Mohon tunggu...
Aldo Yusna Jatnikha
Aldo Yusna Jatnikha Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa - Universitas Pendidikan Indonesia - KKN UPI

Menjalankan hidup tanpa penyesalan

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Menumbuhkan Minat Literasi Baca Tulis Siswa SD YKPPK di Masa Pandemi Covid-19

4 Oktober 2021   03:45 Diperbarui: 4 Oktober 2021   03:53 335
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bermula ketika wabah Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) yang merupakan penyakit menular muncul pertama kali di kota Wuhan, Provinsi Hubei, China pada 2019 akhir. Pada saat itu pemerintahan China kurang cepat untuk meng-lockdown kota Wuhan sehingga penyebaran virus meluas sangat cepat, masyarakat dunia pada saat itu masih belum percaya akan kebenaran berita bahwa virus mematikan mulai menyebar keseluruh dunia sehingga keamanan pun masih belum ketat, kurang dari 3 bulan kemudian terjadilah indikasi indikasi penyakit virus corona mulai terlihat di berbagai negara termasuk di Indonesia pada awal bulan Maret. Setelahnya, pada tanggal 11 Maret 2019 ditetapkan bahwa wabah virus corona sebagai pandemi global oleh WHO.

Setelah ditetapkan pandemi global oleh WHO, negara - negara mulai memberlakukan lockdown untuk mengurangi penyebaran virus corona. Di Indonesia memberlakukan lockdown setelah dikonfirmasi secara resmi oleh Presiden Indonesia pada tanggal 2 Maret 2020 bahwa telah muncul kasus COVID-19. Sejak saat itu, jumlah kasus terkonfirmasi dilaporkan secara luas setiap hari. Pada pertengahan Maret 2020, Presiden menghimbau seluruh lapisan masyarakat untuk menjaga jarak. Ibu kota Indonesia, provinsi DKI Jakarta, memimpin inisiatif dengan melakukan penutupan sekolah, tempat kerja, dan pembatasan acara publik pada tanggal 16 Maret 2020. Sebagai respon atas lonjakan kasus terkonfirmasi yang meningkat secara siginifikan, sejumlah tindakan kemudian dilakukan oleh pemerintah, antara lain penutupan transportasi umum, larangan perjalanan domestik, dan penutupan perbatasan. Pada bulan April 2020, pemerintah Indonesia mengeluarkan Peraturan Pemerintah No. 21/2020 mengenai Pembatasan Sosial Berskala Besar atau yang dikenal dengan PSBB. 

Adanya himbauan dari Presiden untuk menjaga jarak maka semua kegiatan masyarakat dilakukan di rumah, dampak untuk bidang pendidikan sendiri menjadikan para pelaku kegiatan belajar mengajar untuk melakukan pendidikannya secara jarak jauh menggunakan jaringan atau disebut daring, sehingga pendidik dan peserta didik harus bisa menggunakan teknologi dan aplikasi yang menunjang pembelajaran daring seperti penggunaan komputer atau gawai (smartphone) dan aplikasinya berupa Google meet, zoom meetings, WhatsApp, YouTube, dan lainnya yang bisa menunjang pembelajaran daring.

Faktanya pembelajaran daring kurang begitu lancar karena pendidik dan peserta didik masih banyak yang kurang paham teknologi, permasalahan lainnya yaitu sinyal yang kurang stabil, kuota yang terbatas, dan tidak mempunyai komputer atau gawai untuk menunjang pembelajaran daring. Sehingga pembelajaran daring ini kurang maksimal karena masih banyak peserta didik yang tertinggal dan tentu saja adanya kemunduran dari segi kualitas pendidikan seperti contohnya berkurang atau menghilangnya minat literasi baca tulis, apalagi untuk anak SD kelas 1 - 3 yang baru saja memasuki sekolah tingkatan minat literasi baca tulisnya masih rendah.

Pada Sekolah Dasar Yayasan Kesejahteraan Pegawai Pabrik Kina (SD YKPPK) mengikuti anjuran untuk melaksanakan pembelajaran daring. Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di SD YKPPK menggunakan 3 aplikasi yaitu WhatsApp Group, Google Meet, dan Zoom Meetings, namun dikarenakan kurang pahamnya teknologi dan juga terbatasnya kuota internet maka pembelajaran sering berlangsung di WhatsApp Group tidak ada interaksi langsung seperti bertatap muka. Akibatnya guru tidak tahu apakah para peserta didik mengikuti kegiatan belajar mengajar dengan benar atau tidak, kemudian guru juga tidak mengetahui apakah peserta didik membaca dan menulis tugas oleh dirinya sendiri dan dibimbing orang tua atau tugasnya dikerjakan oleh orang tua peserta didik.

SD YKPPK berupaya untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar di WhatsApp Group dengan cara setiap tugas difotokan kemudian dibacakan melalui voice notes sehingga guru mengetahui bahwa pengerjaan tugas dikerjakan oleh peserta didik sendiri dibimbing oleh orang tuanya. Upaya ini juga dilakukan untuk menumbuhkan minat literasi baca tulis peserta didik sehingga tanpa pembelajaran luar jaringan atau luringpun para peserta didik masih memiliki minat literasi baca tulis, Upaya lainnya yaitu untuk melatih peserta didik untuk baca tulis sehingga peserta didik SD YKPPK tidak ada yang tidak bisa menulis maupun membaca. Upaya lainnya yaitu setiap pembelajaran akan ada sebuah tayangan YouTube yang diberikan oleh guru untuk peserta didik tonton sehingga peserta didik melakukan kegiatan membaca dan menulis sesuai dengan petunjuk. Tidak kalah penting juga peran orang tua dalam pembelajaran daring ini karena orang tua sebagai guru di rumah harus bisa membimbing anaknya untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar.

Adapun cara untuk menumbuhkan minat baca tulis di masa pandemi COVID-19, diantaranya;

1. Mengalokasikan waktu khusus membaca dan menulis,

2. Menugaskan siswa untuk mengumpulkan tugas dengan cara memfoto hasil tulisan tugas dan meng-voice notes-kan tugasnya,

3. Memberikan bahan bacaan digital non-pendidikan yang bisa diakses di http://ditpsd.kemdikbud.go.id/buku,

4. Mengajak peserta didik untuk menuliskan buku harian atau dairy,

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun