Mohon tunggu...
Trimo Pamudji Al Djono
Trimo Pamudji Al Djono Mohon Tunggu... -

Kerja di Jakarta dan tinggal di perbatasan Bekasi & Bogor. Bekerja di bidang air bersih dan sanitasi, peduli terhadap isu lingkungan.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Siapa Kita Ini? (Ngakunya Manusia yang Baik)

12 Desember 2014   23:12 Diperbarui: 17 Juni 2015   15:25 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika saya dipanggil oleh atasan di kantor, secara sigap saya langsung menghadap beliau dengan sikap penuh hormat dan mencoba santun. Sikap menghargai dan hormat harus ditunjukan ke atasan agar atasan saya menganggap saya orang baik, penurut dan penuh tanggung jawab.

Masa lalu, saya pernah memarahi anak buah karena datang terlambat yang menyebabkan sebuah rapat pengadaan barang dan jasa di perusahaan real estate batal dilaksanakan. Saya jengkel. Saya memanggil dia dan memarahinya dihadapakan anak buah saya lainnya.  Saya memang tidak maki-maki dia. Namun saya yakin bahwa dia cukup tersinggung  dengan perkatan-perkatan keras (baca: buruk) saya.

Kedua kejadian tersebut membuat saya berpikir, siapa sebenarnya saya ini? Apakah saya ini orang yang santun atau yang suka marah-marah? Apakah sikap saya ini bakal sama jika yang terlambat datang itu adalah atasan saya? Atau malah saya sendiri yang terlambat?

Siapa sejatinya saya ini? Apakah sikap saya dipengaruhi oleh orang lain? Jika YA, siapa yang dapat mempengaruhi sikap kita untuk berbuat baik atau buruk tersebut? Bukankah kita sendiri yang dapat mengontrolnya?

Saya yakin semua pembaca tulisan ini sepakat bahwa memaki-maki orang dengan perkataan buruk itu adalah sikap yang tidak baik. Gak cuma soal itu, terkait hubungan sosial yang membuat orang lain tersinggung dan merasa dirugikan termasuk kelompok yang sama.

Nah… kalau sudah sepakat, mari menanyakan ke diri kita sesungguhnya ada di kelompok mana. Tentunya kita akan berdiri dan mengaku berada pada kelompok yang mempunyai sikap baik.

Pertanyaannya, kepada siapa kita akan bersikap baik? Jawaban mudahnya adalah kepada semua orang. Semua orang tanpa melihat kedudukan dan status socialnya. Kepada atasan kita, kepada anak buah kita, kepada tukang ojeg, kepada istri dan anak kita, kepada semua manusia di bumi ini. Saya pikir itulah sejatinya manusia.

Saya berharap bahwa dengan saya menyadari siapa diri saya sebenarnya, maka saya bisa melakukan penghormatan kepada setiap manusia ciptaanNYA, seutuhnya.

Dan ketika manusia itu sudah tinggal jasadnya, kepada siapa penghormatan itu diberikan? Jasad (fisik) atau rohnya?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun