Lapangan Banyu Urip telah menghasilkan lifting pertamanya sebesar 550.000 barel minyak mentah. Proses tersebut didapat dari kapal FSO (Floating Storage and Offloading) Gagak Rimang, di Surabaya, Minggu (12/4). Kapal milik PT Pertamina EP Cepu (PEPC) ini merupakan tempat penampungan minyak mentah yang diproduksi dari Lapangan Banyu Urip di Blok Cepu. Kepala Satuan Kerja Khusus Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), Amien Sunaryadi mengatakan, lifting pertama ini merupakan capaian penting dalam Proyek Lapangan Banyu Urip yang mengintegrasikan semua komponen produksi yang telah selesai dibangun sebelumnya.
"Pembangunan komponen jalur pipa darat sepanjang 72 km, jalur pipa laut sepanjang 23 km, dan juga menara tambat serta FSO yang terletak di Laut Jawa. Hingga menghasilkan volume lifting pertama sebanyak 550.000 barel minyak mentah,” kata Amien, dalam keterangan tertulisnya, Minggu (12/4).
Diketahui, FSO Gagak Rimang mengirimkan minyak mentah ke Kilang–kilang Pertamina RU IV di Cilacap dan RU VI di Balongan dengan menggunakan Kapal Tanker milik PT Pertamina (Persero) yaitu MT. GUNUNG GEULIS. Amien mengatakan pengaturan lifting ini dilaksanakan sesuai dengan kesepakatan yang ditetapkan di Kontrak Kerja Sama (KKS) Blok Cepu – mengenai pembagian penjualan antara Pemerintah Indonesia dan para Kontraktor KKS Blok Cepu. Ditempat yang sama, Direktur Utama Pertamina EP Cepu, Amril Thaib Mandailing mengaku bangga Pertamina EP Cepu menjadi lifter pertama bersama-sama dengan Pemerintah dan BUMD. Hal ini juga membuktikan kerja sama yang baik, koordinatif serta inovatif dengan ExxonMobil Cepu Limited. “Pelaksanaan lifting pertama ini berjalan sesuai dengan standar operasional yang tinggi serta mengedepankan aspek kesehatan, keselamatan dan lindung lingkungan,” ujar Amril. Diketahui saat prosesi lifting pertama dari FSO Gagak Rimang, turut hadir Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Sudirman Said, Kepala SKK Migas, Amien Sunaryadi, Direktur Utama PT. Pertamina, Dwi Sutjipto, dan Wakil Ketua Komisi VII DPR, Satya W. Yudha. Disamping itu, hadir pula Direktur Utama Pertamina EP Cepu, Amril Thaib Mandailing, Presiden ExxonMobil Cepu Limited, Job Gibbs, dan Ketua Badan Kerja Sama PI Blok Cepu, Hevearita Rahayu. Sebagai informasi, Kontrak Kerja Sama Blok Cepu ditandatangani pada tanggal 17 September 2005 antara Pemerintah dengan Kontraktor KKS yang terdiri dari Pertamina EP Cepu, ExxonMobil Cepu Limited (EMCL) dan Ampolex Pte Ltd, keduanya merupakan anak perusahaan ExxonMobil Corporation, serta BUMD setempat. Pertamina EP Cepu memegang saham partisipasi sebesar 45%, EMCL dan Ampolex 45% dan BUMD 10%. EMCL ditunjuk oleh para pihak sebagai Operator Blok Cepu. Pengembangan Lapangan Banyu Urip, telah disetujui oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) pada 15 Juli 2006 lalu. Dan diperkirakan cadangan minyak pada lapangan tersebut sebesar 450 MMBO. Sumber indopetronews
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H