Pagi ini Metromini yang aku tumpangi begitu penuh. Tapi aku bersyukur aku dapet duduk. Penuh, panas, belum lagi suaru metrimini ini yang begitu sakit ditelinga.Mungkin karena sudah tua atau memang mesinnya yang sudah rusak.
Sementara, aku repot mencari uang Rp.2.000 untuk ongkos metromini ini belum juga ketemu. Aku buka kantong tasku tidak ada, di dompet hitam dimana dompet ini untuk menyimpan uang pecahan besar, tidak ada pula, akhirnya aku temukan uang kecil itu di dompet yg sekaligus untuk menaruh hp-qu. Dan aku bayar ke abang kernetnya.
Cuaca pagi ini panas, belum lagi kondisi jalanan yang macet setiap harinya.hufff...aku nikmatin perjalanan yang macet ini dengan mendengarkan lagu kesukaanku. Aku duduk di depan pintu belakang, dekat jendela. Itu tempat paling nyaman buat aku. Tanpa terasa, sampailah pada daerah tempat aku bekerja. Pada saat aku mau turun, ada seorang laki-laki juga mau turun, posisi dia lebih dekat dengan pintu, tapi anehnya justru dia lari kebelakangku yg jauh dari pintu itu. Aneh....tapi aku berasa tasku ada yg menariknya, aku tarik tasku ke posisi depan dadaku. Begitu turun, mana laki-laki itu ? Kenapa dia tidak turun ? begitu aku lihat tasku, resleting sudah sedikit terbuka. Aku cek, Alhamdulillah dompetku masih ada.
Menjelang siang, mulut ini seperti ketagiahan ingin mengunyah permen dengan rasa mint. Bukan minta tentunya, aku cari di tasku, tapi kenapa tidak ada, loh...kemana ? aku yakin benar, kalau itu aku simpan di tas. Ternyata, pagi tadi laki-laki di Metromini itu memang sudah mencopet isi tasku, hanya saja kali ini pencopet itu tidak beruntung, dia hanya mendapatkan dompet kecil yg berisi permen.....
Ternyata, dompet yg aku bawa macam-macam fungsi ada manfaatnya, mengecohkan pencopet.Yach....sial bener nasip pencopet itu....Insaf ya.....Cari yang pasti dan halal saja.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H