Mohon tunggu...
aldi surizkika
aldi surizkika Mohon Tunggu... Penulis - mahasiwa

tukang ngopi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Bentuk Kesombongan dalam Berbicara

17 Januari 2024   20:50 Diperbarui: 17 Januari 2024   21:05 155
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

: (Al-Mutafaihiq): Kata ini berasal dari Al-Fahq, yang berarti kepenuhan, dan mengacu pada seseorang yang sangat bertele-tele, memenuhi mulutnya dengan kata-kata dan menyampaikan rasa superioritas atas orang lain. 

Tirmidzi meriwayatkan dari Abdullah bin Al-Mubarak -raiyallhu 'anhu- dalam menafsirkan adab yang baik, beliau berkata "Akhlak yang baik adalah kehalusan wajah, melakukan kebaikan, dan meninggalkan keburukan.

Syarah Hadis

Kata "di antara" menunjukkan bagian dari keseluruhan, yaitu "sebagian dari". "Yang paling aku cintai dan paling dekat (secara fisik) dengan-Ku pada Hari Kiamat adalah kalian yang memiliki akhlak terbaik" dengan Sang Pencipta dan dengan makhluk. "Yang paling aku benci dan paling jauh dariku (secara fisik) pada hari kiamat adalah" orang yang mengobrol dengan penuh emosi, orang yang berbicara dengan sombong kepada orang lain dengan kata-kata yang panjang dan terdengar formal, dan orang yang berbicara dengan sombong, memberikan kesan bahwa ia lebih unggul dari orang lain.

Ibnu Utsaimin berkata dalam Syarah Riyadu Al-Salihin

Akhlak yang baik yang dijelaskan dalam buku ini didukung oleh banyak hadits. Menurut penulis, orang yang memiliki akhlak terbaik adalah orang yang paling dekat dengan Rasulullah. Penulis juga menekankan bahwa semakin baik akhlak Anda, maka semakin dekat pula Anda dengan Allah dan Rasul-Nya. Sebaliknya, orang yang suka menggunjing, menggunjing, dan mengeluh dianggap sebagai orang yang paling jauh dari Rasulullah.

Bergosip dan membicarakan orang lain adalah bentuk kesombongan. Ketika orang seperti itu duduk di sebuah majelis, mereka berbicara tentang orang lain seolah-olah tidak ada orang lain di majelis itu kecuali mereka. Mereka berbicara terus-menerus, tidak mengizinkan orang lain untuk berbicara, yang tidak diragukan lagi merupakan bentuk kesombongan.

Namun, jika orang-orang di majelis mendelegasikannya dan meminta nasihat atau dakwahnya, maka tidak mengapa ia berbicara. Itu adalah pembicaraan biasa karena dia memiliki majelis dan tidak mengizinkan orang lain untuk berbicara. Sebagian orang ingin berbicara, tetapi takut mengganggu pemilik majelis, maka ia menahan diri untuk tidak berbicara.

Penting untuk dicatat bahwa pengoceh adalah orang yang berbicara dengan kasar, sering kali dengan cara yang sombong dan lancang. Ketika berbicara di depan umum, penting untuk berkomunikasi dalam bahasa yang mudah dimengerti. Hal ini terutama berlaku ketika berbicara kepada audiens yang tidak memahami bahasa yang digunakan. Penting untuk menghindari penggunaan bahasa yang rumit atau kata-kata yang tidak dikenal yang dapat membingungkan atau menyesatkan audiens.

Dalam hal mereka yang memperkenalkan ide-ide baru, Nabi memperingatkan agar tidak sombong. Beliau mencatat bahwa mereka yang sombong dan membanggakan diri sering kali tidak memiliki kerendahan hati yang diperlukan untuk menjadi anggota masyarakat yang dihormati dan dihargai. Sebaliknya, mereka yang diberkati dengan pengetahuan, kekayaan, dan kehormatan harus rendah hati dan bersyukur atas karunia-karunia ini.

Penting untuk diingat bahwa kerendahan hati adalah kebajikan yang harus dikejar oleh semua orang, terlepas dari posisi mereka dalam kehidupan. Mereka yang diberkati dengan kekayaan, pengetahuan, dan kehormatan harus menunjukkan rasa terima kasih mereka atas karunia-karunia ini dengan tetap rendah hati dan menghormati orang lain. Dengan demikian, mereka memberikan contoh bagi orang lain untuk diikuti dan menginspirasi orang lain untuk melakukan hal yang sama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun