kotoran sapi menjadi Pupuk Organik Cair (POC) di Desa Blumbang. Sebaga usaha dalam peningkatan sektor pertanian, pembuatan pupuk secara mandiri dapat menjadi alternatif yang sangat berguna bagi masyarakat di pedesaan. Hal ini juga disambut dengan baik oleh warga desa Blumbang terutama bagi para anggota kelompok tani.
Blumbang (11/02), Â mahasiswa KKN Undip berhasil menjadi pelopor pemanfaatanLimbah ternak seperti kotoran hewan menjadi salah satu masalah yang sering dikeluhkan oleh para peternak setiap harinya. Hal ini juga terjadi pada sekelompok masyarakat desa Blumbang yang memiliki peternakan sapi; diluar dari pekerjaan mereka sebagai petani; sebagai salah satu kegiatan sampingan mereka. Selain memiliki risiko pencemaran lingkungan, kotoran hewan yang dibiarkan tanpa pengolahan yang baik juga rawan menjadi sumber penyebaran penyakit bagi hewan itu sendiri maupun masyarakat sekitar.Â
Berbekal program Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang bergerak langsung ditengah-tengah masyarakat pedesaan, Aldi Pandiangan, seorang mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Diponegoro yang menjalani KKN di Desa Blumbang Kabupaten Boyolali periode 03 Januari -- 16 Februari 2023 berusaha mengatasi permasalahan pengolahan limbah ternak tersebut. Dari hasil penelusuran yang telah dilakukan Aldi ke para pemilik ternak sapi dan juga para kelompok  tani di desa Blumbang, Ia menemukan bahwa selama ini mayoritas masyarakat Desa Blumbang yang memiliki ternak sapi, tidak mengolah kotoran sapi yang ada menjadi produk pupuk seperti yang banyak dilakukan peternak pada umumnya. Metode pembakaran kotoran sapi bersamaan dengan dedaunan sebagai sarana pengusir nyamuk konvensional masih menjadi cara yang lumrah dilakukan peternak di Desa Blumbang. Dari keterangan warga Desa Blumbang yang memiliki kandang sapi, alasan kenapa tidak diolah menjadi produk pupuk konvensional dan sebagainya adalah karena waktu yang diperlukan dalam pembuatannya yang cukup lama dan tempat yang diperlukan cukup besar
" Kesuwen mas nek dadi pupuk, mengko dadine iso tekan sewulan luwih, mending dibakar wae (Terlalu lama mas kalau jadi pupuk, bisa sebulan lebih, baik dibakar saja)" ucap pak Sumadi, ketua RT 09 yang juga memiliki ternak sapi di Desa Blumbang.
Dari permasalahan tersebut, Aldi berinisiatif untuk mempercepat proses pembusukan dalam pembuatan pupuk dengan menambahkan bioaktivator EM4. Dengan penambahan larutan EM4 dalam bahan pembuatan pupuk organik cair dari kotoran sapi bisa mepercepat proses pembusukan hingga hanya memerlukan waktu 7-14 hari saja. Dari 1 karung kotoran sapi dan 50 ml EM4 dapat menghasilkan POC sekitar 5-10 liter. Untuk alat dan  bahan lainnya juga sangat mudah didapat seperti gula merah, dedak, dedaunan hijau, tong plastik, selang dan botol air mineral. Dari ide yang dimilikinya, Aldi memulai untuk mengumpulkan bahan dan melakukan proses fermentasi kotoran sapi selama 12 hari.
Setelah proses fermentasi selesai, dilakukan penyuluhan kepada Kelompok Tani Makmur Desa Blumbang (19/01) mengenai cara pembuatan POC dari bahan kotoran sapi dengan penambahan EM4. Tujuan penyuluhan kepada kelompok tani adalah agar kelompok tani di Desa Blumbang dapat membuat pupuk secara mandiri sebagai tambahan nutrisi bagi lahan pertanian diluar dari penggunaan pupuk kimia, ditambah mayoritas anggota Kelompok Tani Makmur Desa Blumbang juga memiliki ternak sapi sehingga dapat mengatasi permasalahan limbah kotoran sapi yang tidak terolah dengan bagus selama ini.
Penulis : Aldi Asian Pandiangan (Mahasiswa S1 Teknik Kimia)
KKN Tim I Universitas Diponegoro 2022/2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H