Suatu ketika, saya mendapatkan sms dari seseorang dengan nomer yang tidak dikenal, yaitu berupa undangan acara Dialog bersama Ir. Heppy Trenggono M. Kom. selaku Presdir IIBF (Indonesian Islamic Business Forum), yang bertemakan "Membangun Nasionalisme Melalui Entrepreneurship". Karena penasaran, saya berusaha mencari informasi lengkap acara tersebut melalui browsing internet. Dengan hasil yang nihil, saya memutuskan untuk melakukan konfirmasi menghadiri acara tersebut.
Sebelumnya, nama Pak Heppy sudah tidak asing lagi bagi saya, karena beberapa waktu lalu nama beliu menjadi topik pembicaraan pada mailing list di sebuah komunitas pewirausaha. Ketika itu, beliau akan menjadi pembicara sebuah seminar yang diadakan di Surabaya.
Dengan berbekal sedikit profil Pak Heppy, saya menghadiri acara tersebut yang bertempat di Gedung Widyaloka Lt III UB (Universitas Brawijaya) Malang pada hari Minggu 18/3/2012. Dengan rasa penasaran lagi, sebelum acara dimulai, saya banyak bertanya-tanya ke seseorang yang duduk di sebelah saya. Ternyata panitia penyelenggara acara tersebut adalah Mahasiswa Fakultas Teknologi Pertanian UB yang bekerja sama dengan IIBF regional Malang, sedangkan orang yang mengundang saya kemungkinan adalah mas Slamet, seseorang yang baru saya kenal di sebuah komunitas Start Up Lokal Malang (Stasion). Beliau merupakan Ketua IIBF regional Malang yang kebetulan ketika acara tersebut bertugas menjadi MC.
Banyak hal yang menjadi oleh-oleh atau bekal pengetahuan yang saya dapatkan dari acara tersebut, pertama mengenai profil sekaligus kisah suka duka seorang pengusaha sekaliber nasional. Pak Heppy merupakan Owner sekaligus CEO United Balimuda Group sebuah kelompok usaha multinasional yang bergerak di bidang perkebunan sawit dan industri makanan. Dalam membangun bisnis, Pak Heppy pernah jatuh hingga terlilit hutang sebesar Rp 62 Milyar dan bangkit dalam kurun waktu 3 tahun kini skala bisnisnya sudah mencapai 4 Trilyun. Dan saat ini Pak Heppy menjalankan semua bisnisnya tanpa menggunakan hutang.
Pada sesi tanya jawab, ada beberapa pertanyaan yang dilayangkan oleh peserta kegiatan tersebut, antara lain:
- Seseorang mahasiswa yang memiliki usaha penjualan susu kambing etawa, menanyakan mengenai target market produk tersebut.
Dengan sedikit balik bertanya ke mahasiswa tersebut, Pak Heppy mengetahui kekeliruhan dalam menyasar target market sebuah produk susu kambing etawa, membidik mahasiswa untuk menjadi konsumen produk tersebut sangatlah kurang tepat, selain kesan seekor kambing yang memiliki bau khas yang menggelikan, mahasiswa juga kurang tertarik dengan sesuatu yang berkaitan dengan kesehatan yang ditawarkan dari khasiat produk tersebut. Maka target market yang disarankan Pak Heppy adalah para orang tua, yang rentan dengan masalah kesehatan.
- Pertanyaan dari seorang perempuan yang memiliki usaha bimbingan belajar (bimbel), menanyakan: siapakah yang dibidik sebagai prospek untuk menggaet peserta didik. Apakah dia harus mempromosikan jasanya ke pelajar-pelajar yang nota bene adalah user atau orang tua pelajar tersebut, karena yang mungkin membiayai dan turut mengambil keputusan.
Dengan memulai menjawab, pak Heppy menceritakan sesuatu, dia memiliki teman yang memelihara kucing, untuk sebuah makanan kucing, apakah kucing tersebut bisa menentukan pilihannya sekaligus melakukan transaksi pembelian ? Tentu saja hal ini mustahil, jadi kita harus bisa membedakan antara user atau konsumen, dengan decision maker of buying atau pengambil keputusan pembelian.Untuk kasus prospek bimbel selayaknya harus mengetahui, siapa yang lebih dominan dalam mengambil keputusan untuk memilih bimbel, apakah pelajar atau orang tuanya.
- Pada acara tersebut, IIBF juga mengkampanyekan Gerakan Nasional Beli Indonesia. Seseorang menanyakan, bagaimana kekuatan gerakan ini bisa mempengaruhi kebijakan pemerintah sehingga benar-benar membawa dampak positif bagi kemajuan perekonomian Indonesia ?
Pak Heppy melanjutkan dengan memberikan beberapa tampilan fakta, bahwa Bangsa Indonesia banyak terjajah dengan serbuan produk-produk asing. Sebenarnya Bangsa ini tidak kekurangan orang yang pandai-pandai dari berbagai bidang, seperti Prof BJ Habibie yang ahli membuat Pesawat Terbang. Banyak sekali produk yang bisa diproduksi dalam negeri sendiri, toh Negeri kita juga dikarunai kekayaan alam yang melimpah ruah. Kekurangan kita adalah sumber daya manusia, bagaimana memiliki manusia Indonesia yang berkarakter tawakal, pekerja keras, cerdas, dan bisa saling bekerja sama dengan saudara sendiri.
Pada acara tersebut, Pak Heppy juga memberikan pemaparan mengenai penyebab kegagalan dalam bebisnis, yaitu antara lain:
- Tidak mengetahui business language, Seperti halnya dalam pertandingan sepak bola yang terdapat istilah goal,penalty,offside, dan lain-lain. Dalam bisnis juga terdapat istilah-istilah yang harus dipahami oleh seorang pebisnis seperti target market, opportunity cost, variable cost,fixed cost, dan lain-lain.
- Tidak mempunyai business skill. Banyak sekali keterampilan yang bisa dipelajari untuk menunjang keberhasilan dalam berbisnis, seperti selling skill, negotiation skill, marketing skill, administration skill, dan lain-lain.
- Terjebak gaya hidup mewah, Mengatur uang memang gampang-gampang susah. Seorang pebisnis biasanya sering memegang uang dalam jumlah besar. Seandainya tidak mampu mengendalikan diri, ia akan terjebak pada gaya hidup mewah yang seolah-olah menjadi kebutuhannya. Uang untuk usaha digunakan seolah uang pribadi, lama-kelamaan usahanya berhenti juga.
Untuk merintis usaha juga tidak perlu muluk-muluk, kalimat simple yang ia lontarkan yaitu :
"Sell it before you build it".
Arti pentingnya sebuah aktifitas penjualan sebelum membangun sistem bisnis yang berbiaya mahal.
Tips rahasia kebangkitan bisnis Pak Heppy juga tidak lupa disampaikan, beliau menuturkan 7 poin penting yang turut menjadikan beliau seperti sekarang ini:
1. 20% saja difokuskan pada masalah, sedangkan 80% berfokus pada peluang dan usaha.
2. Hutang adalah sesuatu yang harus dilunasi atau dibayar.
3. Segera bayarkan ketika bisa.
4. Menentukan limit dan cut off bad debt !
5. Pemisahan: Good Vs Bad, Old Vs New, Corp Vs Private
6. Memiliki sikap kesungguhan, yang terwujud dalam tindakan maupun ucapan.
7. Sebanyak-banyaknya membuat kebaikan.
Pak Heppy turut membangun manusia Indonesia melalui kemandirian perekonomian bangsa. Gerakan Beli Indonesia, berupaya menyadarkan kembali masyarakat Indonesia untuk gemar mengkonsumsi produk dalam negeri. Akhirnya acara tersebut ditutup dengan sebuah deklarasi yang dikumandangkan langsung oleh Pak Heppy "Beli Indonesia", serentak sekitar puluhan mahasiswa beserta pengusaha dalam acara tersebut menyeru, "Bela Indonesia".
Artikel ini juga di Publikasikan pada aLdin Story
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H