Mohon tunggu...
Aldo Fadika Ramdhani
Aldo Fadika Ramdhani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya mahasiswa Universitas Pamulang Prodi Teknik Industri

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pelecehan Seksual dalam Konteks Nilai-Nilai Pancasila

9 Desember 2024   16:16 Diperbarui: 9 Desember 2024   16:17 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Seperti yang kita ketahui bahwa pelecehan seksual adalah suatu perbuatan yang melanggar sila kedua yang berbunyi "Kemanusian Yang Adil Dan Beradab". Pelecehan seksual merupakan perbuatan yang tidak beradap dan tidak manusiawi karena dapat berdampak besar pada korban.

Namun akhir-akhir ini banyak kasus pelecehan seksual yang terjadi di Indonesia, seperti kasus pria difabel asal NTB yang bernama iwas alias agus pria yang melakukan pelecehan seksual kepada 15 orang korban 3 diantaranya masih dibawah umur.

Mengapa kasus ini masih sering terjadi di negara indoesia, inilah beberapa penyebab bisa terjadinya pelecehan seksual diantaranya :

Pertama minimnya edukasi seks kepada anak, penyebab pelecehan seksual di sekolah sering kali terjadi karena minimnya edukasi seks pada anak. Banyak orang dewasa menganggap bahwa seks itu tabu dan tidak perlu dikenalkan kepada anak pada usia dini. Padahal, edukasi seks pada anak itu penting agar terhindar dari pelecehan seksual dan perbuatan tidak menyenangkan lainnya.

Kedua lemahnya perlindungan hukum bagi korban, Penyebab maraknya pelecehan seksual karena lemahnya perlindungan hukum bagi korban. Dalam kondisi ini, pelaku pelecehan juga tidak mendapatkan sanksi hukum sehingga tidak menimbulkan efek jera. Pemerintah sudah seharusnya membuat regulasi baru terkait Undang-Undang pelecehan seksual secara maksimal. Hal ini untuk memberikan rasa aman kepada masyarakat yang mengalami perbuatan seksual tidak menyenangkan.

Ketiga diam saat menggalami pelecehan seksual, Penyebab pelecehan seksual terhadap anak terjadi karena korban cenderung diam saat dirayu, digoda, atau diraba oleh pelaku. Dalam kondisi ini, anak sering kali tidak mampu untuk melawan dan melarikan diri dari pelecehan seksual yang terjadi. Pelaku juga dapat memanipulasi korban agar tetap diam dan menggunakan sejumlah taktik yang berbeda. Misalnya, memberi tahu anak bahwa aktivitas seksual merupakan hal yang normal. Bahkan, pelaku mampu melontarkan ancaman apabila korban menolak dan melaporkan tindakannya kepada orang dewasa lain.

Keempat menyalahkan pakaian korban, Korban sering kali mendapatkan tuduhan karena memakai pakaian yang terbuka atau tidak menutup aurat. Pada kondisi ini, pelaku juga memiliki anggapan bahwa pakaian tersebut "mengundang" hawa nafsu sehingga wajar mengalami pelecehan seksual.

Kelima faktor lingkungan tidak sehat, Faktor lingkungan bisa memicu aksi pelecehan dan kekerasan seksual. Kondisi ini ditandai dengan pergaulan bebas seperti penyalahgunaan narkoba, sering mabuk, dan seks di luar nikah. Bahkan, pelaku juga memiliki anggapan yang buruk terkait korban sebagai objektivitas seksual. Salah satunya adalah pria dianggap jantan apabila sudah berhubungan intim dengan banyak wanita.

Apa yang harus dilakukan jika mengalami pelecehan seksual? Kami merangkum beberapa cara yang harus dilakukan ketika mendapatkan pelecehan seksual

  • Menghubungi pihak berwajib untuk menangani kasus pelecehan seksual
  • Meminta bantuan kepada orang lain, seperti saudara, orang tua, dan teman dekat
  • Mengatakan "tidak" secara tegas dan berani kepada pelaku pelecehan seksual
  • Dokumentasikan atau simpan bukti terkait penyimpangan seksual yang Anda alami
  • Tidak menyalahkan diri sendiri.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun