dengan memegang nilai-nilai yang sama dengan Project Multatuli. Nilai-nilai tersebut adalah demokrasi, kemanusiaan, keadilan sosial, keberlanjutan bumi (lingkungan), dan kesetaraan hak. Project Multatuli membuka pendanaan baik dari publik maupun organisasi dengan tujuan dan prinsip yang sama yaitu, memperkuat demokrasi, membongkar kejahatan dan ketidakadilan sistematis, dan menyingkap kekuasaan yang ugal-ugalan. 

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, bahwa Project Multatuli merupakan sebuah media yang berada dan berpihak pada masyarakat terutama pada isu masyarakat marginal atau tertinggal yang bahkan tidak pernah dibicarakan. Melalui Project Multatuli, dapat dipastikan bahwa suara masyarakat memiliki kekuatan dan kepentingan dalam membangun dan membongkar permasalahan yang terjadi di Indonesia. Seperti Kisah Dua Ibu #PercumaLaporPolisi, di mana kasus ini terjadi di Sulawesi Tenggara namun kasus ini juga tidak dilirik oleh media yang ada di sana sehingga Project Multatuli turun tangan dan mengangkat cerita tersebut ke publik. Kasus ini merupakan kasus kekerasan seksual yang terjadi pada anak-anak di mana ibu dari anak tersebut telah melaporkan kepada pihak polisi namun laporan tersebut tidak ditindaklanjuti. Sehingga dari kasus ini dapat memunculkan tagar #PercumaLaporPolisi. Selain itu melalui kasus ini, pembaca dapat mengetahui bahwa terdapat isu-isu yang terjadi di luar sana bahkan tidak diliput oleh media untuk membantu warganya dalam mendapatkan keadilan yang pantas. Media Kelompok seperti Project Multatuli inilah yang dapat membantu menyuarakan hak-hak masyarakat dalam mengangkat keadilan serta keresahan yang terjadi di kalangan masyarakat. Sehingga isu-isu yang dimunculkan oleh project multatuli ada pada kesetaraan gender, kesamaan hak laki-laki dan perempuan, lingkungan, mengkritisi pemerintah seperti kebijakan-kebijakan, aturan-aturan, lalu dalam Project Multatuli juga membahas mengenai hak sebagai pekerja dalam artian keadilan yang didapat sebagai buruh dan guru, masyarakat terpinggirkan atau tertinggal. 

Oleh karena itu, munculnya media kelompok dapat memberikan pemahaman dan perspektif baru terhadap isu-isu sosial yang terjadi di mana isu tersebut tidak pernah diketahui dan ditemui oleh masyarakat luas. Masyarakat juga semakin sadar akan apa yang sedang terjadi di negara ini dan dapat lebih aware terkait dengan isu-isu sensitif ini terlebih lagi memunculkan rasa empati kepada masyarakat di luar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun