Siapa Itu Lao Tzu?
Gagasan kepemimpinan dan tanggung jawab mereka yang memutuskan untuk memangku peran tersebut telah menarik perhatian orang-orang berabad-abad lalu. Lao-Tzu mengungkapkan pendapatnya tentang ciri-ciri pemimpin yang baik dan dampak buruk dari keinginan terhadap masyarakat dan kondisi mental orang-orang. Dari sudut pandang filsuf ini, terlalu banyak perhatian sering kali tertuju pada perbedaan antara orang-orang, baik itu "kemampuan yang lebih unggul," properti yang "sulit diperoleh," atau sumber kecemburuan lainnya. Karena adanya kecenderungan seperti itu, banyak individu yang melebih-lebihkan manfaat memiliki sesuatu yang dikaitkan dengan posisi yang lebih unggul daripada orang lain.
Dari kata-kata filsuf tersebut, dapat disimpulkan bahwa merupakan tanggung jawab seorang pemimpin untuk mengalihkan perhatian pengikutnya dari pikiran-pikiran yang merugikan dan, oleh karena itu, mencegah persaingan yang tidak perlu. Ia melihat penyebaran pengetahuan dalam masyarakat manusia sebagai fenomena negatif yang harus dikendalikan dan dikurangi oleh para pemimpin. Dengan demikian, "orang bijak" memastikan kesejahteraan rakyatnya dengan cara berikut: ia "mengosongkan pikiran mereka, mengisi perut mereka," dan "melemahkan kemauan mereka," yang mungkin merujuk pada sifat hewani manusia. Penulis tampaknya memandang pengaruh seorang pemimpin yang baik sebagai semacam faktor penghambat yang menghilangkan risiko sosial apa pun dengan mengurangi keinginan dan mencegah tindakan yang dipicu oleh pengetahuan.
Gagasan kepemimpinan efektif yang dikemukakan Lao Tzu tidak memiliki kesamaan dengan konsep-konsep populer modern yang menekankan peran inisiatif dan motivasi. Beberapa pemimpin dapat melihat kebaikan yang berdaulat dalam penciptaan aturan-aturan ketat yang harus dipatuhi untuk menghindari hukuman. Dengan menekankan ketidakegoisan dan pengabaian diri, Lao Tzu mendorong para pemimpin untuk menghindari membedakan diri mereka dari orang banyak untuk menghormati prinsip kesetaraan.
Baginya, ketika ide-ide ini menjadi dasar strategi seorang pemimpin, pengikut biasa memperoleh "kebebasan untuk mengikuti sifat jujur dan sederhana mereka". Dalam pemikiran Tao, pemimpin yang efektif harus mengurangi dampak dari faktor apa pun yang mengalihkan perhatian orang dari "mengikuti sifat segala sesuatu" atau Tao. Oleh karena itu, kepemimpinan Tao lebih bersifat simbolis karena tidak dipertahankan oleh pengenalan larangan ketat dan hierarki dominasi yang kuat.
Apa itu TAOISME?