Ini hanya sekedar tulisan ngawur saja soal pengamatan saya terhadap orang yang mudah sakit dan mereka yang sehat dan panjang usianya. Tulisan ini muncul gara-gara mendengar seorang partner bekerja saya di pemerintahan yang baru terserang stroke. Masih stroke ringan sih.
Kebetulan saja saya sudah bekerja bersama beliau sejak lebih 6 tahun lalu walaupun beda organisasi namun sama-sama di program yang sama. Gak penting disebutkan program apa namun terkait dengan pemberdayaan masyarakat.
Yang menarik untuk saya amati adalah rekan saya ini tipe orang yang serius dan segalanya mudah dimasukan hati. Walaupun nampak pendiam, tapi saya tahu bahwa dia ini sedang memendam sesuatu yang dalam jika ada masalah. Paling sering nampak adalah ketika kami sering melakukan diskusi dan rapat bersama, rekan saya ini paling jarang mengungkapkan pendapat lebih dulu namun lebih sering menunggu, itupun kalau diminta pendapatnya. Pasiflah!
Saya tahu rekan saya ini cukup sabar, malah nampak kalem. Saya cocok sih bekerja sama dia dan senang diskusi. Namun entah kenapa dia kurang "kencang" dan "keras" ketika di dalam ruang diskusi bersama ada atasan atau partner yang dianggap punya kuasa. Orang yang sering membuat dia tidak berkutik.
Oke, saya gak mau cerita banyak soal dia namun pembaca mungkin sudah sedikit mencerna apa yang kira-kira akan saya tulis selanjutnya, yaitu mengenai hubungan antara orang yang suka memendam perasaan dalam dengan keseringannya terkena sakit. Apakah boleh dikatakan bahwa orang yang mudah stress lebih mudah terserang penyakit? Nampaknya iya ya? Silakan saja mencari referensi bacaan soal ini.
Pengamatan saya selanjutnya adalah terhadap rekan saya lainnya yang nampak santai bin "mblebes" alias cuek (Java-RED) dan gak peduli. Tiap ditegur keras (dimarahi) sering kali cuma senyum-senyum saja. Suka mengalihkan materi diskusi ke hal lain ketika dia terjebak tidak bisa menjawab pertanyaan yang diajukan. Seoalah menghadapi hidup ini dengan enteng tanpa beban. Malah ada "kelakuan" bandelnya yang membuat seolah hidup ini musti dinikmati tanpa kenal dosa. Eh, saya gak mau bahas soal dosa kaitannya dengan agama ya.
Nah, pengamatan saya terhadap kedua rekan ini saya coba hubungan dengan sifat dan kelakukan saya sendiri. Ketika tadi saya dengar rekan saya yang saya ceritakan diawal tadi kena stroke, saya langsung sedih pastinya. Namun dalam bedak saya langsung berpikir, wah jangan-jangan karena stress kali dia, plus capek karena akhir-akhir ini rekan saya itu banyak kegiatan. Rekan samping saya duduk yang juga kenal langsung nyeletuk, "wah... dia pasti stress kali". Di bbm group kami langsung ramai bahas rekan itu. Salah satu yang menarik adalah komentar begini: "oh si S itu capek lahir batin". Nah kan....
Kesimpulan dari tulisan saya diatas yang juga ngawur adalah:
1) jangan mudah stress karena stress bikin cepat sakit,
2) jangan suka memendam perasaan, buang aja perasaan itu saat diskusi (misalnya),