Ignatius mengingatkan untuk berhati-hati dalam memilih jurnal, apalagi jika Scopus bukan indexing dari penerbit ternama, melainkan broadcast call for paper. Kemudian, jurnal yang menjanjikan proses review yang sangat cepat dan berbayar, memiliki konten jurnal yang tidak konsisten (mudah dihentikan/dibatalkan).
Kemudian baru terindeks scopus dan kemudian dengan cepat menambah masalah yang tidak normal atau memiliki banyak masalah khusus (mudah dihentikan/dibatalkan).
Ignatius berkata: "Jika Anda memilih jurnal yang homogen untuk berbagai disiplin ilmu, berhati-hatilah dengan jurnal yang merupakan gado-gado disiplin ilmu."
Nah, cukup sekian pembahasan dari tim kami tentang cara menembus jurnal scopus.
Bagaimana? Cukup mudah bukan?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H