Artikel ini adalah hasil kajian iPrice menggunakan data SimilarWeb dan Google Trends untuk mengetahui dinamika e-commerce Indonesia dan regional tahun 2018.
Wawasan kunci kilas balik e-commerce tahun 2018:
- Tokopedia & Bukalapak berada di peringkat 3 & 4 sebagai e-commerce lokal dengan pengunjung desktop dan mobile web terbanyak di Asia Tenggara, mendekati pemain regional seperti Lazada dan Shopee yang masih di posisi 1 & 2.
- Tokopedia berhasil menjadi e-commerce dengan pengunjung desktop dan mobile web di Indonesia sepanjang tahun 2018.
- Bukalapak berada di peringkat ke-3 pada Januari 2018 di bawah Lazada, namun mulai April 2018 mereka berhasil mengunci posisi ke-2.
- Beragam pesta ulang tahun e-commerce dan gelaran festival jualan memicu animo pencarian (Google Trends) yang cukup masif, tapi Lazada Birthday Fest menarik animo paling tinggi dibandingkan gelaran e-commerce lain.
- Shopee sempat menyalip jumlah pengunjung desktop dan mobile web Lazada pada bulan Agustus, namun disalib kembali pada bulan November. Tapi selisih jumlah pengunjung Shopee dan Lazada semakin menipis jika melihat perbandingan kunjungan desktop dan mobile web bulan Januari dan November.
E-commerce menjadi topik hangat yang tidak henti dibicarakan orang-orang Indonesia sepanjang tahun 2018. Topik ini menjadi ingar-bingar karena berbagai hal, mulai dari maraknya festival belanja online, kedatangan Jack Ma ke Indonesia yang dianggap sebagai salah satu sosok paling berpengaruh di ranah e-commerce dunia, hingga potensi menjanjikan sejumlah pemain e-commerce lokal berlabel Unicorn. Yang terbaru tentunya kabar investasi US$1,1miliar dari SoftBank pada Tokopedia sehingga menjadikan e-commerce itu sebagai perusahaan rintisan dengan valuasi paling besar di Indonesia.
Sebelum tahun ini berganti, iPrice menyelisik kembali para pelaku e-commerce terpopuler di Indonesia maupun di regional yang lebih luas, penetrasi yang paling menarik perhatian, juga tren kompetisi yang terjadi di tengah industri ini. Untuk melakukannya, kami mengalisis jumlah total kunjungan desktop dan mobile web dari 60 platform e-commerce Asia Tenggara menggunakan data dari SimilarWeb dan Google Trends.Â
Pertumbuhan Ekonomi Digital Indonesia Meningkat Pesat
Akselerasi pertumbuhan ekonomi digital di Indonesia merupakan yang terdepan di Asia Tenggara. Dilansir dari laporan terbaru Google Temasek, ada perputaran uang sebesar US$27miliar dari aktivitas ekonomi digital di negara ini sepanjang tahun 2018. Pertumbuhan ini meningkat pesat hingga 49% sejak tahun 2015. Selain karena didukung oleh geografis pasar yang begitu luas, para penduduk Indonesia juga perlahan menjadikan internet sebagai penopang aktivitas sehari-hari mereka. Dari transportasi hingga aktivitas belanja online.
Tahun 2018 sendiri sejauh ini menjadi periode terbaik untuk berbelanja online. Para pemain e-commerce berlomba-lomba memanjakan pelanggan mereka dengan beragam festival belanja yang diklaim penuh diskon dan cashback. Sedikitnya, ada enam agenda festival belanja online digelar di Indonesia sepanjang tahun ini. Agenda jualan semacam ini dipercaya mampu menarik jumlah transaksi yang masif. Contohnya, Harbolnas yang baru berlalu mampu mencatatkan transaksi hingga Rp6,8 triliun hanya dalam dua hari gelarannya.Â
Konsumen Indonesia Masih Mengutamakan Layanan E-Commerce Lokal Daripada E-Commerce Regional
Kepercayaan Softbank pada Tokopedia dalam bentuk investasi sebesar US$1,1miliar baru-baru ini terjalin bukan tanpa sebab. Performa perusahaan rintisan yang dipimpin William Tanuwijaya ini begitu mendominasi pasar e-commerce tanah air sepanjang tahun 2018. Mengamati data SimilarWeb, jumlah kunjungan di situs Tokopedia selalu berada di atas situs e-commerce lain setiap bulannya. Kunjungan tertinggi Tokopedia terjadi pada bulan September yang mencapai 169 juta pengunjung. Jumlah ini meningkat 123% dari kunjungan awal tahun.
Selain Tokopedia, orang Indonesia juga gemar menggunakan Bukalapak sebagai tempat berbelanja online. Sejak diumumkan sebagai salah satu Unicorn dalam industri ini, jumlah pengunjung desktop dan mobile web di situs e-commerce lokal ini senantiasa menanjak dari bulan ke bulan. Jumlah kunjungan tertinggi Bukalapak terjadi pada bulan November dengan angka 120.580.100 kunjungan. Jika dibandingkan dengan catatan pengunjung desktop dan mobile web mereka di bulan Januari lalu, Bukalapak mampu membukukan margin hingga 69.244.100 kunjungan, alias meningkat 135%. Penetrasi positif Bukalapak mampu menyalip Lazada yang sebelumnya ada di posisi 2 sebagai e-commerce dengan jumlah pengunjung desktop dan mobile web terbanyak di Indonesia.
Lazada Mendominasi Regional, Tapi Kalah Saing di Indonesia
Lazada masih menjadi yang paling populer di Asia Tenggara karena menguasai 25% market share lebih banyak dibandingkan e-commerce lain di regional ini. Hanya saja, tahun 2018 agaknya bukan periode yang memuaskan bagi Lazada di Indonesia. Kunjungan konsumen dalam negeri ke situs Lazada Indonesia melalui desktop dan mobile web tergolong flutuatif sepanjang 11 bulan belakangan. Padahal, penetrasi e-commerce ini tampak menjanjikan di awal tahun berkat akuisisi dan kucuran dana US$2miliar dari Alibaba pada bulan Maret. Lazada juga berjaya menangguk 85 juta kunjungan desktop dan mobile web ketika menggelar Lazada Birthday Fest satu bulan kemudian. Tapi, pada pertengahan tahun kunjungan di situs e-commerce ini menurun hingga titik terendah 33 jutaan pengunjung. Kedatangan Jack Ma ke Indonesia di pertengahan tahun nyatanya juga tidak mampu mendongkrak ketertarikan orang-orang untuk berinteraksi lebih banyak di Lazada.Â
Kendurnya kunjungan di situs Lazada semakin kasatmata jika dibandingkan dengan jumlah pengunjung desktop dan mobile web yang berhasil dikumpulkan Shopee sepanjang tahun ini. Berkaca dari periode awal tahun performa Shopee meningkat hampir 3x lipat, mampu memangkas jarak dengan Lazada yang ada di peringkat tiga besar. Padahal, margin pengunjung Lazada dan Shopee di bulan Januari berada pada angka 51 juta. Memperbanyak program promosi menjadi senjata utama Shopee dalam memancing konsumen untuk berkunjung ke situsnya. Menilik Google Trends, animo orang Indonesia untuk mencari kata kunci yang berhubungan dengan Shopee kerap meningkat ketika e-commerce ini mengadakan promo semacam Shopee Super Shopping Day, Singles' Day, maupun Harbolnas. Jumlah kunjungan pada situs Shopee yang berlipat dari pasar Indonesia turut berkontribusi untuk bertengger di posisi 10 besar e-commerce paling banyak dikunjungi pada tingkat regional.
Sekilas Mengenai E-Commerce di Asia Tenggara Tahun 2018
Tokopedia dan Bukalapak tidak hanya besar di pasar e-commerce Indonesia. Dua startup berstatus Unicorn ini bersama Blibli nyatanya mampu bertengger dalam 10 pemain besar e-commerce Asia Tenggara berkat ramainya kunjungan desktop dan mobile web konsumen Indonesia ke masing-masing situs. Peningkatan jumlah kunjungan yang signifikan dari konsumen lokal tidak hanya didulang Tokopedia dan Bukalapak. Penetrasi e-commerce lokal Thegioididong dan Tiki yang berasal dari Vietnam juga cukup signifikan di region Asia Tenggara.Â
https://iprice.co.id
Thegioididong yang mengutamakan produk-produk elektronik di dalam situsnya mampu mendapatkan rataan kunjungan desktop dan mobile web sebesar 29 juta pengunjung sepanjang 11 bulan ini. Tiki mengekor di belakangnya dengan rataan capaian 26 juta pengunjung desktop dan mobile web. Secara garis besar, 60 platform e-commerce di Asia Tenggara menunjukkan rata-rata peningkatan 46% jumlah pengunjung dari desktop dan mobile web. Pencapaian ini sebetulnya telah terprediksi dalam laporan Google terkait cepatnya laju pertumbuhan industri e-commerce di regional tenggara Asia.
***Â