Mohon tunggu...
aldo setiawan
aldo setiawan Mohon Tunggu... -

love life

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Pusat Perbelanjaan Marak Ditutup, Bagaimana Nasib Para Satpam, OB dan SPG yang Cantik Itu?

31 Oktober 2017   00:56 Diperbarui: 31 Oktober 2017   01:25 2584
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kalaulah ada wacana panas dalam beberapa hari terakhir ini, maka pasti wacana tersebut adalah wacana penutupan sejumlah pusat perbelanjaan (Department Store) di berbagai daerah di Indonesia.

Mengapa tidak, penutupan tempat-tempat perbelanjaan itu tak ubahnya masyarakat yang sedang antri menunggu pembagian beras miskin (raskin) di kantor Kepala Desa/Lurah. Giliran, dan satu persatu.

Setelah Seven Eleven (Sevel) serentak tutup di seluruh Indonesia, giliran Matahari yang juga bernasib sama. Tidak sampai disitu, Ramayana juga menutup gerainya di 7 tempat di Indonesia. Disusul Lotus, Debenhams dan Golden Truly.

Asumsi penyebabnya hampir sama, mereka tidak mampu membendung pola belanja masyarakat belakangan ini yang cenderung tidak mau capek dan ribet. Ya, masyarakat saat ini sudah biasa menggunakan aplikasi digital atau yang biasa dikenal dengan belanja online. Tinggal klik,pesan, sampai.

Kalian boleh saja berteriak lantang "pro bisnis online" dengan dalih perkembangan zaman, shopping zaman now, sederhana, simple dan tidak banyak memakan tenaga. Tapi pernahkah kalian berfikir bagaimana nasib para security, Cleaning Sercive, SPG dan karyawan-karyawan lainnya yang terkena PHK di sejumlah ritel tersebut? Bagaimana nasib mereka, bagaimana keluarga mereka, dan persoalan-persoalan lainnya yang menjadi beban mereka setelah terkena PHK massal?

jasaoutsourcingsecuritywonogiri.blogspot.co.id
jasaoutsourcingsecuritywonogiri.blogspot.co.id
Ini bukan persoalan tentang hadirnya ritel-ritel yang katanya membunuh bisnis UMKM, warung klontong dan usaha-usaha masyarakat menengah ke bawah lainnya. Tapi ini tentang nasib masyarakat kita yang mendadak menjadi pengangguran akibat PHK. Sama, mereka juga tergolong masyarakat menengah ke bawah.

Bisnis online jelas tak banyak membuka lapangan kerja bagi masyarakat. Satu contoh, Tokopedia, misalnya. Ia hanya memiliki satu kantor yang sekaligus menjadi kantor pusat. Betul, mereka juga membuka lapangan kerja semisal security dan cleaning service (OB), tapi lowongan kerja tersebut tak sebanyak yang dibutuhkan oleh ritel-ritel seperti Ramayana, Matahari, Carrefour, Giant dan lain sebagainya. Ritel-ritel itu memiliki cabang dimana-mana, dan tentu lowongan kerjanya pun akan tersedia banyak dan terbuka dimana-mana.

h86lowongantenagakerjakarawang.blogspot.co.id
h86lowongantenagakerjakarawang.blogspot.co.id
Jika demikian, secara otomatis, Tokopedia yang sekarang menjadi online shoppaling trend dan terlaris, hanya mempekerjakan paling tidak 5 hingga 10 orang security saja. Pun dengan cleaning sercive. Paling banyak, mungkin mereka hanya mempekerjakan 50 orang saja.  

Posisi pekerjaan ini tentu sangat jauh berbeda bila dibandingkan dengan sejumlah ritel yang tutup tadi. Mereka membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat sebanyak-banyaknya. Jumlah security yang dibutuhkan satu cabang ritel saja, bisa melebih jumlah security yang ada di kantor pusat Tokopedia tadi.

Inilah yang harus diperhatikan oleh pemerintah dan masyarakat saat ini. Contoh di atas hanya seputar perbandingan lowongan kerja pada posisi security dan cleaning service antara online shop  dan pusat perbelanjaan konvensional. Belum lagi jika membandingkan posisi lainnya semisal kasir, SPG, costumer service dan lain sebagainya. Ini akan sangat jauh dan bahkan berbeda jauh.

Maka, atas fenomena maraknya penutupan sejumlah pusat perbelanjaan di Indonesia belakangan ini, bisa dibayangkan, berapa jumlah pengangguran yang bertambah saat ini?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun