Mohon tunggu...
Aldo Tona Oscar Septian
Aldo Tona Oscar Septian Mohon Tunggu... Penulis - Sarjana Hukum dengan predikat "Cumlaude"

Nama saya Aldo Tona Oscar Septian Sitinjak. Saya merupakan fresh graduate dari Fakultas Hukum Universitas Sriwijaya dengan gelar Sarjana Hukum predikat kelulusan "Dengan Pujian (Cumlaude). Hobi saya yaitu membaca buku dan menulis. Saya mendedikasikan hidup untuk melawan seksisme, rasisme, dan fanatisme. Ayo Follow Instagram : @aldotonaoscar

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Digitalisasi untuk Pertanian Indonesia

2 Juni 2024   13:26 Diperbarui: 2 Juni 2024   14:06 123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Digitalisasi Untuk Pertanian Indonesia (Sumber Gambar: Pribadi)

Digitalisasi mengacu pada penggunaan berbagai teknologi dan data digital untuk meningkatkan proses berbagai kegiatan secara efektif dan efisien. Digitalisasi juga hadir untuk memudahkan kegiatan manusia, munculnya digitalisasi juga memberi peluang untuk menghadirkan inovasi pada sektor pertanian. Hadirnya inovasi dibutuhkan agar dapat memberikan manfaat untuk meringankan pekerjaan petani serta menaikkan produktivitas. Adanya kemudahan akses internet yang berarti bagian dari berasalnya digitalisasi juga dapat membantu para petani.

Petani dapat memanfaatkan internet untuk melihat prakiraan cuaca. Cuaca adalah salah satu komponen yang sangat penting dalam memilih keberhasilan seseorang petani, misalnya apabila perkiraan cuaca sangat panas, maka petani perlu melakukan pengairan sehingga tumbuhan tidak layu. Selain itu, dengan menggunakan akses internet yang simpel, maka petani dapat mencari isu mengenai hama dan penyakit pada tumbuhan sehingga penanganannya akan lebih simpel serta mencegah petani gagal panen.

Dengan adanya digitalisasi juga bisa memudahkan proses distribusi setelah petani panen. Petani dapat memasarkan hasil panennya sendiri agar dapat memperoleh penghasilan melalui penjualan tersebut. Kebanyakan dari petani sebelumnya menjual hasil panennya ke pengepul, padahal jika petani memasak hasil panennya sendiri yang dijual ke konsumen atau ke toko-toko bahkan supermarket petani akan menerima untung yang lebih maksimal. Kalau petani membuat hasil pertanian lebih menarik untuk dijual kepada konsumen, maka itu bisa menjadi market bagi petani tersebut, seperti sayur yang dijadikan keripik, beras yang dibuat kemasan, dan lain-lain. Dengan menggunakan media sosial pada masa digitalisasi sekarang tentu akan menjangkau konsumen secara luas. Hal ini mampu diterapkan untuk membangkitkan ekonomi masyarakat, dimana ekonomi sekarang yang belum stabil sepenuhnya. Nah, dengan adanya pasar online petani dapat mengurangi kerugian penjualan.

Berdasarkan pendapat di atas, ada satu faktor yang sangat mempengaruhi digitalisasi pada pertanian ini, yaitu faktor Sumber Daya Manusia (SDM) itu sendiri. Kebanyakan petani di Indonesia minim mengetahui tentang adanya digitalisasi, bahkan dapat dikatakan bahwa mereka "gagap teknologi (gaptek)". Hal ini ditimbulkan karena kebanyakan petani tidak memiliki pendidikan yang tinggi sehingga sangat awam dalam penggunaan teknologi digital. Selain itu, sebagian petani sudah berada pada usia tua sehingga mengakibatkan sangat sulit menerapkan teknologi pada pertanian.

Tak ada salahnya juga apabila petani mau belajar dan mempunyai kemauan yang tinggi. Nah, untuk itu sekarang muncul jurusan agribisnis dan agroteknologi pada bangku perkuliahan, diharapkan dengan adanya kedua jurusan tersebut para mahasiswa/i nantinya dapat memberikan penemuan atau pun inovasi baru untuk lebih memajukan pertanian di Indonesia dan dapat membentuk swasembada pangan yang baik untuk masa depan. Dengan hadirnya hal tadi, maka terdapat sedikit harapan buat melakukan transmisi dari pertanian konvensional menjadi pertanian digital.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun