Novel klasik Indonesia, "Tenggelamnya Kapal van der Wijck" karya Buya Hamka, kembali mendapat sorotan dari kritikus sastra kontemporer. Kali ini, review mendalam dilakukan oleh Irfan Nurdiansyah dan Aldi Tia Prayoga melalui platform video reels di Instagram mereka. Kedua pengulas ini mengajak kita meninjau ulang keindahan dan kompleksitas yang terdapat dalam kisah cinta tragis yang timeless ini.
Dalam review mereka, Irfan Nurdiansyah dan Aldi Tia Prayoga menyoroti berbagai aspek yang membuat novel ini tetap relevan dan menggugah perasaan pembaca dari generasi ke generasi. Mereka tidak hanya mengevaluasi plot dan karakter, tetapi juga menjelajahi latar belakang sejarah yang memengaruhi pengembangan cerita.
Salah satu poin penting yang dibahas adalah karakteristik tokoh utama, Zainuddin, yang digambarkan sebagai sosok yang kompleks dengan kehidupan yang penuh liku. Irfan Nurdiansyah menyoroti bagaimana Hamka mampu menangkap psikologi manusia dengan sangat mendalam, menghadirkan tokoh-tokoh yang bisa kita temui dalam kehidupan sehari-hari meskipun cerita ini terjadi pada awal abad ke-20.
Sementara itu, Aldi Tia Prayoga fokus pada kekuatan narasi Buya Hamka yang menggugah emosi pembaca. Ia menunjukkan bagaimana penggunaan bahasa yang sederhana namun puitis mampu menggambarkan keindahan alam Minangkabau dan konflik batin para tokohnya. Pengulasan mereka secara bersamaan menghasilkan gambaran yang komprehensif tentang bagaimana novel ini tetap relevan dan berharga hingga hari ini.
Tidak hanya itu, dalam video reels mereka, Irfan Nurdiansyah dan Aldi Tia Prayoga juga membahas pesan moral yang terkandung dalam cerita ini, yang mengajarkan tentang cinta, keadilan, dan pengorbanan. Mereka memperlihatkan bahwa meskipun ditulis puluhan tahun yang lalu, "Tenggelamnya Kapal van der Wijck" masih memiliki daya tarik yang kuat bagi pembaca masa kini.
Melalui pendekatan yang santai namun mendalam, review dari Irfan Nurdiansyah dan Aldi Tia Prayoga di Instagram memberikan wawasan baru bagi para penggemar sastra Indonesia. Mereka tidak hanya mengajak kita untuk menghargai keindahan kata-kata Buya Hamka, tetapi juga untuk merenungkan nilai-nilai yang diusungnya, yang tetap relevan dalam dinamika kehidupan modern.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa novel ini tidak hanya sebuah karya sastra, tetapi juga sebuah cerminan yang menginspirasi dan mengajarkan, sebagaimana yang dipaparkan oleh Irfan Nurdiansyah dan Aldi Tia Prayoga dalam ulasan mereka yang mendalam dan puitis.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H